Wednesday, September 4, 2024

36130. JEMBATAN SIRATHAL MUSTAKIM BUKAN AKIDAH

 




JEMBATAN SIRATHAL MUSTAKIM BUKAN AKIDAH

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

 Pengadilan di hari akhirat .

Pakai “timbangan”.

 

1)        Sangat adil .

2)        Tak ada pihak teraniaya sedikit pun.

 

Al-Quran surah Al-Anbiya (surah ke-21) ayat 47.

 

وَنَضَعُ الْمَوَازِينَ الْقِسْطَ لِيَوْمِ الْقِيَامَةِ فَلَا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْئًا ۖ وَإِنْ كَانَ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ أَتَيْنَا بِهَا ۗ وَكَفَىٰ بِنَا حَاسِبِينَ

 

  Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, sehingga tidak ada orang yang dirugikan sedikit pun, dan jika (amalan) hanya seberat biji sawi pasti Kami mendatangkan (pahala) nya, dan cukup Kami sebagai pembuat perhitungan.

 

Apakah timbangan itu.

1)        Bersifat materi.

2)        Kiasan adil mutlak.

 

Tak banyak pengaruhnya.

Dalam akidah.

 

Selama diyakini.

Tak ada penganiayaan sedikit pun.

 

Al-Quran surah Al-A'raf (surah ke-7) ayat 8-9.

 

وَالْوَزْنُ يَوْمَئِذٍ الْحَقُّ ۚ فَمَنْ ثَقُلَتْ مَوَازِينُهُ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

وَمَنْ خَفَّتْ مَوَازِينُهُ فَأُولَٰئِكَ الَّذِينَ خَسِرُوا أَنْفُسَهُمْ بِمَا كَانُوا بِآيَاتِنَا يَظْلِمُونَ

  

Timbangan pada hari itu adalah kebenaran (keadilan), maka barang siapa berat timbangan kebaikannya, maka mereka orang beruntung, dan barang siapa ringan timbangan kebaikannya, itu orang merugikan diri sendiri, sebab mereka selalu mengingkari ayat-ayat Kami.

 

Al-Quran surah Al-Haqqah (surah ke-69) ayat 19-31.


فَأَمَّا مَنْ أُوتِيَ كِتَابَهُ بِيَمِينِهِ فَيَقُولُ هَاؤُمُ اقْرَءُوا كِتَابِيَهْ

 

Adapun orang yang diberikan padanya kitabnya dari sebelah kanannya, maka dia berkata: "Ambillah, bacalah kitabku (ini)".

 

إِنِّي ظَنَنْتُ أَنِّي مُلَاقٍ حِسَابِيَهْ

 

Sesungguhnya aku yakin, bahwa sesungguhnya aku akan menemui hisab pada diriku.


فَهُوَ فِي عِيشَةٍ رَاضِيَةٍ

 

Maka orang itu berada dalam kehidupan yang diridai.

 

فِي جَنَّةٍ عَالِيَةٍ

 

Dalam surga yang tinggi.

 

قُطُوفُهَا دَانِيَةٌ

 

Buah-buahannya dekat.

 

 

كُلُوا وَاشْرَبُوا هَنِيئًا بِمَا أَسْلَفْتُمْ فِي الْأَيَّامِ الْخَالِيَةِ

 

(Kepada mereka dikatakan): "Makan dan minumlah dengan sedap karena amal yang telah kamu kerjakan pada hari-hari yang lalu".

 

وَأَمَّا مَنْ أُوتِيَ كِتَابَهُ بِشِمَالِهِ فَيَقُولُ يَا لَيْتَنِي لَمْ أُوتَ كِتَابِيَهْ

 

Adapun orang yang diberikan padanya kitabnya dari sebelah kirinya, maka dia berkata: "Wahai alangkah baiknya kiranya tidak diberikan kepadaku kitabku (ini).

 

وَلَمْ أَدْرِ مَا حِسَابِيَهْ

 

Dan aku tak tahu apa hisab pada diriku.

 

يَا لَيْتَهَا كَانَتِ الْقَاضِيَةَ

 

Wahai kiranya kematian itu yang menyelesaikan segala sesuatu.

 

مَا أَغْنَىٰ عَنِّي مَالِيَهْ ۜ

 

Hartaku sekali-kali tak memberi manfaat padaku.

