Wednesday, February 21, 2024

32617. TAK ADA MAKAN SIANG GRATIS PEMILU BIAYA MAHAL

 


TAK ADA MAKAN SIANG GRATIS PEMILU BIAYA MAHAL

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

 

 

 

Pemilu

1)        Transaksional.

2)        Ugal-ugalan.

 

3)        Berbiaya mahal.

4)        Ongkos besar.

 

5)        Padat modal.

6)        Kongsi menggurita.

 

7)        Mudah tabrak etika.

8)        Gampang langgar hukum.

 

9)         Tak ada yang gratis dalam politik.

 

Mustahil membayangkan.

“Ada makan siang gratis”.

 

Milton Friedman.

Bukunya tahun 1975.

 

“There is No Such Thing as a Free Lunch.”

Tidak ada makan siang gratis.

 

Dalam pemilu.

1)        Tak gratis.

2)        Klien politik.

 

3)        Politik uang.

4)        Gentong babi.

 

Sering diklaim tanpa biaya.

Alias gratis.

Padahal punya harga.

Yang harus dibayar.

 

1)        Membangun jaringan.

2)        Memperluas jangkauan.

 

3)        Berkenalan.

4)        Merawat teman.

 

5)        Memberi hadiah.

6)        Suap.

 

7)        Kolusi.

8)        Nepotisme.

 

9)        Menjilat.

10)  Dan lainnya.

 

Semua butuh biaya politik.

Yang tak murah.

 

Pemilu kita serupa itu.

Serba uang dan berbiaya tinggi.

Tidak ada yang gratis.

 

Diskusi makan siang gratis.

Implikasi pada demokrasi.

 

Kampanye Prabowo-Gibran.

1)        Skema pelaksanaan.

2)        Potensi korupsi.

 

3)        Arus modal pasok pangan.

4)        Potensi rusak lingkungan.

 

5)        Kebebasan berpendapat.

6)        Partisipasi publik.

 

7)        Terkait proyek food estate.

 

8)        Potensi hilang diversifikasi pangan.

 

9)        Situasi buruk demokrasi .

 

Mungkin harga yang dibayar.

Terhadap ”makan siang gratis”.

 

Catatan ilmuwan.

Sebab demokrasi mundur.

 

1)        Lemah structural.

2)        Salah gunakan hukum.

 

3)        Lembaga penegak hukum.

4)        Aparat penegak hukum.

 

5)        Manipulasi aturan hukum.

6)        Memperkuat kekuasaan presiden.

 

7)        Kelas menengah rentan ekonomi.

8)        Kriminalisasi lawan politik.

 

9)        Berakhirnya kampanye lawan korupsi.

10)  Lemahnya aktivisme peradilan.

11)  Runtuhnya gerakan protes.

 

Pelemahan demokrasi struktural.

Bisa lebih cepat.

 

Jika hanya berpikir makan gratis.

Tanpa berpikir kritis.

 

Zaman Romawi Kuno.

Kisah sirkus dan roti.

 

Warga digiring sukarela.

Tanggalkan partisipasi politik.

Dan sikap kritis.

Dengan cara diberi.

 

1)        Makanan.

2)        Tontonan sirkus.

 

Kasus Indonesia.

Rakyat tertarik bansos.

Untuk makanan.

 

Sirkus diganti gimik.

Citra orang baik, ndeso, gemoy.

Dan atraksi joget.

 

Kisah roti dan sirkus.

Mirip program makan siang gratis.

 

Dan slogan rezim Jokowi.

Kerja, kerja, kerja.

 

Meninggalkan karakter berpikir bebas.

 

Zaman orde baru.

Tahun 1997.

Program Makanan Tambahan Anak Sekolah.

 

 Tujuannya lugas.

1)        Kuat fisik.

2)        Dorong minat belajar .

3)        Siswa berprestasi.

 

Sesuai kampanye Orde Baru.

1)        Stabilitas politik dan keamanan.

 

2)        Pertumbuhan ekonomi dan pembangunan.

 

Kampanye ditopang.

1)        Politik tertib.

2)        Rakyat kenyang.

 

3)        Tak banyak protes.

4)        Bentuk ideal warga harmonis.

 

Orde Baru Batasi kebebasan politik.

Dalih stabilitas dan pembangunan.

 

Program makan siang gratis.

Bagi siswa mungkin menjanjikan.

 

Tapi problematik.

1)        Picu harga BBM naik.

2)        Harga sembako mahal.

3)        Ciptakan masalah baru.

 

Model Amerika Serikat.

Program makan siang gratis.

Bermasalah tahun 1970.

 

Demokrasi

1)        Bukan hasil ”makan gratis”.

 

2)        Tak dibangun lewat  subsidi makan gratis.

 

3)        Tapi tebar ketakutan.

4)        Dengan alasan ketertiban.

 

5)        Zaman Orde Baru

Pertumbuhan ekonomi dan stabilitas politik.

 

Bukan tolok ukur demokrasi.

Soeharto terjebak otoritar.

 

Zaman Orde Baru.

Dan kisah roti dan sirkus.

 

Romawi Kuno.

Jadi refleksi.

 

Agar patuh.

Rakyat tak selalu diberi makan.

 

Tapi juga ruang partisipasi politik.

Dan kebebasan.

 

Perut kenyang.

Tak selalu buat orang  tertib.

 

Cita rasa makanan tak enak.

Bisa muncul  protes.

 

(Sumber jpnn)

0 comments:

Post a Comment