Friday, April 10, 2020

4126. ZAMAN KALABENDU, ZAMAN KELAM


ZAMAN KALABENDU, ZAMAN KELAM
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

1.    Zaman kalabendu adalah zaman penuh peristiwa menyedihkan atau menakutkan.
2.    Zaman kalabendu disebut juga zaman kelam.
3.    Oleh : Ki Hargo Carito
4.    “Sitipati, nareprabu utamestu, papatih nindhita, pranayaka tyas basuki, panekare becik-becik cakrak cakrak.
5.    Para pemimpin mengatakan seolah-olah semua berjalan baik, padahal hanya sekedar menutupi keadaan yang jelek.
6.    Zaman kalabendu secara harfiah artinya zaman penuh kesengsaraan.
7.    Fitnah menyebar dimana-mana, keluarga terpecah belah, kehidupan susah, kolusi, korupsi dan nepotisme merajalela.
8.    Para pemimpin kehilangan wibawa dan bicara tidak dapat dipercaya.
9.    Melihat cirinya, banyak yang menilai saat ini kita masuk zaman kalabendu.
10.  Zaman kalabendu adalah saat transisi dari zaman keburukan menuju zaman baik.
11. Pindah dari zaman kalabendu menuju zaman kalasuba.
12. Pindah dari zaman kelam ke zaman adil makmur.
13. Konsep ini mirip dengan ajaran Islam.
14. Al-Quran surah Alam Nasyrah (surah ke-94) ayat 5 dan 6.
فَإِنَّ مَعَ ٱلْعُسْرِ يُسْرًا
إِنَّ مَعَ ٱلْعُسْرِ يُسْرًا


Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.


15. Zaman Kalabendu pernah diprediksi oleh Prabu Jayabaya, dan pujangga besar Jawa Raden Ngabehi Ranggawarsita.
16. Banyak orang menyebut sebagai ramalan.
17. Sebenarnya bukan ramalan belaka.
18. Itu peringatan oleh orang waskitha.
19. Seorang cerdik pandai, yang menetapkan standar moral berdasarkan ciri-ciri suatu zaman.
20. Mereka orang pandai, bermoral, dan punya pandangan jauh ke depan, melebihi orang pada masanya.
21. Kemampuannya melihat sesuatu melampaui zamannya, banyak yang menyebut ramalan.
22. Prabu Jayabaya menyebut 6 tanda zaman Kalabendu:
1)    Kehidupan masyarakat sangat sulit, semuanya serba mahal.
2)    Banyak bapak lupa anaknya, dan keluarga bercerai berai.
3)    Banyak orang berkhianat, termasuk kepada kawan sendiri.
4)    Orang bicara ngawur, terutama para pemimpin.
5)    Orang jahat berkuasa, dan rakyat kecil kian terpencil.
6)    Para pemimpin mengangkat kawannya dengan cara zalim.

23. Serat Centini Ranggawarsita menyebut zaman Kalabendu, ”Wong agunge padha jail kurang tutur, marma jeng pamasa, tanpa paramarteng dasih, dene datan ana wahyu kang sanyata.“
1)    Para pemimpinnya jahil, jika bicaranya ngawur, tidak dapat dipercaya dan tidak ada wahyu sejati.
24. Tanpa kangen mring mitra sadulur, tanna warta nyata,akeh wong mlarat mawarni, daya deye kalamun tyasenalangsa.
1)    Tidak ada rasa rindu kepada teman dan saudara, tidak pernah memberi kabar berita.
2)    Jumlah orang miskin semakin banyak, dan kehidupannya menderita.
25. Krep paprangan, sujana kapontit nurut, durjana susila dadra andadi, akeh maling malandang marang ing marga.
1)    Banyak perang melibatkan para penjahat, kejahatan dan pemerkosaan makin menjadi-jadi dan banyak pencuri di jalan-jalan.
26. Bandhol tulus, mendhosol rinamu puguh, krep grahana surya, kalawan grahana sasi, jawah lindhu gelap cleret warsa.
1)    Alam rusak, banyak terjadi gerhana matahari dan bulan, hujan abu dan gempa bumi.
27. Prahara gung, salah mangsa dresing surur, agung prang rusuhan, mungsuhe boya katawis, tangeh lamun tentreming wardaya.
1)    Terjadi prahara besar dan salah musim, banyak terjadi kerusuhan, tidak ada rasa tenteram dihati.
28. Dalajading praja kawuryan wus suwung, lebur pangreh tata, karana tanpa palupi, pan wus tilar silastuti titi tata.
1)    Negara kehilangan wibawa, semua tata tertib, keamanan, dan aturan telah ditinggalkan.
29. Pra sujana, sarjana satemah kelu, klulun Kalathida, tidhem tandhaning dumadi, hardayengrat dening karoban rubeda.
1)    Para penjahat dan pemimpin tidak sadar apa yang diperbuatnya dan selalu menimbulkan kesulitan.
30. Sitipati, nareprabu utamestu, papatih nindhita, pranayaka tyas basuki, panekare becik-becik cakrak cakrak.
1)    Para pemimpin mengatakan se-olah-olah semua berjalan baik padahal hanya sekedar menutupi keadaan yang jelek.
(Sumber: internet)

Related Posts:

0 comments:

Post a Comment