Tuesday, September 17, 2024

35366. MANUSIA BEBAS BERTINDAK TAPI TANGGUNG JAWAB

 


MANUSIA BEBAS BERTINDAK TAPI TANGGUNG JAWAB

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

 

 

 

Bangsa Indonesia wajib bersyukur.

Atas nikmat merdeka.

 

Kata “syukur”.

Dalam bahasa agama.

 

Artinya:

Memakai nikmat dari Allah.

Untuk tujuan anugerahkannya.

 

Al-Quran tegas sebut.

Manusia ditugaskan jadi khalifah.

Bangun peradaban di bumi.

 

Para malaikat dambakan tugas itu.

Tapi tak diberi tugas itu.

 

Para malaikat hanya mampu.

Melakukan perintah Allah.

Tak punya kreasi atau inisiatif.

 

 Seluruh alam semesta.

Diciptakan Allah untuk manusia.

 

Demi hidup nyaman di dunia.

Dan bahagia di akhirat.

 

Pada dasarnya.

Manusia boleh melakukan apa pun.

 

Tapi ada peringatan.

 

1)        Berapa pun panjangnya umurmu.

Kematian pasti datang.

 

2)        Kamu boleh bertindak semaumu.

Tapi pasti ada perhitungan tanggung jawab.

Apakah peringatan ini.

Untuk menakuti manusia?

 

Jawabnya,

”Tidak, karena itu kebenaran”.

 

Apakah hal itu.

Menghambat pembangunan?

 

Jawabnya,

 

”Justru sebaliknya.

Hal itu tambah semangat.

Dalam membangun”.

 

 Nabi Muhammad bersabda.

Pada kelompok pemuda.

 

Santai menganggur.

Sambil tertawa terbahak-bahak,

 

”Perbanyaklah kalian ingat mati.

Niscaya kalian sedikit tertawa.

Dan banyak menangis”.

 

Para ulama berpendapat.

Penyakit diderita manusia.

Seperti:

1)        Gelisah.

2)        Sengsara.

 

Termsuk siksaan Allah di dunia.

Sebab melanggar sunatullah.

 

Yaitu hukum Allah di alam semesta.

 

Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 268.

 

الشَّيْطَانُ يَعِدُكُمُ الْفَقْرَ وَيَأْمُرُكُمْ بِالْفَحْشَاءِ ۖ وَاللَّهُ يَعِدُكُمْ مَغْفِرَةً مِنْهُ وَفَضْلًا ۗ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ

 

 Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedangkan Allah menjanjikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.

     

Manusia diperintahkan.

Teladani sifat Allah yang mulia.

 

Sesuai posisi manusia.

Sebagai makhluk Allah.

 

Misalnya:

 

1)        Allah Maha Kaya.

2)        Allah Maha Kuasa.

3)        Dan sifat mulia lainnya.

Orang puas dengan hasil yang didapat.

Padahal kemampuannya.

Masih bisa ditambah lagi.

 

Hasilnya untuk manfaat dirinya.

Dan makhluk lainnya.

 

Pada hakikatnya.

Orang itu kurang hayati ajaran agama.

 

Dalam literatur agama.

Ada istilah “qana'ah”.

 

Kata “qana'ah”.

Tak sekadar puas.

Dengan apa yang dimiliki.

Tapi puas hasil akhir maksimal.

 

Setelah didahului:

1)        Ingin meraih sesuatu.

2)        Usaha maksimal.

 

3)        Sukses dalam berusaha.

 

 

4)        Rela serahkan sesuatu yang diraihnya.

Pada orang yang lebih butuh.

 

5)        Merasa puas dengan yang dimiliki sebelumnya.

 

Jika ada orang potensinya terabaikan.

Atau pekerjaannya sia-sia.

 

Bisa disebut dia kurang bersyukur.

Atas nikmat dari Allah.

 

Sebab dia tak manfaatkan.

Secara maksimal.

 

Al-Quran surah An-Nahal (surah ke-16) ayat 14.

 

وَهُوَ الَّذِي سَخَّرَ الْبَحْرَ لِتَأْكُلُوا مِنْهُ لَحْمًا طَرِيًّا وَتَسْتَخْرِجُوا مِنْهُ حِلْيَةً تَلْبَسُونَهَا وَتَرَى الْفُلْكَ مَوَاخِرَ فِيهِ وَلِتَبْتَغُوا مِنْ فَضْلِهِ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

 

 Dan Dia Allah yang menundukkan lautan (untukmu) agar kamu dapat memakan darinya daging segar (ikan), dan kamu mengeluarkan dari lautan perhiasan yang kamu pakai; dan kamu melihat bahtera berlayar padanya, dan supaya kamu mencari (keuntungan) dari karunia-Nya, dan supaya kamu bersyukur.

     

Para ulama berpendapat.

Pada umumnya.

 

Potensi dan kemampuan umat Islam.

Tak dimanfaatkan optimal.

 

Sehingga muncul warga:

1)        Miskin.

2)        Bodoh.

3)        Terbelakang.

 

Dengan kondisi itu.

Bisa disebut umat Islam kurang bersyukur.

Atas nikmat yang diberikan Allah.

 

 

Daftar Pustaka

1.                Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.

2.                Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.

3.                Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.

4.                Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2

5.                Tafsirq.com online

0 comments:

Post a Comment