PUASA RAMADAN AGAR JADI
HAMBA BERSYUKUR
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M
Al-Quran surah
Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 185.
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ
فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَىٰ وَالْفُرْقَانِ ۚ
فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ ۖ وَمَنْ كَانَ مَرِيضًا أَوْ
عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ ۗ يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ
وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا
اللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
(Beberapa hari yang
ditentukan itu ialah) bulan Ramadan, bulan di dalamnya diturunkan (permulaan)
Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan petunjuk itu dan pembeda
(hak dan batil). Karena itu, barang siapa di antara kamu hadir (di negeri
tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan
barang siapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajib baginya
berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkan pada hari lain. Allah menghendaki
kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu
mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya
yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.
Nabi Ibrahim.
Diperintah oleh Allah.
Untuk tinggikan fondasi
Baitullah.
Dilakukan penuh dedikasi
dan ikhlas.
Tak ada tendensi dunia.
Mungkin belum tahu.
Kelak Kakbah.
Jadi bangunan impian
banyak manusia.
Nabi Ibrahim.
Kerja niat ibadah.
Melakukan apa pun.
Cari rida Allah.
Tawadu pada Allah.
Allah beri perintah.
Allah punya otoritas.
Menerima atau menolak.
Surah Al-Baqarah ayat
185.
Mengingatkan kita.
Akhiri Ramadan.
Dengan “takbir”.
Yaitu membesarkan nama Allah.
Sehebat apa pun puasa kita.
Tak tidak lepas dari hidayah
Allah.
Kita ibadah sugguh penuh
dedikasi.
Tak merasa ego.
Tak merasa lebih
beragama.
Tak merasa lebih suci.
Seolah jadi pemilik
surga.
Seolah surga bisa dibeli
dengan puasa.
Al-Quran surah An-Najm
(surah ke-53) ayat 32.
ينَ يَجْتَنِبُونَ
كَبَٰٓئِرَ ٱلْإِثْمِ وَٱلْفَوَٰحِشَ إِلَّا ٱللَّمَمَ ۚ إِنَّ رَبَّكَ وَٰسِعُ ٱلْمَغْفِرَةِ
ۚ هُوَ أَعْلَمُ بِكُمْ إِذْ أَنشَأَكُم مِّنَ ٱلْأَرْضِ وَإِذْ أَنتُمْ أَجِنَّةٌ
فِى بُطُونِ أُمَّهَٰتِكُمْ ۖ فَلَا تُزَكُّوٓا۟ أَنفُسَكُمْ ۖ هُوَ أَعْلَمُ
بِمَنِ ٱتَّقَىٰٓ
(Yaitu) orang menjauhi dosa besar dan
perbuatan keji selain kesalahan kecil. Sesungguhnya Tuhanmu maha luas
ampunan-Nya. Dan Dia lebih mengetahui (tentang keadaan)mu ketika Dia menjadikan
kamu dari tanah dan ketika kamu masih janin dalam perut ibumu; maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dia yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa.
(Sumber lmam Shamsi Ali)
Allah mengingatkan kita:
“jangan sucikan diri-diri kalian. Allah lebih tahu siapa yang paling bertakwa
di antara kalian”.
Dan karenanya ujung ayat
185 Sutan Al-Baqarah itu mengatakan: “dan mudah-mudahan kalian bersyukur”.
Bermakna bahwa di akhir Ramadan ini yang harus terbangun dan adalah ketawadhuan
yang terealisasi dalam wujud kesyukuran kepada Allah SWT. Sebagaimana
Rasulullah SAW menyampaikan bahwa pengabdian/ibadah-ibadah yang beliau lakukan
bertujuan: “tidakkah saya menjadi hamba yang bersyukur?”.
Salah satu doa yang populer
dan sering dilanjatkan di doa-doa munajat akhir Ramadhan adalah “Rabbana
ij’alna minas su’adaai al-maqbuulin. Wa laa taj’alna minal asyqiyaa
al-marduudiin” (ya Allah jadikanlah kami hamba-hambaMu yang berbahagia dengan
pengabulan. Dan jangan kiranya Engkau jadikan kami termasuk yang celaka dengan
penolakan Engkau).
Semoga keberkahan
Ramadhan untuk kita semua dalam bentuk pengabulan. Semoga puasa dan segala
pengabdian kita diberkahi, diridhoi dan diterima Allah SWT. Amin!
0 comments:
Post a Comment