Thursday, April 16, 2020

4178. PUASA UMAT TERDAHULU


PUASA UMAT TERDAHULU
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.
1.    Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 183.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

      Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atasmu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelummu agar kamu bertakwa.
2.    Para ulama berpendapat dalam segi ajaran, semua agama samawi (Yahudi, Kristen, dan Islam) mempunyai prinsip sama dalam pokok akidah, syariat, dan akhlaknya.
3.    Semua agama samawi mengajarkan keesaan Allah, kenabian, dan keniscayaan adanya hari akhirat, salat, puasa, zakat.
4.    Dan berkunjung ke tempat tertentu sebagai pendekatan kepada Allah adalah prinsip syariat dalam agama samawi.
5.    Cara dan “kaifiatnya” dalam agama samawi dapat berbeda-beda, tetapi esensi dan tujuannya sama.
6.    Manusia memiliki kebebasan bertindak dan memilih kegiatannya, termasuk makan, minum, dan berhubungan seksual, tetapi binatang tidak seperti manusia.
7.    Naluri hewan telah mengatur kebutuhan makan, minum, dan seksnya, sehingga terdapat waktu dan musim berhubungan seks bagi binatang.
8.    Hal itu adalah cara Allah menjaga kelangsungan hidup dan menghindarkan dari kebinasaan.
9.    Manusia mempunyai kebebasan untuk berbuat apa pun.
10. Jika hal itu tidak terkendalikan, maka dapat menghambat pelaksanaan fungsi dan peranan yang harus diembannya.
11. Manusia memenuhi syahwat perutnya melebihi kadar, menyebabkan tidak bisa menikmati makanan dan minuman tersebut, serta merusak kesehatan dan menimbulkan penyakit.
12. Potensi dan daya yang dimiliki oleh manusia sangat terbatas.
13. Jika aktivitas manusia digunakan berlebihan untuk pemenuhan kebutuhan makan, minum, dan seks saja, maka bidang mental spiritual akan terabaikan, sehingga diperlukan adanya pengendalian.
14. Esensi berpuasa adalah latihan menahan dan mengendalikan diri.
15. Puasa dibutuhkan oleh semua orang (kaya, miskin, pandai, atau yang bodoh) untuk kepentingan pribadi dan masyarakat.
16. Puasa telah dikenal umat manusia sejak zaman dahulu, sebelum diperintahkan kepada umat Islam oleh Al-Quran.
17. Kalimat “Kutiba 'alaikumush shiyama” (diwajibkan atas kamu berpuasa), dengan tidak menyebutkan siapa yang mewajibkan berpuasa.
18. Redaksi itu dipilh karena yang mewajibkan jelas yaitu Allah.
19. Mengisyaratkan seandainya Allah tidak mewajibkan berpuasa, maka manusia yang menyadari hikmah dan manfaat berpuasa, akan mewajibkan dirinya sendiri untuk berpuasa.
20. Rasulullah bersabda,”Seandainya umatku mengetahui semua keistimewaan yang dikandung dalam bulan Ramadan, niscaya mereka mengharapkan seluruh bulan menjadi bulan Ramadan”.

Daftar Pustaka
1.    Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
2.    Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3.    Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4.    Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5.    Tafsirq.com online.

Related Posts:

0 comments:

Post a Comment