SAMI’NA WA ATO’NA (KAMI DENGAR, KAMI TAAT)
Oleh: Drs. H. M.
Yusron Hadi, M.M.

1. Ngaji Gus Baha' : Jadi “Bodoh” Atas Perintah
Allah Itu Ilmu Tertinggi
2. Manusia sering ingin terlihat pintar di hadapan
sesamanya.
3.
Bagi Gus
Baha, ajaran agama itu sifatnya ubudiyah.
4.
Pokoknya jika Allah memberi perintah, harus
sami’na wa ato’na.
5.
“Makanya, saya di mana-mana berkali- kali
berkata,”Kamu jangan menerka pikiran Allah, karena Allah itu butuh makhluk-Nya
taat, bukan benar,” tegas Gus Baha.
6.
Gus Baha juga menegaskan bahwa “bodoh” itu ilmu
tertinggi.
7.
“Karenanya, saya itu, jika ada santri “bodoh”
yg tak tahu alasan Allah memberi perintah, itu ilmu tertinggi di atas ilmu
fikih.
8.
Maqomnya sangat tinggi, karena tahu perintah
Allah tanpa tahu alasannya.
9.
Tapi jika agama diajarkan oleh orang bodoh ya
rusak, karena di mana-mana orang bodoh itu ya merusak, tapi sok pintar juga
merusak,” lanjut Gus Baha
10. “Akhirnya,
ulama itu kadang terlihat pintar kadang terlihat “bodoh”, sehingga tidak jelas
karena itu tadi,” katanya lagi.
11. Kamu kalau
sujud kepada Allah, sujud yang paling resmi itu berapa anggota tubuh yang
sujud?
12. Yaitu: 1 dahi,
2 tangan, 2 lutut, dan 2 kaki, berarti 7 anggota yang menempel ke lantai.
13. Mazhab
Syafi’i, semua sepakat dengan itu.
14. Tapi di bagian
Mazhab Syafi’i yang lain, ada yang berkeyakinan bahwa sujud sah asalkan wajahnya
menempel ke tanah, meskipun lututnya terangkat,”
kata Gus Baha
15. Gus Baha juga
mengisahkan Imam Malik dan muridnya, Imam Syafi’i.
16. Imam Malik
sebagai senior berkata pada Imam Syafi’I, “Kamu Syafi’i mempunyai pembantu,
terus kamu suruh membongkar sebuah batu besar yang di bawahnya ada emas. Jika pembantu
yang loyal, di bawah batu itu ada emas atau tidak, maka perintah itu akan
langsung dikerjakan tanpa protes banyak alasan.
17. Pokoknya
sami’na wa atho’na (Kami mendengar, dan kami taat)
18. Kemudian ada
lagi pembantu yang diperintah karena mengetahui keberadaan emas itu, ia mengikuti
perintah karena logis.
19. Yaitu membongkar
batu yang di bawahnya ada emas.
20. Suatu saat
pembantu yang ke-2 tersebut diberi tugas lain tanpa alasan, maka dia bisa melawan, “Mengapa ada tugas seperti
ini, kalau tidak urgen jangan dong."
21. Nah
menjengkelkan tidak, pembantu model pembantu seperti itu?"
22. Begitulah Gus
Baha mengajari kita untuk jadi “bodoh” dalam menjalani syariat Allah.
23. Belajar merasa
bodoh tentu tidak mudah, karena sejak kecil kita diajari untuk menjadi orang yang
sok pintar
(Sumber: Abu Umar via @bangkit.jogja)
0 comments:
Post a Comment