Saturday, April 25, 2020

4250. TINGKAT PUASA IMAM GHAZALI


TINGKAT PUASA IMAM GHAZALI
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

A.   Imam Ghozali membagi tingkatan orang berpuasa menjadi 3 model, yaitu:
1)    Puasa awam (shaumul ‘aam).
2)    Puasa khusus (shaumul khusus).
3)    Puasa Khususil khusus (shaumul khususil khusus)

1.    Puasa orang awam.
1)    Puasa umum (puasa orang awam) adalah orang yang mengerjakan puasa sekadar memenuhi hukum syariat.

أَمَّا صَوْمُ الْعُمُومِ: فَهُوَ كَفُّ الْبَطْنِ وَالْفَرْجِ عَنْ قَضَاءِ الشَّهْوَةِ

     Puasa umum adalah menahan perut dan kemaluan dari menunaikan syahwat.

2)    Yaitu orang makan sahur, berniat puasa pada hari itu, menahan dari makan, minum dan melakukan hubungan badan suami istri, sejak dari terbit fajar sampai tenggelam matahari.
3)    Jika hal itu telah dikerjakan, maka secara hukum syariat ia telah melakukan kewajiban puasa Ramadan.
4)    Puasanya telah sah secara ilmu fikih.

2.    Puasa khusus.
1)    Puasa khusus adalah tingkatan puasa lebih tinggi dibanding tingkatan puasa awam.
2)    Selain menahan dari makan, minum, dan hubungan badan suami istri, sejak terbit fajar sampai terbenam matahari.
3)    Juga menahan seluruh anggota badannya dari dosa berupa ucapan dan  perbuatan.
4)    Puasa khusus adalah puasa lahir batin untuk senantiasa berhati-hati dan waspada agar tidak berbuat maksiat.



وَأَمَّا صَوْمُ الْخُصُوصِ فَهُوَ كَفُّ السَّمْعِ وَالْبَصَرِ وَاللِّسَانِ وَالْيَدِ وَالرِّجْلِ وَسَائِرِ الْجَوَارِحِ عَنِ الْآثَامِ
     Puasa khusus adalah menahan pendengaran, penglihatan, lisan, tangan, kaki dan seluruh anggota badan dari perbuatan dosa.
5)    Puasa khusus menahan mata, telinga, dan lisannya dari melihat hal-hal yang diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya.
6)    Menahan tangan, kaki, dan seluruh anggota tubuhnya dari perbuatan maksiat.

3.    Puasa sangat khusus (istimewa).
1)    Puasa istimewa adalah tingkatan puasa paling tinggi.
2)    Selain menahan dari makan, minum, dan hubungan badan suami istri, juga  menahan seluruh anggota badan dari perbuatan maksiat.
3)    Puasa istimewa menuntut hati dan pikiran orang yang puasa selalu fokus  akhirat, memikirkan hal-hal mulia dan memurnikan semua tujuan hanya untuk memperoleh keridaan Allah semata.

وَأَمَّا صَوْمُ خُصُوصِ الْخُصُوصِ: فَصَوْمُ الْقَلْبِ عَنِ الْهِمَمِ الدَّنِيَّةِ وَالْأَفْكَارِ الدُّنْيَوِيَّةِ وَكَفُّهُ عَمَّا سِوَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ بِالْكُلِّيَّةِ
    
     Puasa istimewa adalah berpuasanya hati dari segala keinginan rendah dan jauh pikiran duniawi serta memusatkan tujuan secara total hanya kepada keridaan Allah.

(Sumber: internet)

Related Posts:

0 comments:

Post a Comment