YAKIN HARI
KIAMAT BERBUAT BAIK TAK UNTUNG MATERI
Oleh:
Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.
Al-Quran
ingin yakin adanya hari kiamat.
Agar manusia
banyak berbuat baik.
Dalam hidupnya.
Meskipun
berbuat baik itu.
Tak hasilkan
keuntungan materi.
Dalam hidup
dunia.
Al-Quran
surah Al-Maun (surah ke-107) ayat 1-7.
أَرَأَيْتَ الَّذِي يُكَذِّبُ بِالدِّينِ
Tahukah kamu (orang)
yang mendustakan agama?
فَذَٰلِكَ
الَّذِي يَدُعُّ الْيَتِيمَ
Yaitu orang yang
menghardik anak yatim.
وَلَا
يَحُضُّ عَلَىٰ طَعَامِ الْمِسْكِينِ
Dan tak menganjurkan
memberi makan orang miskin.
فَوَيْلٌ
لِلْمُصَلِّينَ
Maka kecelakaan bagi
orang yang salat.
الَّذِينَ
هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ
(Yaitu) orang yang
lalai dari salatnya.
الَّذِينَ
هُمْ يُرَاءُونَ
Orang yang berbuat ria.
وَيَمْنَعُونَ
الْمَاعُونَ
Dan enggan (menolong
dengan) barang berguna.
Dalam
beberapa riwayat.
Surah Al-Maun
turun.
Terkait
Abu Sufyan dan Abu Jahal.
Tiap
minggu sembelih unta.
Pada suatu
hari.
Anak
yatim datang padanya.
Minta sedikit
daging.
Tapi dia
tak diberi daging.
Malah
dihardik dan diusirnya.
Surat
Al-Maun (surah ke-107).
Mulai pertanyaan,
“Tahukah
kamu orang yang mendustakan “ad-din”?
Kata “ad-din”.
Dalam
surat ini.
Diartikan
“agama”.
Tapi “ad-din”.
Juga berarti
“pembalasan”.
Maka “yukadzdzibu biddin”.
Bisa
diartikan.
“Menolak adanya hari kiamat”.
Menolak
hari pembalasan.
Menola
hari akhir.
Ayat Al-Quran.
Gandeng
kata “ad-din” dan “yukadzdzibu”.
Konteknya:
“lngkar terhadap hari kiamat”.
Al-Quran
surah Al-Infithar (surah ke-82) ayat 9.
كَلَّا بَلْ تُكَذِّبُونَ بِالدِّينِ
Bukan
hanya durhaka saja, bahkan kamu mendustakan hari pembalasan.
Al-Quran
surah At-Tin (surah ke-95) ayat 7.
فَمَا يُكَذِّبُكَ بَعْدُ بِالدِّينِ
Maka
apakah yang menyebabkan kamu mendustakan (hari) pembalasan sesudah (adanya
keterangan) itu?”
Sikap
orang yang:
1)
Tak mau bantu anak yatim.
2)
Ta mau bantu orang miskin.
Mereka
menduga.
Bantuannya
tak hasilkan apa-apa.
Sikap ini
muncul.
Sebab tak
percaya adanya:
1)
Hari kiamat.
2)
Hari pembalasan.
Orang beriman.
Yakin
akan datangnya.
1)
Hari kiamat .
2)
Hari pembalasan.
Pasti yakin.
Semua
bantuan pada:
1)
Anak yatim.
2)
Fakir miskin.
Jika tak
hasilkan sesuatu.
Di
dunia sekarang ini.
Maka
pasti ganjaran.
Atas semua
perbuatan baik.
Di
akhirat kelak.
Orang yakin
terjadinya.
1)
Hari kiamat
2)
Hari pembalasan.
Pasti
percaya.
Allah balas
semua amal baik.
Sekecil
apa pun bentuknya.
Orang hanya
memandang.
Segala
sesuatu
Berlaku
di dunia saja.
Tak yakin
adanya hari kiamat.
Pasti menolak
pada “ad-din”.
Dalam
arti:
1)
Agama.
2)
Hari pembalasan.
Kata
“ad-din”.
Tuntut
percaya pada yang gaib.
Tak sekadar
yakin pada Allah dan malaikat-Nya.
Tapi
berkait banyak hal.
Termasuk
yakin janji Allah.
Melipatgandakan
anugerah-Nya.
Pada orang
yang memberi bantuan.
Yakin atas
semua janji Allah.
Melebihi
keyakinannya.
Terkait
segala sesuatu.
Berdasar
untung dan rugi.
Menurut
akalnya saja.
Meskipun
akalnya.
Membisikkan
bahwa.
“Sikapnya merugikan.
Dan tak
untung di dunia”.
Tapi dorongan
jiwanya.
Terus berbuat
baik.
Sejalan
keyakinan.
Adanya
hari pembalasan.
“Apa
yang berada di tangan Allah.
Lebih
meyakinkan daripada.
Apa
yang ada dalam genggaman sendiri”.
Ayat ke-1
surah Al-Ma’un (surah ke-107).
Ajak
manusia untuk sadar.
Dalam beragama.
Yakin adanya
hari akhir.
Surah
Al-Maun (surah ke-107).
Terdiri
atas 7 ayat pendek.
Bahas hakikat
sangat penting.
Secara
tegas dan jelas.
Ajaran
Islam tak memisahkan.
Upacara
ritual dan ibadah sosial.
Ajaran Islam dalam ayat di atas.
Bahwa
ibadah dalam arti sempit.
Juga memuat
dimensi social.
Jika ajaran
social tak dipenuhi.
Maka
ibadah “mahdah”.
Tak banyak
artinya.
Hakikat
pembenaran “ad-din”.
Tak hanya
ucapan lidah.
Tapi dorong
jiwa.
Berbuat
baik pada sesama makhluk.
Yang butuh
pelayanan dan perlindungan.
Allah tidak ingin.
Hanya ucapan
saja.
Tapi juga
karya nyata.
Membenarkan
kalimat yang diucapkan.
Para
ahli diskusi .
Apakah
kebangkitan:
1)
Roh dan jasad.
2)
Hanya roh saja.
Apa pun bentuknya.
Yang pokok
tiap manusia.
Kenal
dirinya.
Saat dia
hidup di dunia.
Terkait
hal:
1)
Hakikat kebangkitan.
2)
Bentuk.
3)
Waktu.
4)
Tempat.
Semua
di luar tuntunan agama.
Pembahasan
filosof dan ulama.
Didorong
kepuasan nalar akal.
Daripada
dorongan hangatnya iman.
Daftar
Pustaka
1.
Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan
Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
2.
Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan
Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3.
Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan
Al-Quran.
4.
Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital
Qur’an Ver 3.2
5.
Tafsirq.com online.
0 comments:
Post a Comment