Sunday, May 17, 2020

4458. LELAKI HARUS BERANI BERJUANG


LELAKI HARUS BERANI BERJUANG
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.
1.    Seorang kawan alumni memberi kabar akan sowan ke Gus Baha — sosok yang namanya sudah saya dengar cukup lama, tapi belum sekalipun saya menjumpainya — di kediamannya, di Rembang.
2.    Saya sempat bertanya, terkait apa yang akan dia lakukan saat sowan ke Rembang.
3.    Dia menjawab, ada ngaji Tafsir Jalalain yang diampu Gus Baha.
4.    Dia mengikutinya.
5.    Sekaligus ingin mengajak saya, kalau mau.
6.    Saya mengiyakan.
7.    Kami berangkat bersama menuju Desa Narukan, Kecamatan Kragan, Rembang— kediaman dan lokasi Gus Baha menggelar kajian tafsir.
8.    Di perjalanan, pikiran saya terlempar ke berbagai macam hal tentang Gus Baha.
9.    Nama Gus Baha sering saya dengar beberapa tahun lalu.
10. Terutama saat Gus Baha, waktu itu punya rutinan ngaji di beberapa tempat di Bojonegoro.
11. Tidak mudah bagi saya untuk berjumpa.
12. Seperti penuturan sejumlah kawan, Gus Baha tak mudah ditemui.
13. Gus Baha tidak mau ada pengumuman atau poster apa pun jika ada pengajian menghadirkan dirinya.
14. Gus Baha adalah satu di antara kiai yang menjauhi popularitas.
15. Bahkan, kerap mengkritik orang-orang yang mencari popularitas dan uang dari berjualan agama.
16. Sangat sulit mencari sosok seperti Gus Baha di era seperti saat ini.
17. Sebagai mufassir dengan kemampuan di atas rata-rata orang seusianya, sangat mudah bagi Gus Baha untuk menjadi orang terkenal.
18. Namun justru, Gus Baha sangat menjauhi itu — dan kerap mengkritik mereka yang mencari hidup dari agama.
19. Nama Gus Baha kian santer terdengar ketika sejumlah tokoh populis sering menyebut namanya.
20. Ustad Adi Hidayat dan Puthut EA sering menyebut namanya.
21. Bahkan, mereka berdua, konon, mendaulat Gus Baha sebagai sosok guru.
22. Pada sebuah kesempatan lain, Prof. Quraisy Syihab pernah berkata, “Sulit ditemukan orang yang sangat memahami dan hafal detail Al-Qur’an hingga detail fiqh yang tersirat dalam ayat Al-Qur’an seperti Pak Baha.”
23. Sejumlah penyebutan dan pengakuan kian membikin nama Gus Baha jadi perbincangan.
24. Di medsos maupun dunia nyata.
25. Terutama di salah satu lingkaran pertemanan saya yang cukup kental membahas geliat tokoh keagamaan.
26. Seorang kawan, mengatakan pada saya Gus Baha adalah Wali.
27. Uniknya, itu dikatakan kawan yang bukan sosok tradisionalis, tapi teramat ultra modernis.
28. Menjelang Zuhur yang sejuk, kami sampai di Narukan, Kragan, Rembang.
29. Turun dari kendaraan, saya sempat ke belakang dan mengisap sebatang kretek.
30. Sambil mengamati berbagai pemandangan di sekitar.
31. Sejumlah orang bersarung dan berpeci hitam terlihat mondar-mandir di lingkungan tersebut.
32. Mereka datang dari berbagai kota.
33. Di antaranya Tuban dan Bojonegoro.
34. Kebanyakan, Gus pondok hingga pengasuh pesantren.
35. Sambil membawa kitab tebal Tafsir Jalalain, mereka memasuki surau dengan cepat.
36. Dari belakang, saya pun mengikutinya.
37. Memasuki sebuah ruang banyak orang sudah duduk menunggu kedatangan sang guru.
38. Cukup lama orang-orang dalam ruangan bercengkrama sambil menanti.
39. Suasana tiba-tiba hening ketika sosok berbaju putih duduk di depan meja yang sudah disiapkan.
40. Perangainya tenang dan fokus.
41. Beliau KH. Bahauddin Nursalim.
42. Belum tampak tua.
43. Bahkan terlihat sangat muda.
44. Saya yang kebetulan mengambil tempat duduk di sebelah kiri meja — hanya 2 baris dari meja Gus Baha — memiliki view cukup jelas untuk melihat sosoknya dari arah samping.
