Thursday, June 29, 2017

117. 40 ISLAM PERTMA

EMPAT PULUH ORANG PEMELUK ISLAM PERTAMA
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo

       Orang-orang  yang pertama masuk Islam. Dinamakan “As-sabiqunal Awwalun”. Yang bermakna “Orang-orang yang terdahulu dan pertama kali memeluk Islam”.
      Ulama tafsir berbeda pendapat tentang jumlahnya. Ibnu Hisyam menuliskan 40 orang. Sedangkan Azd-Dzahabi menyebutkan 50 orang. Terdiri atas kaum Muhajirin dan Kaum Ansar. Kaum Muhajirin berasal dari Mekah. Kaum Ansar penduduk asli  Madinah. Mereka dijamin masuk surga selamanya.
      Al-Quran surah At-Taubah. Surah ke-9 ayat 100. “Orang-orang yang terdahulu dan  yang pertama-tama masuk Islam, di antara orang-orang muhajirin dan Ansar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik. Allah rida kepada mereka dan mereka pun rida kepada Allah. Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar.”
      Enam orang pemeluk Islam pertama. (1)Khadijah binti Khuwailid, istri Nabi; (2)Zaid bin Haritsah, pembantu Nabi; (3)Ali bin Abi Thalib, kemenakan Nabi; (4) Umu Ayman, pengasuh Nabi; (5)Abu Bakar Sidik, sahabat Nabi; dan (6)Bilal bin Rabah, seorang budak.
      Mereka orang yang pertama kalinya mengucapkan “Dua Kalimat Syahadat”. Lalu menyebar ke orang-orang lainnya.
      Zaid bin Haritsah berasal dari kabilah Kalb. Wilayah di sebelah utara jazirah Arab. Waktu kecil, dia ditangkap penjahat. Dijadikan budak. Kemudian dibeli keponakan Khadijah. Diberikan kepada Nabi Muhammad.
      Nabi memerdekakan Zaid bin Haritsah. Dia merupakan sahabat dan pelayan setia Nabi. Zaid bin Haritsah menikah dengan Umu Ayman. Memiliki putra bernama Usamah bin Zaid.
      Zaid bin Haritsah mengikuti hijrah ke Madinah. Terlibat dalam setiap pertempuran membela Islam. Menjadi panglima Perang Muktah. Dia mati syahid.
      Ali bin Abi Thalib, saudara sepupu Nabi. Hubungan keluarga Ali dan Nabi amat dekat. Ali bin Abi Thalib salah seorang “Khulafaur Rasyidin” . Yaitu “Khalifah yang mendapatkan petunjuk”.
      Ali bin Abi Thalib diberi gelar tambahan di belakangnya “Radhiyallahu Anhu”. Bermakna “Semoga Allah rida padanya”. Gelar ini juga diberikan kepada sahabat Nabi yang lain.
      Ali bin Abi Thalib juga diberi tambahan “Karramallahu Wajhah”. Yang bermakna,” Semoga Allah memuliakan wajahnya”. Karena Ali bin Abi Thalib tidak pernah melihat aurat siapa pun.
      Ali bin Abi Thalib dianggap oleh “kaum sufi” sebagai Imam dalam ilmu “hikmah” dan “spiritual”. Hampir seluruh pendiri tarekat sufi berasal dari Hasan dan Husein bin Ali. Keturunan Ali bin Abi Thalib dengan Fatimah, putri Nabi dengan Khadijah.
      Abu Bakar termasuk orang yang paling awal memeluk Islam. Setelah Nabi Muhammad wafat, Abu Bakar menjadi Khalifah Islam pertama. Mulai tahun 632 hingga tahun 634 M.
      Lahir dengan nama Abdul Kakbah bin Abi Quhafah. Abu Bakar satu dari empat khalifah yang diberi gelar “Khulafaur Rasyidin”. Yaitu “Pemimpin yang mendapatkan petunjuk.” Abu Bakar menjadi Khalifah selama 2 tahun, 2 bulan dan 14 hari. Beliau meninggal karena sakit.
      Umu Ayman, seorang budak yang diwariskan dari Abdullah bin Abdul Muthalib, ayah Nabi. Umu Ayman mengasuh Nabi Muhammad sejak kecil. 
      Nabi Muhammad menikah dengan Khadijah. Umu Ayman dibebaskan. Dia  dinikahi Ubaid bin Haris dari suku Khazraj. Dari pernikahannya, lahirlah Ayman. Ayman ikut hijrah dan berjihad bersama Nabi Muhammad. Gugur sebagai syahid dalam Perang Hunain.
     Nabi Muhammad sangat menghormati Umu Ayman. Nabi mengunjunginya dan berkata, ”Wahai Ibu!” Nabi berkata, ”Wanita ini adalah anggota keluargaku yang masih tersisa.”
      Allah memerintahkan kaum muslim hijrah ke Madinah. Umu Ayman angkatan pertama yang turut hijrah. Dia berjalan kaki, tanpa bekal, dan sedang berpuasa.  Cuaca sangat panas. Dia amat kehausan.
      Allah memberikan kemurahan kepadanya. Turun timba berisi air dari langit. Dengan tali timba berwarna putih. Dia meminumnya sampai puas.
      Umu Ayman berkata, “Sejak saat itu, jika aku berpuasa pada hari yang sangat terik. Aku tidak pernah merasakan haus."
