Saturday, April 11, 2020

4134. ARTI RUMAHKU SURGAKU


ARTI RUMAHKU SURGAKU
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M
1.    Presiden Soeharto mencanangkan Gerakan Nasional Perumahan dan Pemukiman yang Sehat.
2.    Presiden Soeharto berkata,”Adalah kewajiban kita semua, agar setiap keluarga di Indonesia dapat menempati rumah tempat tinggal yang layak."
3.    Pencanangan ini mengingatkan terhadap pesan Allah kepada Nabi Adam dan istrinya (Hawa), sebelum mereka menginjakkan kakinya di bumi.

4.    Al-Quran surah Thaha (surah ke-20) ayat 117-119.

فَقُلْنَا يَا آدَمُ إِنَّ هَٰذَا عَدُوٌّ لَكَ وَلِزَوْجِكَ فَلَا يُخْرِجَنَّكُمَا مِنَ الْجَنَّةِ فَتَشْقَىٰ
إِنَّ لَكَ أَلَّا تَجُوعَ فِيهَا وَلَا تَعْرَىٰ وَأَنَّكَ لَا تَظْمَأُ فِيهَا وَلَا تَضْحَىٰ

       Maka kami berkata,”Hai Adam, sesungguhnya ini (iblis) adalah musuh bagimu dan bagi istrimu, maka sekali-kali janganlah sampai dia mengeluarkanmu berdua dari surga, yang menyebabkan kamu menjadi celaka. Sesungguhnya kamu tidak akan kelaparan di dalamnya dan tidak akan telanjang. dan sesungguhnya kamu tidak akan merasa dahaga dan tidak (pula) akan ditimpa panas matahari di dalamnya”.

5.    Al-Quran surah Thaha (surah ke-20) ayat 120-121.

فَوَسْوَسَ إِلَيْهِ الشَّيْطَانُ قَالَ يَا آدَمُ هَلْ أَدُلُّكَ عَلَىٰ شَجَرَةِ الْخُلْدِ وَمُلْكٍ لَا يَبْلَىٰ
فَأَكَلَا مِنْهَا فَبَدَتْ لَهُمَا سَوْآتُهُمَا وَطَفِقَا يَخْصِفَانِ عَلَيْهِمَا مِنْ وَرَقِ الْجَنَّةِ ۚ وَعَصَىٰ آدَمُ رَبَّهُ فَغَوَىٰ
   
      Kemudian setan membisikkan pikiran jahat kepadanya, dengan berkata,”Hai Adam, maukah saya tunjukkan kepada kamu pohon khuldi dan kerajaan yang tidak akan binasa?" Maka keduanya memakan dari buah pohon itu, lalu nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun (yang ada di) surga, dan durhakalah Adam kepada Tuhan dan sesatlah dia.

6.    Ayat Al-Quran ini menggambarkan sekelumit kehidupan di dalam surga, dan kebutuhan pokok manusia selama hidup di dunia, yaitu:
1)    Sandang (tidak telanjang).
2)    Pangan (tidak lapar dan dahaga).
3)    Papan (tidak kepanasan dan kedinginan).
7.    Allah juga mengisyaratkan agar Nabi Adam bersungguh-sungguh dan bersusah payah untuk mendapat rumah untuk melindungi diri dan keluarganya dari sengatan udara panas dan dingin.
8.    Kata “rumah” dalam bahasa Al-Quran adalah “sakan” atau “mascara” dan bentuk jamaknya “masakin”.’
9.    Kata “sakan” terambil dari akar kata yang artinya “tenang”.
10. Al-Quran menyebutkan “rumah” seperti itu, mengisyaratkan “rumah” seharusnya dapat memberi ketenangan kepada penghuninya.
11. Pada umumnya setiap manusia mendambakan agar rumahnya menjadi tempat yang membahagiakan laksana surga diimpikan.
12. Semua manusia menginginkan rumahku adalah surgaku, seperti ketika Nabi Adam dan Hawa masih berada di surga dahulu.
13. Rumah yang berada di surga disebur “masakin thayyibah”.
14. Rumah di dunia pun dapat menjadi seperti di surga, apabila faktor “thayyibah” terpenuhi.
15. Kata “thayyibah” yang biasanya diterjemahkan dengan “menyenangkan”, yang dapat dicapai apabila terpenuhi beberapa syarat, antara lain “hunian layak”.
16. Para ahli berpendapat “kesenangan hidup” dan “hidup” itu sendiri, memerlukan adanya kesinambungan dan persesuaian antara yang dirasakan dalam diri “pribadi yang hidup” dengan “kondisi yang terjadi di luar dirinya”.
17. Ketika hujan atau terik matahari menimpa batu, batu tidak bereaksi dan hanya menerima keadaan tersebut karena batu bukan makhluk hidup.
18. Tetapi makhluk hidup seperti manusia akan berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
19. Jika persesuaian dapat terpenuhi, maka hidupnya menjadi layak.
20. Hidup dalam pengertian seperti ini bertingkat-tingkat sesuai dengan  kemampuan aksi dan reaksi manusia.
21. Dalam bahasa sehari-hari, kita sering mendengar ungkapan,”Si A sangat aktif dan penuh kesungguhan dalam menyelesaikan pekerjaannya”.
22. Ungkapan seperti ini dapat menunjukkan terdapat orang lain, yang hanya mempunyai setengah, seperempat, atau bahkan tidak memiliki sedikit pun kesungguhan dalam hidupnya.
23. Artinya orang yang tidak memiliki kesungguhan dalam hidupnya dapat dikatakan hidup karena masih bernapas, tetapi pada hakikatnya dia itu mayat hidup.
24. Dalam pandangan agama Islam, lingkungan bukan hanya yang tampak secara fisik semata, tetapi Allah dan para malaikat juga termasuk bagian lingkungan hidup manusia.
25. Rumah yang menjadi surga buat penghuninya atau rumah-rumah di surga kelak, bukan sekadar berwujud bangunan saja.
26. Tetapi juga berkaitan dengan kepribadian, martabat kehidupan, dan hubungan yang serasi antara penghuninya dengan lingkungan yang nyata maupun yang tidak terlihat.

Daftar Pustaka
1.    Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.   
2.    Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3.    Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4.    Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5.    Tafsirq.com online




Related Posts:

0 comments:

Post a Comment