TANTANGAN MENIRU AL-QURAN
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

1. Al-Quran punya banyak fungsi, antara lain
menjadi bukti kebenaran Nabi Muhammad.
2. Al-Quran menantang siapa pun yang meragukan
kebenarannya.
A. Bukti kebenaran Al-Qran ditampilkan dalam
tantangan yang bertahap.
1. Ke-1, Al-Quran menantang untuk menyusun
semacam Al-Quran secara keseluruhan.
1) Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 24.
فَإِنْ لَمْ تَفْعَلُوا وَلَنْ تَفْعَلُوا
فَاتَّقُوا النَّارَ الَّتِي وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ ۖ أُعِدَّتْ
لِلْكَافِرِينَ
Maka jika kamu tidak dapat membuat (nya) dan pasti kamu tidak akan dapat
membuat (nya), peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan
batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir.
2. Ke-2, A-Quran menantang untuk menyusun 10
surah semacam Al-Quran.
1) Al-Quran surah Hud (surah ke-11) ayat 13.
أَمْ يَقُولُونَ افْتَرَاهُ ۖ قُلْ فَأْتُوا
بِعَشْرِ سُوَرٍ مِثْلِهِ مُفْتَرَيَاتٍ وَادْعُوا مَنِ اسْتَطَعْتُمْ مِنْ دُونِ
اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ
Bahkan mereka mengatakan,”Muhammad telah
membuat-buat Al-Quran itu’, Katakanlah,’(Kalau demikian), maka datangkanlah
sepuluh surat-surat yang dibuat-buat yang menyamainya, dan panggillah
orang-orang yang kamu sanggup (memanggilnya) selain Allah, jika kamu memang
orang-orang yang benar.”
3. Ke-3, Al-Quran menantang untuk menyusun 1
surah saja semacam Al-Quran.
1) Al-Quran surah Yunus (surah ke-10) ayat 38.
أَمْ يَقُولُونَ افْتَرَاهُ ۖ قُلْ فَأْتُوا
بِسُورَةٍ مِثْلِهِ وَادْعُوا مَنِ اسْتَطَعْتُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ إِنْ
كُنْتُمْ صَادِقِينَ
Atau (patutkah) mereka mengatakan,”Muhammad membuat-buatnya.” Katakanlah,”(Kalau
benar yang kamu katakan itu), maka cobalah datangkan sebuah surat seumpamanya
dan panggillah siapa-siapa yang dapat kamu panggil (untuk membuatnya) selain
Allah, jika kamu orang-orang yang benar.”
2) Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 23.
وَإِنْ كُنْتُمْ فِي رَيْبٍ مِمَّا نَزَّلْنَا
عَلَىٰ عَبْدِنَا فَأْتُوا بِسُورَةٍ مِنْ مِثْلِهِ وَادْعُوا شُهَدَاءَكُمْ مِنْ
دُونِ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ
Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang
Al-Quran yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat
(saja) yang semisal Al-Quran itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah,
jika kamu orang-orang yang benar.
3) Al-Quran surah Al-Isra (surah ke-17) ayat
88.
قُلْ لَئِنِ اجْتَمَعَتِ الْإِنْسُ وَالْجِنُّ
عَلَىٰ أَنْ يَأْتُوا بِمِثْلِ هَٰذَا الْقُرْآنِ لَا يَأْتُونَ بِمِثْلِهِ وَلَوْ
كَانَ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ ظَهِيرًا
Katakan,”Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang
serupa Al-Quran ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan
dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain.”
B. Komentar para ahli.
1. Tantangan sangat lantang seperti ini
tidak akan ditampilkan oleh seseorang, kecuali orang itu punyai1 dari 2 sifat,
yaitu:
1) Orang itu gila, atau
2) Orang itu sangat yakin dengan
kebenarannya.
2. Nabi Muhammad sangat yakin tentang wahyu datangnya
dari Allah.
3. Wahyu adalah informasi yang diyakini
dengan sebenarnya memang bersumber dari Allah.