 

هَلَكَ عَنِّي سُلْطَانِيَهْ

 

Telah hilang kekuasaanku dariku".

 

خُذُوهُ فَغُلُّوهُ

 

(Allah berfirman): "Pegang dia lalu belenggu tangannya ke lehernya.


ثُمَّ الْجَحِيمَ صَلُّوهُ


Kemudian masukkan dia dalam api neraka yang menyala-nyala.

 

Al-Quran surah As-Shaffat (surah ke-37) ayat 22-23.

 

Perjalanan ke surga atau neraka.

Manusia lewat jalan.

Disebut “sirathal”.


۞ احْشُرُوا الَّذِينَ ظَلَمُوا وَأَزْوَاجَهُمْ وَمَا كَانُوا يَعْبُدُونَ

 

(Kepada malaikat diperintahkan): "Kumpulkan orang-orang zalim beserta teman sejawat mereka dan sembahan yang selalu mereka sembah.

 

مِنْ دُونِ اللَّهِ فَاهْدُوهُمْ إِلَىٰ صِرَاطِ الْجَحِيمِ

 

Selain Allah; maka tunjukkan pada mereka jalan ke neraka.

 

Al-Quran surah Ya Sin (surah ke-36) ayat 66.


وَلَوْ نَشَاءُ لَطَمَسْنَا عَلَىٰ أَعْيُنِهِمْ فَاسْتَبَقُوا الصِّرَاطَ فَأَنَّىٰ يُبْصِرُونَ

 

Dan jika Kami menghendaki pasti Kami hapus penglihatan mata mereka; lalu mereka berlomba-lomba (mencari) jalan, Maka betapa mereka dapat melihat(nya).

 

Al-Quran surah Maryam (surah ke-19) ayat 71-72.


وَإِنْ مِنْكُمْ إِلَّا وَارِدُهَا ۚ كَانَ عَلَىٰ رَبِّكَ حَتْمًا مَقْضِيًّا

 

Dan tak ada seorang pun darimu, melainkan mendatangi neraka. Hal itu bagi Tuhanmu suatu kepastian yang sudah ditetapkan.

 

ثُمَّ نُنَجِّي الَّذِينَ اتَّقَوْا وَنَذَرُ الظَّالِمِينَ فِيهَا جِثِيًّا

 

Kemudian Kami akan selamatkan orang-orang  bertakwa dan membiarkan orang-orang zalim dalam neraka dalam keadaan berlutut.

 

Berdasar ayat di atas.

Sebagian ulama berpendapat.

 

Ada jalan disebut “shirathal”.

Berupa “jembatan”.

 

Harus dilalui tiap orang.

Yang akan ke surga.

 

Di bawah jalan.

Berupa “jembatan”.

 

Ada neraka.

Dengan segala tingkatan.

 

Orang-orang mukmin.

Lewat dengan cepat.

 

Dan carantya sesuai.

Mutu takwa mereka.

 

 Ada orang lewat jembatan “sirathal”.

1)        Bagaikan kilat.

2)        Seperti angin berhembus.

 

3)        Secepat lajunya kuda.

 

4)        Merangkak, tapi akhirnya sampai di surga.

 

Orang-orang kafir.

Lewat jembatan “sirathal”.

 

Tapi mereka jatuh dalam neraka.

Sesuai tingkat durhakanya.

 

 Kata “sirath”.

Berasal dari kata “saratha”.

 

Arti harfiahnya “menelan”.

 

Kata “sirath”.

Bisa diartikan “jalan lebar”.

 

Sebab jalan lebar.

Seolah-olah jalan itu.

Menelan orang yang melewati.

 

 Ada riwayat jelaskan.

 Bahwa jembatan “sirathal”.

 

1)        Lebih tipis daripada rambut dibelah 7.

2)        Lebih tajam dibanding  pedang.

 

Sebagian ulama rasional .

Menolak pendapat.

 

Bahwa jembatan “sirathal”.

Lebih tipis daripada rambut dibelah 7.

Lebih tajam dibanding  pedang.

 

 Akidah Islam harus berdasar.

 

1)                Dalil Al-Quran.

2)                Hadis Nabi yang pasti.

 

Penafsiran jembatan “sirathal”.

Tak masuk  akidah.

 

 

Daftar Pustaka

1.                Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.  

2.                Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.

3.                Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.

4.                Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2

5.                Tafsirq.com online.

0 comments:

Post a Comment