ZAMAN KALABENDU, ZAMAN KELAM
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

1. Zaman
kalabendu adalah zaman penuh peristiwa menyedihkan atau menakutkan.
2. Zaman kalabendu
disebut juga zaman kelam.
3.
Oleh : Ki Hargo Carito
4. “Sitipati,
nareprabu utamestu, papatih nindhita, pranayaka tyas basuki, panekare
becik-becik cakrak cakrak.
5. Para
pemimpin mengatakan seolah-olah semua berjalan baik, padahal hanya sekedar
menutupi keadaan yang jelek.
6. Zaman
kalabendu secara harfiah artinya zaman penuh kesengsaraan.
7. Fitnah
menyebar dimana-mana, keluarga terpecah belah, kehidupan susah, kolusi, korupsi
dan nepotisme merajalela.
8. Para
pemimpin kehilangan wibawa dan bicara tidak dapat dipercaya.
9. Melihat
cirinya, banyak yang menilai saat ini kita masuk zaman kalabendu.
10. Zaman kalabendu adalah saat transisi dari zaman
keburukan menuju zaman baik.
11. Pindah
dari zaman kalabendu menuju zaman kalasuba.
12. Pindah
dari zaman kelam ke zaman adil makmur.
13. Konsep
ini mirip dengan ajaran Islam.
14. Al-Quran
surah Alam Nasyrah (surah ke-94) ayat 5 dan 6.
فَإِنَّ مَعَ
ٱلْعُسْرِ يُسْرًا
إِنَّ مَعَ ٱلْعُسْرِ يُسْرًا
إِنَّ مَعَ ٱلْعُسْرِ يُسْرًا
Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada
kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.
15. Zaman
Kalabendu pernah diprediksi oleh Prabu Jayabaya, dan pujangga besar Jawa Raden
Ngabehi Ranggawarsita.
16. Banyak
orang menyebut sebagai ramalan.
17. Sebenarnya
bukan ramalan belaka.
18. Itu peringatan
oleh orang waskitha.
19. Seorang
cerdik pandai, yang menetapkan standar moral berdasarkan ciri-ciri suatu zaman.
20. Mereka
orang pandai, bermoral, dan punya pandangan jauh ke depan, melebihi orang pada
masanya.
21. Kemampuannya
melihat sesuatu melampaui zamannya, banyak yang menyebut ramalan.
22. Prabu
Jayabaya menyebut 6 tanda zaman Kalabendu:
1) Kehidupan
masyarakat sangat sulit, semuanya serba mahal.
2) Banyak
bapak lupa anaknya, dan keluarga bercerai berai.
3) Banyak
orang berkhianat, termasuk kepada kawan sendiri.
4) Orang bicara
ngawur, terutama para pemimpin.
5) Orang
jahat berkuasa, dan rakyat kecil kian terpencil.
6) Para
pemimpin mengangkat kawannya dengan cara zalim.
23. Serat
Centini Ranggawarsita menyebut zaman Kalabendu, ”Wong agunge padha jail kurang
tutur, marma jeng pamasa, tanpa paramarteng dasih, dene datan ana wahyu kang
sanyata.“
1) Para
pemimpinnya jahil, jika bicaranya ngawur, tidak dapat dipercaya dan tidak ada
wahyu sejati.
24. Tanpa
kangen mring mitra sadulur, tanna warta nyata,akeh wong mlarat mawarni, daya
deye kalamun tyasenalangsa.
1) Tidak
ada rasa rindu kepada teman dan saudara, tidak pernah memberi kabar berita.
2) Jumlah
orang miskin semakin banyak, dan kehidupannya menderita.
25. Krep
paprangan, sujana kapontit nurut, durjana susila dadra andadi, akeh maling
malandang marang ing marga.
1) Banyak
perang melibatkan para penjahat, kejahatan dan pemerkosaan makin menjadi-jadi
dan banyak pencuri di jalan-jalan.
26. Bandhol
tulus, mendhosol rinamu puguh, krep grahana surya, kalawan grahana sasi, jawah
lindhu gelap cleret warsa.
1) Alam
rusak, banyak terjadi gerhana matahari dan bulan, hujan abu dan gempa bumi.
27. Prahara
gung, salah mangsa dresing surur, agung prang rusuhan, mungsuhe boya katawis,
tangeh lamun tentreming wardaya.
1) Terjadi
prahara besar dan salah musim, banyak terjadi kerusuhan, tidak ada rasa
tenteram dihati.
28. Dalajading
praja kawuryan wus suwung, lebur pangreh tata, karana tanpa palupi, pan wus
tilar silastuti titi tata.
1) Negara
kehilangan wibawa, semua tata tertib, keamanan, dan aturan telah ditinggalkan.
29. Pra
sujana, sarjana satemah kelu, klulun Kalathida, tidhem tandhaning dumadi, hardayengrat
dening karoban rubeda.
1) Para
penjahat dan pemimpin tidak sadar apa yang diperbuatnya dan selalu menimbulkan kesulitan.
30. Sitipati,
nareprabu utamestu, papatih nindhita, pranayaka tyas basuki, panekare
becik-becik cakrak cakrak.
1) Para
pemimpin mengatakan se-olah-olah semua berjalan baik padahal hanya sekedar
menutupi keadaan yang jelek.
(Sumber:
internet)
0 comments:
Post a Comment