Thursday, October 17, 2019

3505. SAMI'NA WA ATO'NA (KAMI DENGAR, KAMI TAAT)


SAMI’NA WA ATO’NA (KAMI DENGAR, KAMI TAAT)
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

1.    Ngaji Gus Baha' : Jadi “Bodoh” Atas Perintah Allah Itu Ilmu Tertinggi
2.    Manusia sering ingin terlihat pintar di hadapan sesamanya.
3.    Bagi Gus Baha, ajaran agama itu sifatnya ubudiyah.
4.    Pokoknya jika Allah memberi perintah, harus sami’na wa ato’na.
5.    “Makanya, saya di mana-mana berkali- kali berkata,”Kamu jangan menerka pikiran Allah, karena Allah itu butuh makhluk-Nya taat, bukan benar,” tegas Gus Baha.
6.    Gus Baha juga menegaskan bahwa “bodoh” itu ilmu tertinggi.
7.    “Karenanya, saya itu, jika ada santri “bodoh” yg tak tahu alasan Allah memberi perintah, itu ilmu tertinggi di atas ilmu fikih.
8.    Maqomnya sangat tinggi, karena tahu perintah Allah tanpa tahu alasannya.
9.    Tapi jika agama diajarkan oleh orang bodoh ya rusak, karena di mana-mana orang bodoh itu ya merusak, tapi sok pintar juga merusak,” lanjut Gus Baha
10. “Akhirnya, ulama itu kadang terlihat pintar kadang terlihat “bodoh”, sehingga tidak jelas karena itu tadi,” katanya lagi.
11. Kamu kalau sujud kepada Allah, sujud yang paling resmi itu berapa anggota tubuh yang sujud?
12. Yaitu: 1 dahi, 2 tangan, 2 lutut, dan 2 kaki, berarti 7 anggota yang menempel ke lantai.
13. Mazhab Syafi’i, semua sepakat dengan itu.
14. Tapi di bagian Mazhab Syafi’i yang lain, ada yang berkeyakinan bahwa sujud sah asalkan wajahnya menempel ke tanah,  meskipun lututnya terangkat,” kata Gus Baha
15. Gus Baha juga mengisahkan Imam Malik dan muridnya, Imam Syafi’i.
16. Imam Malik sebagai senior berkata pada Imam Syafi’I, “Kamu Syafi’i mempunyai pembantu, terus kamu suruh membongkar sebuah batu besar yang di bawahnya ada emas. Jika pembantu yang loyal, di bawah batu itu ada emas atau tidak, maka perintah itu akan langsung dikerjakan tanpa protes banyak alasan.
17. Pokoknya sami’na wa atho’na (Kami mendengar, dan kami taat)
18. Kemudian ada lagi pembantu yang diperintah karena mengetahui keberadaan emas itu, ia mengikuti perintah karena logis.
19. Yaitu membongkar batu yang di bawahnya ada emas.
20. Suatu saat pembantu yang ke-2 tersebut diberi tugas lain tanpa alasan, maka  dia bisa melawan, “Mengapa ada tugas seperti ini, kalau tidak urgen jangan dong."
21. Nah menjengkelkan tidak, pembantu model pembantu seperti itu?"
22. Begitulah Gus Baha mengajari kita untuk jadi “bodoh” dalam menjalani syariat Allah.
23. Belajar merasa bodoh tentu tidak mudah, karena sejak kecil kita diajari untuk menjadi orang yang sok pintar
(Sumber: Abu Umar via @bangkit.jogja)

Related Posts:

0 comments:

Post a Comment