Wednesday, April 15, 2020

4162. AL-QURAN DALAM 7 BAHASA


AL-QURAN DALAM 7 BAHASA
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.
1.    Kata “bahasa” (menurut KBBI V) dapat diartikan “sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidetifikasikan diri”, “percakapan (perkataan) yang baik, tingkah laku yang baik”, “sopan santun”, “sistem kata atau simbol yang memungkinkan untuk berkomunikasi dengan komputer, terutama untuk memasukkan instruksi komputer melakui kata-kata yang mudah dipahami dan kemudian diterjemahkan ke dalam kode mesin”.

2.    Al-Quran surah Ar-Rum (surah ke-30) ayat 22.

وَمِنْ آيَاتِهِ خَلْقُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافُ أَلْسِنَتِكُمْ وَأَلْوَانِكُمْ ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِلْعَالِمِينَ

      Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya adalah menciptakan langit dan bumi dan berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui.

3.    Al-Quran menghargai perbedaan bahasa dan warna kulit, dan mengakui penggunaan bahasa lisan yang beragam.
4.    Rasulullah bersabda,”Al-Quran diturunkan dalam 7 bahasa”.

5.    Al-Quran surat Ad-Dukhan (surah ke-44) ayat 43-44.

إِنَّ شَجَرَتَ الزَّقُّومِ طَعَامُ الْأَثِيمِ

            Sesungguhnya pohon zaqqum itu, makanan orang banyak berdosa.

6.    Ketika ada orang mengeluh sulitnya pengucapan atau pengertian makna kata yang digunakan oleh ayat tertentu, maka Allah menurunkan wahyu lagi yang berbeda kata-katanya agar mudah dibaca dan dipahami.
7.    Contohnya, Al-Quran surat Ad-Dukhan (surah ke-44) ayat 43-44 yang berbunyi, “Inna syajarataz zaqqum tha'amul atsim”;
1)    Pernah diturunkan dengan mengganti kata “atsim” dengan “fajir”.
2)    Kemudian turun lagi dengan kata “laim”.

8.    Setelah bahasa suku Quraisy populer di seluruh masyarakat, atas inisiatif Khalifah Utsman bin Affan bacaan dikembalikan seperti tercantum dalam mushaf dibaca sekarang ini.
9.    Pengertian “7 bahasa” dapat diartikan “7 dialek”.
10. Ayat Al-Quran diturunkan dengan dialek suku Quraisy.
11. Dialek suku Quraisy belum populer untuk seluruh anggota masyarakat, ketika Al-Quran turun.
12. Pengertian lain dari “7 bahasa” adalah Al-Quran menggunakan kosa kata dalam “banyak bahasa”.
13. Seperti bahasa Romawi, bahasa Persia, dan bahasa Ibrani, misalnya kata: “zamharir”, “sijjil”, “qirthas”, “kafur”, dan lainnya.
14. Rasulullah sering memakai bahasa menyesuaikan dengan dialek mitra bicaranya untuk menghargai perbedaan gaya bahasa dan dialek dalam masyarakat.
15. Hal itu menunjukkan betapa Al-Quran dan Nabi Muhammad sangat menghargai keragaman bahasa dan dialek.
16. Allah menjadikan keragaman adalah bukti Allah Maha Esa lagi Maha Kuasa.
17. Bahasa adalah jembatan penyalur perasaan dan pikiran orang.
18. Kesatuan bahasa dapat mendukung kesatuan pikiran.
19. Masyarakat yang dapat menjaga bahasanya bisa menjaga identitasnya dan sebagai bukti keberadaannya.
20. Para penjajah sering berusaha menghapus bahasa anak negeri yang dijajahnya untuk digantikan bahasa penjajah.
21. Al-Quran menuntut setiap pembicara agar hanya mengucapkan hal yang diyakini, dirasakan, dan sesuai dengan kenyataan.
22. Al-Quran sering menggunakan kata “qala” atau “yaqulu” yang artinya “dia berkata”, dalam arti dia meyakini yang dikatakannya.

23. Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 116.

وَقَالُوا اتَّخَذَ اللَّهُ وَلَدًا ۗ سُبْحَانَهُ ۖ بَلْ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۖ كُلٌّ لَهُ قَانِتُونَ

      Mereka (orang-orang kafir) berkata,”Allah mempunyai anak”. Maha Suci Allah, bahkan apa yang ada di langit dan di bumi adalah kepunyaan Allah; semua tunduk kepada-Nya.

24. Al-Quran surah Al-Furqan (surah ke-25) ayat 65.

وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا اصْرِفْ عَنَّا عَذَابَ جَهَنَّمَ ۖ إِنَّ عَذَابَهَا كَانَ غَرَامًا

      Dan orang-orang yang berkata, “Ya Tuhan kami, jauhkan azab Jahanam dari kami, sesungguhnya azabnya itu adalah kebinasaan yang kekal”.

25. Salah satu sifat hamba Allah yang baik adalah mereka berkata, “Ya Allah, jauhkan kami dari siksa api neraka jahanam, sesungguhnya azab Allah adalah kebinasaan yang kekal.”
26. Perkataan semacam ini bukan hanya sekadar dengan ucapan lidah atau doa permohonan saja.
27. Tetapi juga untuk peringatan sikap, keyakinan, dan perasaan mereka.
28. Bahasa pada hakikatnya berfungsi menyatakan perasaan, pikiran, keyakinan, dan sikap pengucapnya.
29. Dalam konteks paham kebangsaan, maka bahasa pikiran, dan perasaan, jauh lebih penting dibanding bahasa lisan.
30. Tetapi bukan berarti mengabaikan bahasa lisan, karena bahasa lisan adalah jembatan perasaan.

31. Al-Quran surah Al-Hasyr (surah ke-59) ayat 14.

لَا يُقَاتِلُونَكُمْ جَمِيعًا إِلَّا فِي قُرًى مُحَصَّنَةٍ أَوْ مِنْ وَرَاءِ جُدُرٍ ۚ بَأْسُهُمْ بَيْنَهُمْ شَدِيدٌ ۚ تَحْسَبُهُمْ جَمِيعًا وَقُلُوبُهُمْ شَتَّىٰ ۚ ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمْ قَوْمٌ لَا يَعْقِلُونَ

      Mereka tidak akan memerangimu dalam keadaan bersatu padu, kecuali dalam kampung-kampung yang berbenteng atau di balik tembok. Permusuhan antara sesama mereka adalah sangat hebat. Kamu kira mereka itu bersatu sedang hati mereka berpecah belah. Yang demikian itu karena sesungguhnya mereka adalah kaum yang tidak mengerti.
32. Kesimpulannya, Al-Quran mengakui bahasa dapat dijadikan sebagai alat perekat dan unsur kesatuan umat.
33. Bahasa dengan keragamannya adalah salah satu bukti Allah Maha Esa dan Allah Maha Besar.

Daftar Pustaka
1.    Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
2.    Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3.    Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4.    Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5.    Tafsirq.com online.

Related Posts:

0 comments:

Post a Comment