AL-QURAN DALAM 7 BAHASA
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

1. Kata “bahasa” (menurut KBBI V) dapat
diartikan “sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh anggota
suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidetifikasikan
diri”, “percakapan (perkataan) yang baik, tingkah laku yang baik”, “sopan
santun”, “sistem kata atau simbol yang memungkinkan untuk berkomunikasi dengan
komputer, terutama untuk memasukkan instruksi komputer melakui kata-kata yang
mudah dipahami dan kemudian diterjemahkan ke dalam kode mesin”.
2. Al-Quran surah Ar-Rum (surah ke-30) ayat
22.
وَمِنْ آيَاتِهِ خَلْقُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافُ
أَلْسِنَتِكُمْ وَأَلْوَانِكُمْ ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِلْعَالِمِينَ
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya adalah menciptakan langit dan
bumi dan berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui.
3. Al-Quran menghargai perbedaan bahasa dan
warna kulit, dan mengakui penggunaan bahasa lisan yang beragam.
4. Rasulullah bersabda,”Al-Quran diturunkan
dalam 7 bahasa”.
5. Al-Quran surat Ad-Dukhan (surah ke-44)
ayat 43-44.
إِنَّ شَجَرَتَ الزَّقُّومِ طَعَامُ الْأَثِيمِ
Sesungguhnya pohon zaqqum itu, makanan
orang banyak berdosa.
6. Ketika ada orang mengeluh sulitnya
pengucapan atau pengertian makna kata yang digunakan oleh ayat tertentu, maka
Allah menurunkan wahyu lagi yang berbeda kata-katanya agar mudah dibaca dan
dipahami.
7. Contohnya, Al-Quran surat Ad-Dukhan (surah
ke-44) ayat 43-44 yang berbunyi, “Inna syajarataz zaqqum tha'amul atsim”;
1) Pernah diturunkan dengan mengganti kata
“atsim” dengan “fajir”.
2) Kemudian turun lagi dengan kata “laim”.
8. Setelah bahasa suku Quraisy populer di
seluruh masyarakat, atas inisiatif Khalifah Utsman bin Affan bacaan
dikembalikan seperti tercantum dalam mushaf dibaca sekarang ini.
9. Pengertian “7 bahasa” dapat diartikan “7
dialek”.
10. Ayat Al-Quran diturunkan dengan dialek suku
Quraisy.
11. Dialek suku Quraisy belum populer untuk
seluruh anggota masyarakat, ketika Al-Quran turun.
12. Pengertian lain dari “7 bahasa” adalah
Al-Quran menggunakan kosa kata dalam “banyak bahasa”.
13. Seperti bahasa Romawi, bahasa Persia, dan
bahasa Ibrani, misalnya kata: “zamharir”, “sijjil”, “qirthas”, “kafur”, dan
lainnya.
14. Rasulullah sering memakai bahasa menyesuaikan
dengan dialek mitra bicaranya untuk menghargai perbedaan gaya bahasa dan dialek
dalam masyarakat.
15. Hal itu menunjukkan betapa Al-Quran dan
Nabi Muhammad sangat menghargai keragaman bahasa dan dialek.
16. Allah menjadikan keragaman adalah bukti Allah
Maha Esa lagi Maha Kuasa.
17. Bahasa adalah jembatan penyalur perasaan
dan pikiran orang.
18. Kesatuan bahasa dapat mendukung kesatuan
pikiran.
19. Masyarakat yang dapat menjaga bahasanya
bisa menjaga identitasnya dan sebagai bukti keberadaannya.
20. Para penjajah sering berusaha menghapus
bahasa anak negeri yang dijajahnya untuk digantikan bahasa penjajah.
21. Al-Quran menuntut setiap pembicara agar
hanya mengucapkan hal yang diyakini, dirasakan, dan sesuai dengan kenyataan.
22. Al-Quran sering menggunakan kata “qala”
atau “yaqulu” yang artinya “dia berkata”, dalam arti dia meyakini yang
dikatakannya.
23. Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2)
ayat 116.
وَقَالُوا اتَّخَذَ اللَّهُ وَلَدًا ۗ سُبْحَانَهُ ۖ بَلْ لَهُ مَا
فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۖ كُلٌّ لَهُ قَانِتُونَ
Mereka (orang-orang kafir) berkata,”Allah mempunyai anak”. Maha Suci
Allah, bahkan apa yang ada di langit dan di bumi adalah kepunyaan Allah; semua
tunduk kepada-Nya.
24. Al-Quran surah Al-Furqan (surah ke-25)
ayat 65.
وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا اصْرِفْ عَنَّا عَذَابَ جَهَنَّمَ ۖ
إِنَّ عَذَابَهَا كَانَ غَرَامًا
Dan orang-orang yang berkata, “Ya Tuhan kami, jauhkan azab Jahanam dari
kami, sesungguhnya azabnya itu adalah kebinasaan yang kekal”.
25. Salah satu sifat hamba Allah yang baik adalah
mereka berkata, “Ya Allah, jauhkan kami dari siksa api neraka jahanam,
sesungguhnya azab Allah adalah kebinasaan yang kekal.”
26. Perkataan semacam ini bukan hanya sekadar
dengan ucapan lidah atau doa permohonan saja.
27. Tetapi juga untuk peringatan sikap,
keyakinan, dan perasaan mereka.
28. Bahasa pada hakikatnya berfungsi menyatakan
perasaan, pikiran, keyakinan, dan sikap pengucapnya.
29. Dalam konteks paham kebangsaan, maka
bahasa pikiran, dan perasaan, jauh lebih penting dibanding bahasa lisan.
30. Tetapi bukan berarti mengabaikan bahasa
lisan, karena bahasa lisan adalah jembatan perasaan.
31. Al-Quran surah Al-Hasyr (surah ke-59)
ayat 14.
لَا يُقَاتِلُونَكُمْ جَمِيعًا إِلَّا فِي قُرًى مُحَصَّنَةٍ أَوْ
مِنْ وَرَاءِ جُدُرٍ ۚ بَأْسُهُمْ بَيْنَهُمْ شَدِيدٌ ۚ تَحْسَبُهُمْ جَمِيعًا
وَقُلُوبُهُمْ شَتَّىٰ ۚ ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمْ قَوْمٌ لَا يَعْقِلُونَ
Mereka tidak akan memerangimu dalam keadaan bersatu padu, kecuali dalam
kampung-kampung yang berbenteng atau di balik tembok. Permusuhan antara sesama
mereka adalah sangat hebat. Kamu kira mereka itu bersatu sedang hati mereka
berpecah belah. Yang demikian itu karena sesungguhnya mereka adalah kaum yang
tidak mengerti.
32. Kesimpulannya, Al-Quran mengakui bahasa
dapat dijadikan sebagai alat perekat dan unsur kesatuan umat.
33. Bahasa dengan keragamannya adalah salah
satu bukti Allah Maha Esa dan Allah Maha Besar.
Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah
dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
2. Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan
Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3. Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan
Al-Quran.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital
Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online.




0 comments:
Post a Comment