MENDENGAR
ATAU MENGUCAPKAN
Oleh:
Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

1. APAKAH
"MENDENGAR" DIHUKUMI SAMA DENGAN "MENGUCAPKAN" ?
2. Oleh :
Prof. Dr. Suteki, S.H., M.Hum.
3. Pada
intinya, Densi menyatakan bahwa "meskipun orang Kristen mendengar ribuan
kalimat ADZAN, toh mereka tetap Kristen.
4. Tetapi
mengapa ada yang Muslim hanya mendengar ucapan natal sekali dalam setahun lalu
membuatnya menjadi MURTAD"?
5. Mestinya
Densi ini bisa membedakan antara "MENDENGAR" dengan
"MENGUCAPKAN"!
6. Mana
ada hukum mendengarkan sesuatu perkara dihukumi sama dengan mengucapkan.
7. Saya
boleh jadi mendengarkan ucapan RIBUAN KATA "CERAI dari isteri", tapi
tidak juga membuat hubungan suami istri berubah.
8. Namun,
ketika saya mengatakan: "MULAI DETIK INI KAMU SAYA CERAIKAN".
9. Maka
atas kalimat yang SEKALI saja saya katakan itu berarti hubungan suami istri
yang sudah berlangsung puluhan tahun itu sejatinya TELAH BERAKHIR.
10. Itu
Islam.
11. Hanya
karena SATU dan SEKALI perkataan telah mampu membuat:
1) Yang
semula haram menjadi halal: AKAD NIKAH
2) Yang
semula halal menjadi haram: TALAK
3) Yang
semula kafir menjadi Islam: SYAHADAT
4) Yang
semula Islam menjadi murtad: INGKAR AKIDAH.
12. Islam
sangat menghargai makna kata-kata.
13. Apalagi
yg sudah terangkai dalam PERJANJIAN.
14. Sebuah
janji setia untuk TIDAK MENYEKUTUKAN TUHANNYA, yakni ALLOH sebagai satu-satunya
TUHAN yang patut disembah.
15. TOLERANSI.
16. Satu
kata ini sering menjadi MOMOK dalam RELASI.
17. Bagi
umat Islam, mengajari untuk bertoleransi mereka sama artinya seperti mengajari
ikan berenang dan burung terbang.
18. Muslim
sangat bertoleransi dan memang diajari untuk toleran.
19. Namun,
toleransinya tidak berarti partisipasi melainkan dengan cara MEMBIARKAN,
MENGHARGAI setiap perbedaan bahkan bila ada kesalahan di pihak lain atau agama
lain.
20. Tidak
mengganggu, tidak merusak, tidak menggunakan kekerasan dan pemaksaan ketika
orang lain MEMPERDENGARKAN PERBEDAAN mereka.
21. Namun,
tidak harus pula meyakini dan mengucapkan perbedaan itu sebagai sebuah
KEBENARAN melalui ucapan perkataan.
22. Itulah
"sakti"-nya sebuah ucapan bagi seorang muslim sejati.
23. Hanya
karena perkataan yang diucapkan, bisa mengubah status sebuah hubungan atau status seseorang.
24. Kata-kata
itu punya makna.
25. Bahkan
sebagai sebuah simbol, secara hermeunitik sebuah kata bisa mempunyai selaksa
makna.
26. Namun,
kita juga menemukan fakta bahwa Cinta, sering tidak selalu harus diucapkan
dengan untaian dan rangkaian buih kata-kata.
27. Bahasa
tubuh seringkali sudah cukup mengisyaratkan adanya cinta dalam sebuah relasi
antar mahluk Tuhan.
28. Jadi,
diamnya seseorang bukan berarti ia tidak memiliki cinta.
29. Ia
memilih diam karena khawatir bila perkataannya justru merusak keyakinan
cintanya.
30. Dan ia
tahu akan hal itu.
31. Catatan
akhir saya, doggy boleh jadi bukan gaya bercinta.
32. Doggy
hanya teknik menyalurkan hasrat seksual.
33. Sulit
untuk meyakini kualitas cinta bila hanya mengendus-endus tanpa mengijabahinya,
bahkan hanya sekedar menyalak tanpa arti.
34. So,
tidak mungkin beragama seperti doggy karena agama butuh pembuktian dengan
kesatuan antara kata dan perbuatan.
35. Dan ia
yakin bahwa yang diucapkan dan dilakukan adalah tidak akan merusak akidahnya.
36. Tabik...!!!
(Sumber: internet)
0 comments:
Post a Comment