GANTI
PRESIDEN NEGARA DEMOKRASI RUTIN BIASA
Oleh: Drs. HM. Yusron Hadi, M.M.
Andi
Sinulingga jelaskan.
Pemilu
negara demokrasi.
Peristiwa
rutin biasa.
Bukan
peristiwa genting.
Dalam
negara demokrasi.
Ganti
presiden.
Secara
berkala.
Hal
itu biasa saja.
Bukan
seperti kiamat.
Sebab
kekuasaan tertinggi.
Berada
di tangan rakyat.
Andi
heran.
Presiden
terbuka.
Ikut
cawe-cawe.
Akui
tak netral.
Pada
pemilu 2024.
Hal
ini sangat berbahaya.
Andi
katakan.
Sebagai
presiden 2 periode.
Mandat
harus kembali pada rakyat.
Pemilu
adalah hal biasa.
Tak
ada yang krusial.
Tak
bahaya bagi tanah air.
Misalnya.
Tahun
2014.
Kita
dukung Jokowi.
Biasa
aja.
Tak
ada yang krusial.
Pemilu
aturan biasa saja.
Rakyat
beri kepercayaan 2 kali.
Ya
sudah.
Kembalikan
mandat pada rakyat.
Hal
itu.
Cara
bernegara yang baik," cuitnya.
Rabu (31/05/2023).
Andi
minta esensi demokrasi.
Dipertahankan
oleh Presdien.
Dia
ingatkan.
Bahwa
politikus.
Bukan
penentu aman.
Atau
tidaknya.
Nasib
Indonesia.
Justru
menurutnya.
Presiden
tak netral.
Dalam
pemilu.
Bisa
hancurkan Indonesia.
"Jangan
merasa.
Tanpa
Bapak.
Maka
negeri akan hancur.
Tapi
bisa sebaliknya," pungkasnya.
(Sumber
warta)
0 comments:
Post a Comment