SERIBU
BIDADARI
Oleh: Drs. H. M.
Yusron Hadi, M.M.

1. Seribu
Bidadari
2. Dalam
pengajian Al-Hikam, Senin (8/8/2016), Pengasuh Pesantren Al-Muhibbin Bahrul
Ulum Tambakberas Jombang, KH Jamaluddin Ahmad bercerita bahwa kelak di surga
setiap pria dianugerahi 1.000 bidadari yang selalu suci (gadis perawan).
3. Hal ini
juga beliau ceritakan saat kilatan kitab Hikayat, Ramadan lalu.
4. Kiai
Jamal bercerita, dahulu, Kiai Abdul Wahab Hasbullah, pernah menerima pertanyaan
seperti itu dari para jemaah.
5. Di
masa senjanya, Mbah Wahab kehilangan penglihatan karena diabetes.
6. Meski
demikian beliau tetap mengajikan kitab.
7. Termasuk
jadwal mengaji usai salat Jumat di Masjid Induk.
8. Pengajian
ini diikuti masyarakat umum.
9. Menantunya
bertugas membacakan kitabnya.
10. Kemudian
Mbah Wahab menerangkannya.
11. Pada
suatu hari, peserta pengajian yang bernama Nawawi bertanya.
12. Nawawi
bertanya, “Mbah, apa benar orang yang masuk surga, nanti dijatah sewu widodari?”
13. (Apakah
benar, nanti di surga ada jatah 1.000 bidadari?”
14. Mbah Wahab menjawab, “Bener Wi.” (Benar, Wi)
15. Nawawi
bertanya, “Nopo, kuat Mbah?” (Apakah suaminya
kuat Mbah?)
16. Mbah
Wahab menjawab,”Kalau di dunia, bojo sewu, yo gak kober celonoan Wi.”
17. (Jika
di dunia, istri 1.000 orang, maka suaminya tidak sempat memakai celana, Wi)
18. Saat
itu listrik baru masuk ke wilayah Tambak Beras.
19. Mbah
Wahab menjawab,”Nanti di surga itu, seperti saklar ngene iki lho Wi.”
20. “Di pitek
siji, lampu kabeh nyala.”
21. Mbah
Wahab menjawab,”(Kelak di surga, dapat diibaratkan seperti skakel listrik
seperti ini, Wi”
22. (Jika
satu skakel yang ditekan, maka semua lampu menyala)
23. Nawawi
bertanya,”Mbah, nopo bener widodari niku perawan terus?” (Mbah, apakah benar,
bidadarinya perawan terus?”
24. Mbah
Wahab menjawab, “Bener.” (Benar)
25. “Besok
nango kali Brantas Wi. Gowo watu gede.” (Besuk kamu pergi ke sungai Brantas,
membawa sebuah batu besar)
26. “Cemplungno
watu nang Kali Brantas.” (Lemparkan batu tersebut ke dalam aliran sungai Brantas)
27. “Kiro2
kaline mbukak opo ora Wi?” (Sewaktu dilempar sebuah batu, apakah air sungainya
membuka, Wi)
28. Nawawi,
“Mbikak Mbah.” (Air sungainya membuka, Mbah, karena dimasuki sebuah batu).
29. Mbah
Wahab, “Enek bekase opo ora Wi?” (Apakah ada bekasnya setelah batu masuk ke air
sungai, Wi)
30. Nawawi,”Mboten,
Mbah.” (tidak ada bekasnya, Mbah, setelah batu masuk ke dalam sungai, karena airnya
menutup lagi)
31. Mbah
Wahab,”Nang suwargo, jange widodari iku yo koyok ngunu Wi.”
32. (Di surga
kelak, bidadari dapat diibaratkan seperti itu, Wi)
(Sumber: Rojiful
Mamduh, Lesbumi Jombang).
0 comments:
Post a Comment