      Nabi Muhammad memperlakukan Umu Ayman layaknya ibu sendiri. Umu Ayman berkata, ”Wahai Nabi, bawalah aku.” Nabi bergurau, ”Aku akan membawamu di atas anak unta.” Dia berkata lagi, ”Wahai Nabi, anak unta tidak sanggup menahan bebanku.” Nabi bercanda. Setiap unta itu pasti pernah lahir dari ibu unta. 
      Umu Ayman sudah tua. Tetapi dia selalu terlibat dalam perang. Dia ikut dalam  Perang Uhud. Dia memberikan minum pasukan yang kehausan. Mengobati pasukan  yang terluka. Juga, turut menyertai Nabi Muhammad dalam Perang Khaibar.
      Nabi Muhammad sudah wafat. Abu Bakar mengajak Umar,”Marilah kita mengunjungi Umu Ayman, sebagaimana Nabi Muhammad mengunjunginya.” Mereka menjumpai Umu Ayman sedang menangis.
      Abu Bakar dan Umar bertanya, ”Apa yang membuatmu menangis? Bukankah tempat di sisi Allah lebih baik bagi Rasul-Nya?” Umu Ayman menjawab, ”Aku menangis bukan karena tidak tahu bahwa tempat di sisi Allah lebih baik bagi Nabi Muhammad. Aku menangis karena wahyu sudah terputus dari langit.” Mendengar jawaban itu Abu Bakar dan Umar pun ikut menangis bersamanya.
      Umu Ayman wafat pada masa khalifah Usman bin Affan.Bertepatan 20 hari setelah wafatnya Umar bin Khattab.
      Bilal bin Rabah, seorang budak berkulit hitam berasal dari Habasyah. Sekarang Etiopia di benua Afrika. Dia masuk Islam ketika masih menjadi budak. Umayah, majikannya mengetahui Bilal masuk Islam. Bilal disiksa terus menerus setiap hari. Agar murtad lagi, keluar dari Islam.
      Bilal tetap teguh pada pendiriannya. Dia selalu berkata, “Ahad, ahad, ahad". Bilal dimerdekakan Abu Bakar. Bilal menjadi salah seorang sahabat Nabi yang amat setia.
       Ketika hukum syariat azan diperintahkan oleh Allah. Bilal, orang pertama yang disuruh oleh Nabi untuk mengumandangkan azan. Suara Bilal amat merdu dan lantang.
      Daftar pemeluk Islam pertama sukar diurutkan. Karena penyebaran Islam ini awalnya secara rahasia. Sulit menentukan orang yang terlebih dahulu memeluk Islam. 
     Awalnya, pemeluk Islam hanya terdiri atas  kaum miskin dan lemah. Para budak tertarik dengan prinsip “kesetaraan” dalam Islam. Dalam Islam tidak ada perbedaan latar belakang. Semua manusia sama di hadapan Allah. Yang membedakan adalah tingkat ketakwaannya.
      Nabi mempersaudarakan semua kelompok. Tidak ada perbedaan kaya dan miskin. Bangsa Arab dan non-Arab. Merdeka maupun budak. Semuanya makhluk Allah.
      Abu Bakar langsung berdakwah pada hari pertama. Beberapa orang masuk Islam. Yaitu (7)Usman bin Affan, (8)Zubeir bin Awwan, (9)Abdurrahman bin Auf, (10)Saad bin Abi Waqqash, (11)Thalhah bin Ubaidillah.
      Pengikut Islam lainnya. (12)Abu Ubaidah bin Jarrah, (13)Abu Salamah bin Asad, (14)Arqam bin Abil Arqam, (15)Usman bin Mazhsun, (16)Qudamah bin Mazhsun, (17)Abdullah bin Mazhsun, (18)Ubaidah bin Haris; (19)Said bin Zaid; (20)Fatimah bin Khattab, istri Said bin Zaid; (21)Khabbab bin Aratt; (22)Abdullah bin Masud.
      Kelompok “As-abiqunal awwalun” lainnya. Yakni (23)Masud bin Rabiah, (24)Abdullah bin Mazhun, (25)Jakfar bin Abu Thalib, (26)Qudamah bin Mazhun, (27)Shuhaib ar-Rumi, (28)Thulaib bin Umair, (29) Khabab bin Al-Art, dan (30)Saib bin Mazhun.
     Anggota “Orang-orang yang terdahulu dan pertama kali memeluk Islam” yang lain. (31)Amir bin Fuhairah, (32)Mush’ab bin Umair, (33)Miqdad bin Al-Aswad, (34)Abdullah bin Jahsy, (35)Abu Ubaidah bin Jarah, (36)Utbah bin Ghazwan, (37)Abu Hudzaifah bin Utbah, (38)Ayash bin Rabiah, (39)Amir bin Rabi'ah, dan (40)Naim bin Abdullah.
     Allah menjamin semua “As-sabiqunal awwalun” masuk surga selamanya. Mengapa? Allah rida kepada mereka dan mereka pun rida kepada Allah. Sungguh kenikmatan luar biasa.
      Setelah kawanan pertama masuk Islam. Banyak orang yang memeluk Islam. Islam menyebar kemana-mana. Mereka masuk Islam secara sembunyi. Nabi menemui mereka. Mengajarkan agama secara diam-diam. Secara perorangan.
      Nabi bersabda, “Saya mengajak seseorang masuk Islam. Biasanya mereka tidak langsung menjawab. Kecuali Abu Bakar. Dia langsung memeluk Islam. Tanpa ragu-ragu sedikit pun.”
Daftar Pustaka
1. Syaikh Shafiyurrahman Al-Mubarakfury. Sirah Nabawiyah. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta. 2006.
2. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Masjid Nabawi. Madinah 2004.
3. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Mekah. Mekah 2004

0 comments:

Post a Comment