BERUSAHA
TERUS BERBUAT BAIK
Oleh: Drs. H. M.
Yusron Hadi, M.M.

1. Ketika
Nabi Muhammad mendapat perintah dari Allah untuk berdakwah secara terbuka,
beliau pun mendaki bukit Safa.
2. Rasulullah
menyeru dan mengumpulkan para pembesar suku Quraisy.
3. Setelah
menanyakan tentang kepercayaan mereka terhadap beliau.
4. Rasulullah
bersabda,”Aku memperingatkan kalian semua bahwa di akhirat ada siksa yang amat
pedih.”
5. Di
antara orang-orang Quraisy itu terdapat Abu Lahab (paman kandung Rasulullah).
6. Abu
Lahab langsung menyahuti ajakan Rasulullah dengan makian,"Celaka engkau
sepanjang hari! Apakah untuk ini engkau mengumpulkan kami?”
7. Tetapi
Rasulullah tidak membalas ejekan keras tersebut.
8. Beberapa
waktu setelah itu, Rasulullah juga dicaci-maki oleh Abu Jahal dengan ucapan yang
sangat menyakitkan.
9. Tetapi,
Rasulullah tetap diam saja.
10. Yang
bertindak adalah paman beliau, yaitu Hamzah bin Abdul Muthalib.
11. Pada
saat itu, Hamzah bin Abdul Muthalib belum masuk lslam.
12. Setelah
mendapatkan laporan tentang ejekan tersebut, Hamzah bin Abdul muthalib memukul
Abu Jahal dengan panah dibawanya sepulang dari berburu.
13. Kebaikan
Rasulullah sempurna, beliau mengajak manusia kepada keselamatan dan akhlak
mulia.
14. Yang
disampaikan Rasulullah bukan untuk kepentingan pribadi beliau, tetapi untuk
kebaikan manusia.
15. Ternyata,
Rasulullah tetap saja dianggap jelek oieh sebagian orang.
16. Padahal,
Nabi Muhammad sudah dikenal sebagai orang yang dapat dipercaya jauh sebelum
diangkat sebagai Rasulullah.
17. Jadi,
sebaik apa pun yang kita kerjakan, tidak semua orang akan menganggapnya baik.
18. Sehingga
dalam berbuat baik, kita jangan terpenjara oleh kelakuan dan perkataan orang
lain.
19. Al-Quran
surah Qaf (surah ke-50) ayat 18.
مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا
لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ
Tidak ada
suatu ucapan pun yang diucapkannya, melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas
yang selalu hadir.
20. Artinya,
semua yang diucapkan oleh manusia, akan kembali kepada dirinya sendiri.
21. Kita
jangan tertantang untuk membalas ucapan seseorang yang menyakitkan terhadap diri kita.
22. Jangan
membalas ucapan yang menyakitkan dengan ucapan yang menyakitkan juga.
23. Jangan
membalas orang yang matanya melotot memandang kita dengan mata melotot pula.
24. Ucapak
jelek dibalas dengan uacapan jelek, berarti memang sama-sama jeleknya.
25. Mata
melotot dibalas dengan mata melotot, berarti kita memang jenis yang sama, yaitu
sama buruknya.
26. Artinya
kita akan menjadi kembarannya, sehingga tidak ada bedanya antara diri kita
dengan mereka.
27. Dalam
hidup ini kita harus berusaha untuk terus berbuat baik.
28. Dalam
berbuat baik, jangan terikat oleh orang lain.
29. Biarlah
orang lain berbuat semaunya, karena dia akan memikul tanggung jawabnya sendiri.
30. Kita
hanya mau terikat oleh sesuatu yang disukai oleh Allah saja.
31. Jadi,
jika ada orang memanggil kita: “monyet”, maka tidak perlu membalasnya dengan ucapan:
“kamu kebun binatang”.
32. Jika
ada orang berkata,”Hei wong gendeng.”, maka tidak perlu membalasnya dengan ucapan,”Aku
dilokno wong gendeng, berarti wong gendeng ngelokno aku.”
33. (Hei
orang gila.)
34. (Aku
diejek orang gila, berarti orang gila mengejekku.)
35. Kita
hanya membalasnya dengan ucapan yang baik dan disukai oleh Allah.
36. Ketika
Rasulullah akan hijrah dari Mekah ke Madinah, beliau minta Ali bin Abi Thalib untuk
menempati tempat tidur beliau dan mengembalikan semua barang milik orang-orang musyrik
yang dititipkan kepada Rasulullah.
37. Hal itu
adalah peristiwa yang hebat luar biasa.
38. Meskipun
kaum musyrik Mekah tidak beriman kepada Rasulullah, tetapi mereka masih
menitipkan harta dan barangnya kepada Rasulullah.
39. Artinya
kaum musyrik tetap percaya dalam urusan harta dan kekayaan dunia yang dititipkan
kepada Rasulullah akan tetap aman.
40. Rasulullah
tidak dendam dan tidak marah kepada kaum musyrik, meskipun mereka tidak beriman
kepada beliau.
41. Rasulullah
masih menerima titipan harta dan barang dari kaum musyrik Mekah yang dititipkan
kepada beliau.
42. Kebaikan
Rasulullah sangat sempurna.
43. Beliau
yakin kepada janji Allah dan hanya terikat pada semua yang disukai oleh Allah.
44. Jika
kita yakin dan terikat dengan semua hal yang disukai oleh Allah, maka energi
untuk berbuat baik pun dengan sendirinya bertambah.
45. Sehingga
sikap selalu ingat kepada Allah akan menjadi obat yang sangat mujarab.
46. Al-Quran
surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 155.
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ
مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ
ۗ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ
Dan sungguh akan Kami berikan cobaan
kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan
buah-buahan. Dan berikan berita gembira kepada orang-orang yang sabar,
47. Al-Quran
surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 156.
الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ
وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ
(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa
musibah, mereka mengucapkan, "Innaa lillaahi wa innaa ilaihi
raaji`uun" (Sesungguhnya kami
adalah milik Allah dan akan kembali kepada Allah)
Daftar Pustaka
1. KH. Abdullah
Gymnastir.
2. Hatta, DR. Ahmad.
Tafsir Quran Per Kata, Dilengkapi dengan Asbabun Nuzul dan Terjemah. Penerbit
Pustaka Maghfirah, Jakarta 2011.
3. Al-Quran Digital,
Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2.
4. Tafsirq.com online.
(Sumber: KH Abdullah Gymnastiar)
0 comments:
Post a Comment