Tuesday, May 19, 2020

4478. HARTA POKOK KEHIDUPAN


HARTA POKOK KEHIDUPAN
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

1.    Kata “uang” (menurut KBBI V) dapat diartikan “alat tukar atau standar pengukur nilai (kesatuan hitungan) yang sah, dikeluarkan oleh pemerintah suatu negara berupa emas, perak, atau logam lain yng dicetak dengan bentuk dan gambar tertentu”, “harta”, “kekayaan”, dan “sepertiga tali (= 8 1/3 sen) uang zaman Hindia Belanda)”.
2.    Uang dapat diartikan sebagai “harta”, “ kekayaan”, dan “nilai tukar bagi sesuatu”.
3.    Berbeda dengan dugaan sebagian orang yang beranggapan Islam kurang menyambut baik kehadiran uang.
4.    Pada hakikatnya pandangan Islam terhadap uang dan harta amat positif.
5.    Manusia diperintahkan Allah untuk mencari rezeki bukan hanya yang mencukupi kebutuhannya saja.
6.    Al-Quran memerintahkan untuk mencari sesuatu yang diistilahkannya “fadhl” Allah.
7.    Fadhl Allah arti harfiahnya adalah “kelebihan yang bersumber dari Allah”.

8.    Al-Quran surah Al-Jumu'ah (surah ke-62) ayat 10.

فَإِذَا قُضِيَتِ الصَّلَاةُ فَانْتَشِرُوا فِي الْأَرْضِ وَابْتَغُوا مِنْ فَضْلِ اللَّهِ وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

      Apabila telah ditunaikan salat (Jumat), maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah “fadhl” (karunia/kelebihan/rezeki) Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.
9.    Kelebihan karunia itu dimaksudkan agar yang memperoleh rezeki dapat melakukan ibadah secara sempurna dan dapat membantu pihak lain yang kurang.
10. Al-Quran surah An-Nisa (surah ke-4) ayat 5 menyatakan “harta” atau “uang” dinilai oleh Allah sebagai “qiyaman” (sarana pokok kehidupan).

وَلَا تُؤْتُوا السُّفَهَاءَ أَمْوَالَكُمُ الَّتِي جَعَلَ اللَّهُ لَكُمْ قِيَامًا وَارْزُقُوهُمْ فِيهَا وَاكْسُوهُمْ وَقُولُوا لَهُمْ قَوْلًا مَعْرُوفًا

    Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum sempurna akalnya, harta (mereka yang ada dalam kekuasaanmu) yang dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan. Berilah mereka belanja dan pakaian (dari hasil harta itu) dan ucapkanlah kepada mereka kata-kata yang baik.

11. Ajaran Islam memerintahkan memakai uang pada tempatnya secara baik, tidak memboroskannya, dan untuk menjaganya.
12. Al-Quran melarang pemberian harta kepada pemiliknya sendiri, apabila sang pemilik dinilai boros dan tidak pandai mengurus hartanya secara baik.
13. Al-Quran memerintahkan siapa pun yang melakukan transaksi utang piutang, agar mencatat jumlahnya, jangan sampai tercecer, hilang, atau berkurang.

14. Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2 ayat 282) adalah ayat terpanjang dalam Al-Quran yang menyatakan agar menulis transaksi keuangan.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا تَدَايَنْتُمْ بِدَيْنٍ إِلَىٰ أَجَلٍ مُسَمًّى فَاكْتُبُوهُ ۚ وَلْيَكْتُبْ بَيْنَكُمْ كَاتِبٌ بِالْعَدْلِ ۚ وَلَا يَأْبَ كَاتِبٌ أَنْ يَكْتُبَ كَمَا عَلَّمَهُ اللَّهُ ۚ فَلْيَكْتُبْ وَلْيُمْلِلِ الَّذِي عَلَيْهِ الْحَقُّ وَلْيَتَّقِ اللَّهَ رَبَّهُ وَلَا يَبْخَسْ مِنْهُ شَيْئًا ۚ فَإِنْ كَانَ الَّذِي عَلَيْهِ الْحَقُّ سَفِيهًا أَوْ ضَعِيفًا أَوْ لَا يَسْتَطِيعُ أَنْ يُمِلَّ هُوَ فَلْيُمْلِلْ وَلِيُّهُ بِالْعَدْلِ ۚ وَاسْتَشْهِدُوا شَهِيدَيْنِ مِنْ رِجَالِكُمْ ۖ فَإِنْ لَمْ يَكُونَا رَجُلَيْنِ فَرَجُلٌ وَامْرَأَتَانِ مِمَّنْ تَرْضَوْنَ مِنَ الشُّهَدَاءِ أَنْ تَضِلَّ إِحْدَاهُمَا فَتُذَكِّرَ إِحْدَاهُمَا الْأُخْرَىٰ ۚ وَلَا يَأْبَ الشُّهَدَاءُ إِذَا مَا دُعُوا ۚ وَلَا تَسْأَمُوا أَنْ تَكْتُبُوهُ صَغِيرًا أَوْ كَبِيرًا إِلَىٰ أَجَلِهِ ۚ ذَٰلِكُمْ أَقْسَطُ عِنْدَ اللَّهِ وَأَقْوَمُ لِلشَّهَادَةِ وَأَدْنَىٰ أَلَّا تَرْتَابُوا ۖ إِلَّا أَنْ تَكُونَ تِجَارَةً حَاضِرَةً تُدِيرُونَهَا بَيْنَكُمْ فَلَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَلَّا تَكْتُبُوهَا ۗ وَأَشْهِدُوا إِذَا تَبَايَعْتُمْ ۚ وَلَا يُضَارَّ كَاتِبٌ وَلَا شَهِيدٌ ۚ وَإِنْ تَفْعَلُوا فَإِنَّهُ فُسُوقٌ بِكُمْ ۗ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۖ وَيُعَلِّمُكُمُ اللَّهُ ۗ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ

      Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermuamalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah telah mengajarkannya, maka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang berutang itu mengimlakan (apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikit pun daripada utangnya. Jika yang berutang itu orang yang lemah akalnya atau lemah (keadaannya) atau dia sendiri tidak mampu mengimlakan, maka hendaklah walinya mengimlakan dengan jujur. Dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki di antaramu). Jika tak ada dua orang lelaki, maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridai, supaya jika seorang lupa maka seorang lagi mengingatkannya. Janganlah saksi-saksi itu enggan (memberi keterangan) apabila mereka dipanggil; dan janganlah kamu jemu menulis utang itu, baik kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya. Yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih dapat menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak (menimbulkan) keraguanmu, (Tulislah muamalahmu itu), kecuali jika muamalah itu perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara kamu, maka tak ada dosa bagi kamu, (jika) kamu tidak menulisnya. Dan persaksikanlah apabila kamu berjual beli; dan janganlah penulis dan saksi saling sulit-menyulitkan. Jika kamu lakukan (yang demikian), maka sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan pada dirimu. Dan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
15. Jika minta bantuan notaris untuk mencatatnya, Allah berpesan kepada notaris dan orang yang melakukan transaksi agar tidak saling merugikan.
16. Al-Quran memandang uang dan harta bertitik tolak dari pandangannya terhadap naluri dan fitrah manusia.
17. Al-Quran memperkenalkan agama Islam sebagai agama fitrah.
18. Artinya ajaran Islam sejalan dengan jati diri manusia, termasuk dalam bidang harta dan keuangan.
19. Al-Quran surah Ali 'Imran (surah ke-3) ayat 14 menyatakan naluri manusia adalah cinta kepada lawan seksnya, anak-anak, dan harta kekayaan yang banyak.

زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ۗ ذَٰلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۖ وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَآبِ

      Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).

20. Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 180.

كُتِبَ عَلَيْكُمْ إِذَا حَضَرَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ إِنْ تَرَكَ خَيْرًا الْوَصِيَّةُ لِلْوَالِدَيْنِ وَالْأَقْرَبِينَ بِالْمَعْرُوفِ ۖ حَقًّا عَلَى الْمُتَّقِينَ

       Diwajibkan atasmu, apabila seorang di antaramu kedatangan (tanda-tanda) maut, jika dia meninggalkan harta yang banyak, berwasiat untuk ibu-bapak dan karib kerabatnya secara makruf, (ini adalah) kewajiban atas orang-orang yang bertakwa.

21. Al-Quran menyebutkan “harta yang banyak” sebagai “khair”.
22. Arti harfiah “khair” adalah “kebaikan”.
23. Berarti harta kekayaan adalah sesuatu yang baik.
24. Sehingga cara memperoleh dan penggunakan harta kekayaan harus baik, jika manusia mengabaikannya, maka hidupnya akan sengsara.
25. Daya tarik uang dan harta kekayaan sering menyilaukan mata dan menggiurkan hati.
26. Berulang-ulang Al-Quran dan hadis Nabi memperingatkan agar manusia tidak tergiur oleh kegemerlapan uang dan diperbudak oleh harta kekayaan, sehingga lupa fungsinya sebagai hamba Allah dan khalifah di bumi.

Daftar Pustaka
1.    Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
2.    Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3.    Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4.    Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5.    Tafsirq.com online.

Related Posts:

0 comments:

Post a Comment