KEKUASAAN
CENDERUNG KORUPSI
Oleh:
Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

1. Power
Tends to Corrupt
2. SEMPALAN
dalil Lord Acton power tends to
corrupt, absolute power corrupt absolutely tampaknya tepat untuk
menggambarkan penguasa yang ingin menyalahgunakan kekuasaannya.
3. Korupsi
pada dalil Acton tersebut bukan hanya terkait uang, tetapi juga politik atau kebijakan.
4. Apa
yang terjadi saat ini menunjukkan betapa pemerintah memperlakukan korupsi
sebagai kejahatan biasa dan para koruptornya diperlakukan sangat luar biasa.
5. Ada
yang belum menikmati sepertiga masa tahanan sudah mendapat remisi atau
pengurangan hukuman.
6. Ada
yang tidak melalui pendapat lain (second
opinion) dari dokter lain, tetapi sudah diberi grasi atas dasar
kemanusiaan .
7. Kebijakan
pemberian remisi dan grasi terhadap para koruptor dapat berimplikasi pada
beberapa hal:
1) Pemerintah
dapat dinilai menjadi kekuatan politik yang menafikan usaha keras Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam pemberantasan korupsi di Indonesia.
2) Rakyat
semakin tidak percaya kepada politik pemberantasan korupsi yang dijalankan oleh
pemerintahan.
3) Upaya menghapus
Indonesia sebagai negara paling korup di Asia semakin sulit di masa depan.
4) Ketidaktegasan
Presiden dalam pemberantasan korupsi sebenarnya sudah tampak sejak tidak adanya
ketegasan pemerintah mengusut rekening gendut para jenderal polisi dan menguak
tabir mafia hukum yang selama ini terjadi di jajaran para penegak hukum.
5) Hal ini
menambah penilaian masyarakat betapa tidak seriusnya pemerintah dalam pemberantasan
korupsi.
8. Di
sini menunjukkan tanpa adanya keteguhan masyarakat untuk mengawasi jalannya
pemerintahan, berbagai bentuk korupsi kekuasaan akan terus terjadi.
9. Seperti
dikatakan Lord Acton, Power tends
to corrupt, absolute power corrupt absolutely! ()
10. IKRAR
NUSA BHAKTI, Profesor Riset Bidang Intermestic Affairs LIPI.
(Sumber:
internet, 24-10-2010)
0 comments:
Post a Comment