MANUSIA
BEBAS BERTINDAK TAPI TANGGUNG JAWAB
Oleh:
Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M
Bangsa
Indonesia wajib bersyukur.
Atas nikmat
merdeka.
Kata
“syukur”.
Dalam
bahasa agama.
Artinya:
Memakai
nikmat dari Allah.
Untuk tujuan
anugerahkannya.
Al-Quran
tegas sebut.
Manusia
ditugaskan jadi khalifah.
Bangun
peradaban di bumi.
Para
malaikat dambakan tugas itu.
Tapi tak
diberi tugas itu.
Para
malaikat hanya mampu.
Melakukan
perintah Allah.
Tak punya
kreasi atau inisiatif.
Seluruh alam semesta.
Diciptakan
Allah untuk manusia.
Demi hidup
nyaman di dunia.
Dan bahagia
di akhirat.
Pada
dasarnya.
Manusia
boleh melakukan apa pun.
Tapi ada
peringatan.
1)
Berapa pun panjangnya umurmu.
Kematian
pasti datang.
2)
Kamu boleh bertindak semaumu.
Tapi pasti
ada perhitungan tanggung jawab.
Apakah
peringatan ini.
Untuk menakuti
manusia?
Jawabnya,
”Tidak,
karena itu kebenaran”.
Apakah
hal itu.
Menghambat
pembangunan?
Jawabnya,
”Justru
sebaliknya.
Hal
itu tambah semangat.
Dalam membangun”.
Nabi Muhammad bersabda.
Pada kelompok
pemuda.
Santai
menganggur.
Sambil
tertawa terbahak-bahak,
”Perbanyaklah
kalian ingat mati.
Niscaya
kalian sedikit tertawa.
Dan
banyak menangis”.
Para
ulama berpendapat.
Penyakit
diderita manusia.
Seperti:
1)
Gelisah.
2)
Sengsara.
Termsuk
siksaan Allah di dunia.
Sebab melanggar
sunatullah.
Yaitu hukum
Allah di alam semesta.
Al-Quran
surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 268.
الشَّيْطَانُ يَعِدُكُمُ
الْفَقْرَ وَيَأْمُرُكُمْ بِالْفَحْشَاءِ ۖ وَاللَّهُ يَعِدُكُمْ مَغْفِرَةً
مِنْهُ وَفَضْلًا ۗ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan
kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedangkan Allah
menjanjikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. Dan Allah Maha Luas
(karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.
Manusia
diperintahkan.
Teladani
sifat Allah yang mulia.
Sesuai
posisi manusia.
Sebagai
makhluk Allah.
Misalnya:
1)
Allah Maha Kaya.
2)
Allah Maha Kuasa.
3)
Dan sifat mulia lainnya.
Orang puas
dengan hasil yang didapat.
Padahal
kemampuannya.
Masih bisa
ditambah lagi.
Hasilnya
untuk manfaat dirinya.
Dan
makhluk lainnya.
Pada
hakikatnya.
Orang itu
kurang hayati ajaran agama.
Dalam
literatur agama.
Ada istilah
“qana'ah”.
Kata “qana'ah”.
Tak sekadar
puas.
Dengan
apa yang dimiliki.
Tapi puas
hasil akhir maksimal.
Setelah
didahului:
1)
Ingin meraih sesuatu.
2)
Usaha maksimal.
3)
Sukses dalam berusaha.
4)
Rela serahkan sesuatu yang diraihnya.
Pada orang
yang lebih butuh.
5)
Merasa puas dengan yang dimiliki
sebelumnya.
Jika ada
orang potensinya terabaikan.
Atau
pekerjaannya sia-sia.
Bisa disebut
dia kurang bersyukur.
Atas nikmat
dari Allah.
Sebab dia
tak manfaatkan.
Secara
maksimal.
Al-Quran
surah An-Nahal (surah ke-16) ayat 14.
وَهُوَ الَّذِي سَخَّرَ
الْبَحْرَ لِتَأْكُلُوا مِنْهُ لَحْمًا طَرِيًّا وَتَسْتَخْرِجُوا مِنْهُ حِلْيَةً
تَلْبَسُونَهَا وَتَرَى الْفُلْكَ مَوَاخِرَ فِيهِ وَلِتَبْتَغُوا مِنْ فَضْلِهِ
وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
Dan Dia Allah yang menundukkan lautan
(untukmu) agar kamu dapat memakan darinya daging segar (ikan), dan kamu
mengeluarkan dari lautan perhiasan yang kamu pakai; dan kamu melihat bahtera
berlayar padanya, dan supaya kamu mencari (keuntungan) dari karunia-Nya, dan
supaya kamu bersyukur.
Para
ulama berpendapat.
Pada
umumnya.
Potensi
dan kemampuan umat Islam.
Tak dimanfaatkan
optimal.
Sehingga
muncul warga:
1)
Miskin.
2)
Bodoh.
3)
Terbelakang.
Dengan
kondisi itu.
Bisa disebut
umat Islam kurang bersyukur.
Atas nikmat
yang diberikan Allah.
Daftar
Pustaka
1.
Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan
Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
2.
Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan
Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3.
Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan
Al-Quran.
4.
Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital
Qur’an Ver 3.2
5.
Tafsirq.com online
0 comments:
Post a Comment