4. Al-Quran menjadi bukti kebenaran Nabi
Muhammad.
5. Tetapi fungsi utama Al-Quran adalah menjadi
petunjuk untuk seluruh umat manusia.
6. Petunjuk yang dimaksudkan adalah petunjuk
agama atau syariat agama.
7. Kata “syariat” dari segi pengertian
kebahasaan artinya “jalan menuju sumber air”.
8. Manusia dan semua makhluk hidup pasti butuh
air untuk kelangsungan hidupnya.
9. Rohani juga butuh “air kehidupan”.
10. Syariat” akan mengantarkan orang menuju “air
kehidupan” itu.
11. Dalam “syariat” ditemukan banyak rambu
jalan, yaitu:
1) Rambu warna “merah” artinya “larangan”.
2) Rambu warna “kuning” perlu “kehati-hatian”.
3) Rambu warna “hijau” lambang “boleh
melanjutkan perjalanan”.
12. Dalam kehidupan manusia sama dengan lampu
lalu lintas.
13. Lampu merah tidak memperlambat seseorang
sampai ke tujuan.
14. Lampu merah adalah faktor utama yang menjaga
manusia dari bahaya kecelakaan.
15. Lampu merah atau larangan dalam agama berfungsi
“menyelamatkan manusia”.
16. Manusia sangat butuh peraturan lalu lintas
untuk menjaga keselamatannya.
17. Termasuk “peraturan lalu lintas” menuju
kehidupan sangat jauh, yaitu kehidupan di akhirat setelah kematian.
18. Siapa seharusnya yang membuat peraturan maanusia
menuju perjalanan yang sangat jauh itu?
19. Manusia punya kelemahan.
20. Manusia sering bersifat egois dan pengetahuannya
sangat terbatas.
21. Jika manusia diserahi tugas menyusun “peraturan
lalulintas” menuju kehidupan setela mati, maka manusia hanya akan menguntungkan
dirinya sendiri.
22. Manusia bisa salah dan keliru.
23. Manusia tidak tahu sesuatu yang akan
terjadi setelah kematian.
24. Pihak yang harus menyusunnya adalah “sesuatu”
tidak bersifat egois, bebas dari kepentingan apa pun, dan yang memiliki
pengetahuan sangat luas.
25. Sesuatu itu adalah Allah Yang Maha Kuasa.
26. Peraturan yang dibuatnya disebut “agama”.
27. Tidak semua manusia dapat berhubungan
langsung secara jelas dengan Allah untuk memperoleh informasi-Nya.
28. Allah Yang Maha Kuasa memilih orang tertentu,
yang memiliki kesucian jiwa dan kecerdasan pikiran untuk menyampaikan informasi
kepada manusia lain.
29. Orang terpilih itu disebut Nabi dan
Rasul.
30. Manusia bersifat egoistis dan tidak percaya
informasi dari Allah yang disampaikan para Nabi.
31. Manusia tidak percaya adanya manusia
terpilih sebagai nabi dan rasul yang mendapat tugas khusus dari Allah.
32. Untuk meyakinkan umat manusia, para Nabi dan
Rasul diberi bukti oleh Allah yang tidak mungkin dijangkau manusia biasa.
33. Bukti
itu dalam bahasa agama disebut “mukjizat”.
34. Para Nabi dan Rasul terdahulu memiliki
mukjizat bersifat sesaat, lokal, dan material, karena tugas dan misi mereka
terbatas pada daerah tertentu dan waktu tertentu.
35. Berbeda dengan misi Nabi Muhammad yang diutus
untuk seluruh umat manusia, di mana pun dan kapan pun hingga akhir zaman.
36. Nabi Muhammad butuh mukjizat bersifat universal,
kekal, dapat dipikir dan dibuktikan kebenarannya oleh akal manusia.
37. Itulah fungsi Al-Quran sebagai mukjizat.
Daftar Pustaka
1.
Shihab,
M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
2.
Shihab,
M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan
Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3.
Shihab,
M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4.
Al-Quran
Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online.
0 comments:
Post a Comment