Wednesday, September 28, 2022

15119. ADA POLITIK IDENTITAS DI AMERIKA SERIKAT

 

 


 

IMAM SHAMSI ALI ADA POLITIK IDENTITAS DI AMERIKA SERIKAT

 Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

 

 

 

 

Indonesia sangat peduli.

Dengan identitas kelompok.

 

Di Amerika Serikat.

Politiknya juga masih diwarnai.

identitas masing-masing.

 

Saat musim politik mendekat.

Banyak muncul keanehan.

 

Terkadang menggelikan.

Karena lucu.

 

Tapi tidak jarang.

Juga menjengkelkan.

 

Karena jelek.

Bahkan busuk.

 

Keanehan  sering dibumbui drama lucu.

Oleh para pendukungnya.

 

Salah satunya.

Soal politik identitas.

Dan drama tuding menuding.

 

Hal ini aneh.

Karena jadi isu yang:

1)        Samar.

2)        Abu-abu.

 

3)        Tak jelas.

4)        Membingungkan.


Tak jelas

Apakah definisi politik identitas.

 

Juga tidak jelas.

Siapa dan kenapa.

Orang dianggap main politik identitas.

 

Yang paling membingungkan.

Orang paling getol.

 

Menuduh orang lain.

Bermain politik indentitas.

 

Justru dia main politik identitas.

 

Ragam identitas.

Jadi simbol kegiatan politik.

Demi meraup dukungan rakyat.

 

Saya tidak terlalu paham.

Apa defenisi politik identitas itu.

 

Ada 2 kata.

Yaitu:

1)                Politik.

2)                Identitas.

 

Bahwa identitas pribadi/kelompok.

Dipakai meraih keuntungan politik.

 

Misalnya.

Calon kampanye dengan menjual.

Atau menampakkan identitas agamanya.

 

1)                Difoto ketika salat.

2)                Divideo jadi imam salat.

3)                Pakai serban.

 

4)                Pakai jilbab.

5)                Dan simbol lainnya.

 

Identitas itu banyak.

Tapi yang populer.

 

Yaitu:

1)                Suku.

2)                Ras.

 

3)                Etnis.

4)                Agama.

 

Hal ini jadi identitas dasar.

Bagi tiap orang.

 

Identitas jadi bagian alami  seseorang.

 

Jika identitas  dikaitkan dengan politik.

Maka politik dan identitas.

Tak bisa terpisahkan.

 

Politik Indonesia.

Sejak lama pakai politik identitas.

 

Sejak dulu.

Faktor suku sering jadi penentu.

Menang atau kalah.

 

Misalnya.

1)                Suku Jawa

2)                Suku non-Jawa.

 

Sejak merdeka.

Politik lndonesia.

Diwarnai banyak identitas.

 

Hal itu.

Diterima normal.

Dan berjalan alami saja.

 

Dulu ada partai berbasis:

1)        Islam.

2)        Kristen.

3)        Nasionalis.

 

4)        Sosialis.

5)        Komunis.

 

Partai berbasis Islam.

1)                NU.

2)                Masyumi.

 

Semua berjalan alami.

Semua identitas itu.

 

Jadi energi untuk melakukan terbaik.

Bagi bangsa dan negara.

 

Dengan identitas masing-masing.

Terjadi lomba berbuat baik.

Dalam membangun bangsa dan negara.

 

Partai politik sekarang.

Juga punya identitas.

 

Misalnya:

1)                Basis lslam.

2)                Basis Kristen.

 

3)                Nasionalis.

4)                Nasional relijius.

5)                Dan lainnya.

 

Artinya.

Politik identitas itu wajar.

 

Di Amerika Serikat.

Masih ada politik warnai identitas.

 

1)        Partai Demokrat.

Identitasnya liberal.

 

2)        Partai Republik.

Identitasnya konservatif.

 

Maka identitas dalam perpolitik.

Jangan dibesarkan.

 

Jangan dipolitisasi.

Untuk merusak karakter pihak lain.

 

Biarkan pakai identitasnya.

Untuk berbuat terbaik.

Bagi bangsa dan negara.

 

Misalnya.

 

Identitas lslam.

Jadi dorongan bagi umat Islam.

 

Untuk kontribusi positif.

Kepada bangsa dan negara.

 

Nilai positif lsiam.

Sangat diperlukan.

Bagi bangsa dan negara.

 

Umat Kristiani.

Pastinya punya identitas.

 

Yang jadi motivasi kontribusi.

Untuk bangsa dan negara.

 

Saudara kita di Bali.

Dengan identitas Hindu.

 

Bisa berbuat terbaik.

Bagi kemajuan Bali.

 

Yang jadi masalah.

Jika identitas dipakai tameng.

 

Untuk kepentingan kelompok.

Mengorbankan kepentingan negara dan bangsa.

 

Tapi yang lebih jahat.

Ketika identitas itu.

 

Dipakai tidak jujur.

Hanya untuk menipu.

 

Misalnya.

Pada tahun politik.

 

Orang yang tidak pernah tampil.

Dengan identitas agama tertentu.

 

Tiba-tiba berubah drastis.

Mendadak rajin keliling masjid.

 

Bahkan pakai jubah dan sorban.

 

Ada yang anti jilbab.

Tiba-tiba muncul pakai jilbab.

 

Keliling ke rumah-rumah ibadah.

Dan pesantren-pesantren.

 

Bahkan lebih aneh lagi.

Non Muslim tampil dengan busana lslam.

 

Kesimpulan.

Politik identitas bukan masalah.

 

Justru jadi motivasi.

Untuk berbuat terbaik.

Bagi bangsa.

 

Yang jadi masalah .

Yaitu identitas palsu.

 

Karena tak jujur.

Bahkan menipu.

 

New York, 27 September 2022

(Imam Shamsi Ali)

 

0 comments:

Post a Comment