SISTEM
EKONOMI TAK SESUAI PANCASILA
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

1. REPUBLIKA.CO.ID,
JAKARTA -- Menyambut peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia ke-74,
Centre for Dialogue and Cooperation and Among Civitasion (CDCC) mengadakan
sarasehan nasional sekaligus muhasabah di kantor pusat CDCC, Jakarta Selatan,
hari ini.
2. Dalam
pemaparannya, Ketua CDCC Prof Din Syamsuddin memandang, kehidupan nasional
mesti diakui mengalami deviasi, distorsi, dan disorientasi dari cita-cita para
pendiri bangsa.
3. Saat
ini, dinamika kehidupan bangsa seperti berkutat pada sebatas saling klaim pihak-pihak
yang mengaku paling Pancasila.
4. Dia
menambahkan, adanya saling klaim tersebut sesungguhnya berbahaya bagi masa
depan bangsa.
5. Sebab,
boleh jadi pihak-pihak yang menyuarakan klaim itu jauh dari pengamalan
nilai-nilai Pancasila.
6. “Ada
semacam pergeseran dari cita-cita nasional yang telah diletakkan dari para
pendiri bangsa Indonesia yang rancang bangunnya ada dalam pembukaan
Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, berdasarkan Pancasila," ujar Din
Syamsuddin di kantor CDCC, Jumat (16/8).
7. Jauh
Panggang dari Api
8. Tambahan
pula, sistem politik dan ekonomi nasional saat ini jauh panggang dari api.
9. Maknanya,
sistem yang berlaku sekarang tak sesuai harapan atau belum cukup berpihak pada
masyarakat luas.
10. Jika
dikaitkan dengan sila kelima Pancasila, realitas dunia politik dan ekonomi
Indonesia kini belum mewujudkan kesejahteraan dan keadilan sosial.
11. Yang
masih kuat, kesenjangan sosial.
12. Maka
dari itu, khususnya dalam memperingati 74 tahun kemerdekaan Indonesia, Din
mengajak seluruh elemen bangsa untuk kembali kepada nilai-nilai dasar
kebangsaan, yakni Pancasila dan UUD 1945.
13. Nilai-nilai
demikian seyogianya tidak hanya berhenti pada klaim di lisan, tetapi juga
diwujudkan dalam pelaksanaan serta menjadi bagian dari strategi nasional.
14. Din
berharap, para elite nasional, termasuk tokoh partai-partai politik, untuk
menyadari peran mereka dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
15. “Maka
jangan sampai partai politik tidak berfungsi semestinya atau disfungsional.
16. Tidak
lupa juga dengan organisasi masyarakat (ormas) untuk bersungguh-sungguh menjadi
kekuatan masyarakat madani yang mandiri," kata ketua umum PP Muhammadiyah
2005-2015 itu.
17. Yang
Marak Kini: Oportunisme
18. Di
tempat yang sama, Ketua Dewan Pertimbangan Pusat (Wantimpus) Legiun Veteran RI
2012-2017, Letjen TNI (Purn) Sajidiman Surjohadiprodjo berpendapat senada.
19. Menurut
Sajidiman, kondisi kebangsaan Indonesia kini belum cukup selaras dengan
nilai-nilai dasar Pancasila.
20. Saat
ini, sebut dia, para elite pemimpin hanya memikirkan kepentingan sendiri
daripada berjuang untuk masyarakat luas.
21. “Sekarang, tidak ada kebersamaan.
22. Yang
ada hanyalah kepentingan individu, kapitalis, dan oportunis.
23. Cara
paling mudah untuk mencapai kebersamaan diawali dengan hidup sederhana, jujur
dan sopan santun sesuai ketentuan yang berlaku tidak usah macam-macam,” kata
dia, Jumat (16/8).
24. Karena
itu, dirinya mengaku prihatin bila melihat perkembangan masyarakat saat ini
yang semakin menonjolkan aspek-aspek perbedaan, alih-alih kebersamaan.
25. Padahal, bila elite dan masyarakat bersatu
memikirkan kepentingan bersama, maka tergalanglah kekuatan besar.
26. Indonesia
pun akan dihargai oleh negara-negara lain.
27. Bahkan,
Sajidiman menyebut, kini Pancasila dan UUD 1945 berhenti pada retorika belaka.
28. Tidak
benar-benar diterapkan dalam kehidupan bernegara.
29. Pancasila
adalah dasar pedoman, sedangkan UUD 1945 merupakan peraturan yang mengikat
seluruh elemen bangsa.
30. Nyatanya,
lanjut dia, sampai saat ini falsafah bangsa dan regulasi dasar itu belum
mewujud nyata dalam kehidupan bangsa.
31. “Kalau
diawali dengan niat untuk mencapai ketahanan nasional, Indonesia tidak akan
diganggu oleh negara manapun.
32. Indonesia
harus memiliki konsistensi jangan malah melempar tanggung jawab ke negara lain.
33. Memangnya
mau negara kami dijajah lagi?
34. Coba
mulai sekarang untuk pelajari dan terapkan yang sudah menjadi dasarnya,” ujar
dia.
(Sumber: internet)
0 comments:
Post a Comment