OPINI
DAPAT MEMBUNUH
Oleh: Drs. H. M.
Yusron Hadi, M.M.

1. Opini
adalah pendapat, pikiran, dan pendirian.
2. Kisah
seekor kerbau yang mati, karena sebuah opini.
1) Setelah
pulang dari sawah, seekor kerbau rebahan di kandang dengan wajah lelah dan
nafas yang berat.
2) Kemudian
muncul seekor anjing.
3) Kerbau
berkata kepada anjing, “Wahai temanku, aku sungguh lelah, dan kalau boleh besok
aku ingin istirahat sehari saja.”
4) Anjing
pergi meninggalkan kerbau sendirian.
5) Di tengah
jalan anjing berjumpa dengan seekor kucing yang sedang duduk di sudut tembok.
6) Anjing
berkata kepada kucing,”Tadi aku bertemu dengan kerbau dan dia besok ingin
beristirahat dahulu. Aku kira memang pantas, karena juragannya memberinya pekerjaan
yang terlalu berat”.
7) Kucing
pergi meninggalkan anjing.
8) Kucing
lalu bercerita kepada kambing, “Kerbau komplain kepada juragannya, karena memberi
pekerjaan terlalu banyak dan berat, besok dia tidak mau bekerja lagi.”
9) Kambing
bertemu dan berkata kepada ayam,”Kerbau tidak senang bekerja dengan juragannya,
mungkin karena ada pekerjaan yang lebih baik lagi.”
10) Ayam
pun berjumpa dengan monyet dan dia bercerita pula, “Kerbau tidak akan bekerja
lagi untuk juragannya, karena dia ingin bekerja di tempat yang lain”.
11) Pada
saat makan malam seekor monyet bertemu juragan dan berkata,”Bos, si kerbau akhir-akhir
ini telah berubah sifatnya, dia tidak senang bekerja dengan juragan di sini, dan ingin meninggalkan bos untuk bekerja di tempat
yang lain.”
12) Mendengar
ucapan monyet sang juragan marah besar.
13) Tanpa
bertanya dan mengecek terkebih dahulu, juragan langsung menyembelih si kerbau
karena dinilai telah berkhianat kepadanya.
14) Ucapan
asli kerbau adalah,”Saya lelah dan besuk ingin istirahat sehari saja.”
15) Setelah
masuk melewati beberapa telinga dan keluar melalui beberapa mulut ucapan aslinya
telah berubah.
16) Akhirnya, ucapan yang sampai kepada telinga juragan adalah,”Bos, si
kerbau akhir-akhir ini telah berubah sifatnya, dia tidak senang bekerja dengan
juragan di sini, dan ingin meninggalkan
bos untuk bekerja di tempat yang lain.”
3. Sangat
baik jika suatu pembicaraan berhenti cukup sampai di telinga kita saja.
4. Tidak
perlu menyebarkan berita kepada yang lain.
5. Jangan
percaya begitu saja setiap berita yang sampai kepada kita.
6. Meskipun
berita itu keluar dari mulut orang terdekat kita.
7. Kita
perlu mengecek dan mengecek lagi kebenaran suatu berita sebelum bertindak dan
memutuskan sesuatu.
8. Kebiasaan
meneruskan berita atau perkataan dari orang lain, bahkan dengan menambah, mengurangi,
atau menggantinya dengan persepsi dan asumsi kita sendiri dapat berakibat
fatal.
9. Jika
kita ragu-ragu terhadap berita atau ucapan seseorang atau siapapun, sebaiknya kita bertanya langsung kepada yang
bersangkutan untuk mengecek kebenarannya.
10. Mari
menjadikan diri kita sebagai filter yang menyaring berita atau ucapan orang
lain, sehingga kita tidak mencelakakan orang lain karena mulut kita.
11. Al-Quran
surah Al-Hujurat (surah ke-49) ayat 6.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ
فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَىٰ مَا فَعَلْتُمْ
نَادِمِينَ
Hai orang-orang yang beriman, jika datang
kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksa dengan teliti, agar
kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui
keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.
Daftar Pustaka
1. Hatta, DR. Ahmad.
Tafsir Quran Per Kata, Dilengkapi dengan Asbabun Nuzul dan Terjemah. Penerbit
Pustaka Maghfirah, Jakarta 2011.
2. Al-Quran Digital,
Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2.
3. Tafsirq.com online.
0 comments:
Post a Comment