IMAM SHAMSI ALI ADA POLITIK
IDENTITAS DI AMERIKA SERIKAT
Oleh: Drs. H. M.
Yusron Hadi, M.M
Indonesia sangat peduli.
Dengan identitas kelompok.
Di Amerika Serikat.
Politiknya juga masih diwarnai.
identitas masing-masing.
Saat musim politik
mendekat.
Banyak muncul keanehan.
Terkadang menggelikan.
Karena lucu.
Tapi tidak jarang.
Juga menjengkelkan.
Karena jelek.
Bahkan busuk.
Keanehan sering dibumbui drama
lucu.
Oleh para pendukungnya.
Salah satunya.
Soal politik
identitas.
Dan drama tuding
menuding.
Hal ini aneh.
Karena jadi isu yang:
1)
Samar.
2)
Abu-abu.
3)
Tak jelas.
4)
Membingungkan.
Tak jelas
Apakah definisi
politik identitas.
Juga tidak jelas.
Siapa dan kenapa.
Orang dianggap main
politik identitas.
Yang paling
membingungkan.
Orang paling getol.
Menuduh orang lain.
Bermain politik
indentitas.
Justru dia main
politik identitas.
Ragam identitas.
Jadi simbol kegiatan
politik.
Demi meraup dukungan
rakyat.
Saya tidak terlalu
paham.
Apa defenisi politik
identitas itu.
Ada 2 kata.
Yaitu:
1)
Politik.
2)
Identitas.
Bahwa identitas
pribadi/kelompok.
Dipakai meraih
keuntungan politik.
Misalnya.
Calon kampanye
dengan menjual.
Atau menampakkan
identitas agamanya.
1)
Difoto ketika salat.
2)
Divideo jadi imam salat.
3)
Pakai serban.
4)
Pakai jilbab.
5)
Dan simbol lainnya.
Identitas itu banyak.
Tapi yang populer.
Yaitu:
1)
Suku.
2)
Ras.
3)
Etnis.
4)
Agama.
Hal ini jadi
identitas dasar.
Bagi tiap orang.
Identitas jadi
bagian alami seseorang.
Jika identitas dikaitkan dengan politik.
Maka politik dan
identitas.
Tak bisa
terpisahkan.
Politik Indonesia.
Sejak lama pakai politik
identitas.
Sejak dulu.
Faktor suku sering jadi
penentu.
Menang atau kalah.
Misalnya.
1)
Suku Jawa
2)
Suku non-Jawa.
Sejak merdeka.
Politik lndonesia.
Diwarnai banyak identitas.
Hal itu.
Diterima normal.
Dan berjalan alami
saja.
Dulu ada partai berbasis:
1)
Islam.
2)
Kristen.
3)
Nasionalis.
4)
Sosialis.
5)
Komunis.
Partai berbasis
Islam.
1)
NU.
2)
Masyumi.
Semua berjalan alami.
Semua identitas itu.
Jadi energi untuk melakukan
terbaik.
Bagi bangsa dan
negara.
Dengan identitas
masing-masing.
Terjadi lomba berbuat
baik.
Dalam membangun
bangsa dan negara.
Partai politik
sekarang.
Juga punya identitas.
Misalnya:
1)
Basis lslam.
2)
Basis Kristen.
3)
Nasionalis.
4)
Nasional relijius.
5)
Dan lainnya.
Artinya.
Politik identitas itu wajar.
Di Amerika Serikat.
Masih ada politik warnai
identitas.
1)
Partai Demokrat.
Identitasnya liberal.
2)
Partai Republik.
Identitasnya konservatif.
Maka identitas dalam
perpolitik.
Jangan dibesarkan.
Jangan dipolitisasi.
Untuk merusak
karakter pihak lain.
Biarkan pakai identitasnya.
Untuk berbuat
terbaik.
Bagi bangsa dan
negara.
Misalnya.
Identitas lslam.
Jadi dorongan bagi
umat Islam.
Untuk kontribusi positif.
Kepada bangsa dan
negara.
Nilai positif lsiam.
Sangat diperlukan.
Bagi bangsa dan
negara.
Umat Kristiani.
Pastinya punya identitas.
Yang jadi motivasi kontribusi.
Untuk bangsa dan
negara.
Saudara kita di Bali.
Dengan identitas
Hindu.
Bisa berbuat terbaik.
Bagi kemajuan Bali.
Yang jadi masalah.
Jika identitas dipakai
tameng.
Untuk kepentingan
kelompok.
Mengorbankan
kepentingan negara dan bangsa.
Tapi yang lebih jahat.
Ketika identitas itu.
Dipakai tidak jujur.
Hanya untuk menipu.
Misalnya.
Pada tahun politik.
Orang yang tidak
pernah tampil.
Dengan identitas
agama tertentu.
Tiba-tiba berubah
drastis.
Mendadak rajin keliling
masjid.
Bahkan pakai jubah
dan sorban.
Ada yang anti
jilbab.
Tiba-tiba muncul
pakai jilbab.
Keliling ke
rumah-rumah ibadah.
Dan
pesantren-pesantren.
Bahkan lebih aneh
lagi.
Non Muslim tampil dengan
busana lslam.
Kesimpulan.
Politik identitas bukan
masalah.
Justru jadi motivasi.
Untuk berbuat terbaik.
Bagi bangsa.
Yang jadi masalah .
Yaitu identitas
palsu.
Karena tak jujur.
Bahkan menipu.
New York, 27
September 2022
(Imam Shamsi Ali)
0 comments:
Post a Comment