Tuesday, April 14, 2020

4155. ORANG TUA RASULULLAH



ORANG TUA RASULULLAH
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

1.    Al-Quran surah Al-Isra (surah ke-17) ayat 15 menyatakan Allah tidak mengazab orang sebelum mengutus rasul kepadanya.

مَنِ اهْتَدَىٰ فَإِنَّمَا يَهْتَدِي لِنَفْسِهِ ۖ وَمَنْ ضَلَّ فَإِنَّمَا يَضِلُّ عَلَيْهَا ۚ وَلَا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَىٰ ۗ وَمَا كُنَّا مُعَذِّبِينَ حَتَّىٰ نَبْعَثَ رَسُولًا

       Barang siapa berbuat sesuai dengan hidayah (Allah), maka sesungguhnya dia berbuat untuk (keselamatan) dirinya sendiri; dan barang siapa sesat maka sesungguhnya dia tersesat bagi (kerugian) dirinya sendiri. Dan orang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain, dan Kami tidak akan mengazab sebelum Kami mengutus seorang rasul.
2.    Abdullah bin Abdul Muththalib (ayah Rasulullah), dan Aminah (ibu Rasulullah),  hidup sebelum Nabi Muhammad diutus menjadi rasul.
3.    Ayah dan ibu Rasulullah termasuk “ahlul fatrah”.
4.    Para ahlul fatrah tidak diazab oleh Allah sebelum rasul diutus kepada mereka.
5.    Para ulama Ahlussunnah waljamaah dan Imam Ibnu Taimiah berpendapat Al-Quran dan hadis Nabi menunjukkan Allah tidak mengazab seseorang apabila risalah tidak sampai kepada mereka.
6.    Orang yang yang tidak menerima risalah kepada dirinya secara keseluruhan,  ia tidak diazab sama sekali.
7.    Orang yang datang risalah sampai kepadanya secara keseluruhan, tetapi tidak terperinci, ia  akan diazab dalam hal yang ditolaknya dan tidak diimaninya saja.
8.    Anas berkata seorang pria bertanya, “Wahai Rasulullah, di mana bapakku?”
9.    Rasulullah menjawab, “Di  neraka”. 
10. Ketika pria pergi, Rasulullah memanggilnya ,“Sesungguhnya bapakku dan bapakmu di neraka.” (HR. Muslim).
11. Para ulama menjelaskan yang dimaksud dengan “bapak” dalam hadis ini adalah paman Rasulullah (AbiThalib), bukan Abdullah bin Abdul Muththalib (ayah Nabi Muhammad).
12. Pada zaman dahulu, orang-orang Arab biasanya menyebut “paman” dengan sebutan “bapak”.
13. Abi Thalib (paman Rasulullah) tidak beriman setelah Nabi Muhammad diutus menjadi Rasul.
14. Abdullah bin Abdul Muththalib (ayah Rasulullah) meninggal sebelum Nabi Muhammad diutus menjadi Rasul.
15. Abdullah bin Abdul Muththalib termasuk “ahlul fatrah”, karena hidup sebelum rasul diutus.
16. Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda, “Aku mohon izin kepada Allah untuk minta ampun buat ibuku, tetapi Allah tidak mengizinkan. Aku minta izin agar aku ziarah kekuburnya, lalu Allah mengizinkanku”. (HR. Muslim).
17. Hadits ini tidak menyatakan Aminah (ibu Nabi Muhammad) masuk neraka.
18. Hadits ini menyatakan Rasulullah tidak diberi izin mohon ampunan untuk ibunya.
19. Tidak berarti Aminah (ibu Nabi Muhammad) kafir, karena Allah tetap mengizinkan ziarah ke makamnya.
20. Seandainya Aminah (ibu Nabi Muhammad) kafir, pasti Rasulullah dilarang ziarah kekuburnya.
21. Rasulullah juga pernah dilarang mendoakan seorang sahabat, bukan karena ia kafir, tetapi karena ia mati dalam keadaan mempunyai utang.
22. Hadits di atas mestinya ditakwilkan, jika tetap bertahan dengan makna tekstualnya, maka akan bertentangan dengan nash Al-Quran dan termasuk menyakiti Rasulullah.
23. Semua umat Islam dilarang menyakiti Rasulullah.
24. Rasulullah bersabda,“Sesungguhnya Allah menciptakan makhluk, Dia menjadikan aku terbaik di antara mereka, terbaik dari kelompok mereka, terbaik di antara dua kelompok. Kemudian Dia memiilih di antara kabilah-kabilah, Dia menjadikan aku dari kabilah terbaik. Kemudian Dia memilih rumah-rumah, Dia menjadikan aku dari rumah terbaik di antara mereka. Aku jiwa terbaik dan rumah terbaik di antara mereka”. (HR. Tirmidzi).

25. Rasulullah berasal dari nasab keturunan terbaik, bukan dari orang kafir dan munafik.
26. Umat Islam harus mencintai Nabi Muhammad melebihi orang yang lain, termasuk melebihi keluarganya sendiri.
27. Rasulullah bersabda,”Tidak beriman salah seorang di antaramu, hingga aku lebih ia cintai dibanding anak kandungnya, dibanding ayah ibu kandungnya dan semua manusia”. (HR. Bukharidan Muslim).

28. Al-Quran surah At-Taubah (surah ke-9) ayat 61.

وَمِنْهُمُالَّذِينَيُؤْذُونَالنَّبِيَّوَيَقُولُونَهُوَأُذُنٌ ۚ قُلْأُذُنُخَيْرٍلَكُمْيُؤْمِنُبِاللَّهِوَيُؤْمِنُلِلْمُؤْمِنِينَوَرَحْمَةٌلِلَّذِينَآمَنُوامِنْكُمْ ۚ وَالَّذِينَيُؤْذُونَرَسُولَاللَّهِلَهُمْعَذَابٌأَلِيمٌ
      Di antara mereka (orang-orang munafik) ada yang menyakiti Nabi dan mengatakan: "Nabi mempercayai semua apa yang didengarnya". Katakan: "Ia mempercayai semua yang baik bagi kamu, ia beriman kepada Allah, mempercayai orang-orang mukmin, dan menjadi rahmat bagi orang-orang yang beriman di antara kamu". Dan orang-orang yang menyakiti Rasulullah itu, bagi mereka azab yang pedih.

DaftarPustaka
1.    Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 77 Tanya-JawabSeputarSalat, 2017.
2.    Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 99 Tanya-JawabSeputarSalat, 2017.
3.    Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 37 Tanya-JawabMasalahPopuler, 2017.
4.    Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5.    Tafsirq.com online





























Related Posts:

0 comments:

Post a Comment