45. Beberapa santri meletakkan ponsel di depan Gus Baha merekam apa yang beliau jelaskan hari itu.
46. Saya baru sadar, kenapa video Gus Baha sulit ditemukan di YouTube.
47. Kalaupun ada, pasti hanya berbentuk suara dan sebuah foto diam.
48. Mayoritas santri memilih merekam suara.
49. Sesaat setelah duduk, tanpa basa-basi, Gus Baha langsung membuka kitab dan mulai penjelasan, tanpa menatap ke sekitar.
50. Semacam kekhasan Gus Baha saat mengaji.
51. Selain membahas yang tersurat dalam kitab, Gus Baha sering mengirim pesan tersirat kepada para santri.
52. Yang berkaitan langsung pada bab kitab atau tidak berkaitan secara langsung.
53. “Lanang tenan iku gak wedi gak ndue duwit,” kalimat itu tiba-tiba membombardir dinding musala, lalu disusul gelak tawa.
54. Lelaki sejati itu tidak takut tak punya uang.
55. Seorang lelaki, kata Gus Baha, harus menjadi petarung.
56. Bukan petarung dalam hal fisik.
57. Melainkan dalam hal keberanian.
58. Hidup harus berani.
59. Harus ada unsur berjuang.
60. Setidaknya berjuang melawan rasa takut tidak punya uang.
61.  Toh setiap manusia sudah ditanggung rezekinya oleh Allah.
62. Saya tidak tahu apakah kalimat dari Gus Baha ada pada pembahasan kitab atau tidak.
63. Tapi, banyak yang meyakini, pesan-pesan sering beliau munculkan begitu saja.
64.  Di tengah sesi pembacaan kitab.
65. Peserta ngaji memang semuanya laki-laki.
66. Dan kepemilikan uang, kerap menjadi masalah bagi seorang lelaki.
67. Terlebih jika sudah berumah tangga.
68. Mungkin Gus Baha tahu.
69. Karena itu, ia menyampaikannya secara tegas.
70. Semua santri yang datang, tentu punya masalah perihal uang.
71. Dan uang, sejak dulu hingga sekarang, selalu menjadi momok mencemaskan bagi setiap orang.
72. Dan itu harus dilawan dengan keberanian.
73. Tentu saja, keberanian untuk hidup.
74. “Lelaki harus punya mental petarung,” imbuhnya, yang sekaligus seperti menampar hati.
75. Lelaki harus punya mental petarung adalah kalimat yang menghentak dalam dada saya.
76. Semacam menusuk dan ingin terpatri dalam hati.
77. Laki-laki adalah pejuang.
78. Bukan penakut.
79. Petarung: setidaknya bertarung melawan ketakutan.
80. Sebab hidup, sudah ada garis takdir.
81. Sehingga sebenarnya, yang dibutuhkan hanya berani berjuang dan memperjuangkan saja.
82. Apapun hasilnya, bukan lagi urusan manusia.
83. Unsur kata berjuang dan berani itu, tentu penafsirannya sangat luas.
84. Berani berjuang demi pendidikan, berani berjuang demi keluarga, hingga berani berjuang demi cinta, adalah beberapa di antaranya.
85. Iya, lelaki harus berani berjuang.
(Sumber: internet)


Related Posts:

  • 963. QURANAPAKAH AL-QURAN ITU? Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.       Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan, apakah Al-Qu… Read More
  • 964. HAJI 1CATATAN HAJI 2018 (Oleh : M. Yusron Hadi bin H.M. Tauchid Ismail, Sidoarjo, Jawa Timur) (Regu 36, rombongan 9, kloter 71 Surabaya) 1. Dasar hukum ibad… Read More
  • 963. QURANAPAKAH AL-QURAN ITU? Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.       Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan, apakah Al-Qu… Read More
  • 964. HAJI 1CATATAN HAJI 2018 (Oleh : M. Yusron Hadi bin H.M. Tauchid Ismail, Sidoarjo, Jawa Timur) (Regu 36, rombongan 9, kloter 71 Surabaya) 1. Dasar hukum ibad… Read More
  • 963. QURANAPAKAH AL-QURAN ITU? Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.       Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan, apakah Al-Qu… Read More

0 comments:

Post a Comment