Friday, June 30, 2017

120. ALI BIN ABI THALIB

ALI BIN ABI THALIB LELAKI PERTAMA MASUK ISLAM
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo

      Ali bin Abi Thalib lahir 13 Rajab 23 tahun Pra-Hijriah di Mekah. Bertepatan dengan 599 Masehi. Wafat 21 Ramadan 40 Hijriah di Najaf, Irak. Bertepatan 26 Januari 661 Masehi. Abi Thalib, ayah Ali bin Abi Thalib. Ibu Ali bin Abi Thalib bernama Fatimah bin Asad.
      Nabi berumur 30 tahun, Ali bin Thalib lahir. Dikisahkan Nabi sempat memindahkan air liurnya. Langsung ke dalam mulut Ali bin Abi Thalib, yang masih bayi.
      Abi Thalib mengalami kesulitan ekonomi. Nabi Muhammad membawa Ali bin Abi Thalib “bergabung” dalam keluarga Nabi. Ali bin Abi Thalib sejak kecil berkumpul dan  berinteraksi dengan Nabi.
        Nabi tidak memiliki anak laki-laki remaja. Semua anak laki-laki meninggal waktu kecil. Ali bin Abi Thalib dijadikan anak angkat dan hiburan bagi Nabi. Juga, untuk membalas jasa Abu Thalib yang mengasuh Nabi sejak umur 8 tahun.
      Ali bin Abi Thalib tinggal di rumah Nabi. Mengikuti kegiatan Nabi sejak kecil. Ali bin Abi Thalib mendapatkan “ilmu spiritual” yang tidak dipunyai orang lain. Memiliki “ilmu kebatinan” yang langsung diperoleh dari Nabi. 
     Nabi berumur 40 tahun. Wahyu pertama turun. Melalui malaikat Jibril. Di gua Hira. Di tebing tertinggi gunung Jabal Nur Mekah. 
      Nabi mulai berdakwah secara tertutup. Dalam lingkungan keluarganya sendiri. Khadijah, istri Nabi, pemeluk Islam pertama. Ali bin Abi Thalib lelaki pertama yang masuk Islam. Ketika masih berumur 10 tahun.   
      Nabi dan Ali bin Abi Thalib sering melakukan “salat” di tempat tersembunyi. Perintah salat lima waktu belum ada. Peristiwa Isra Mikraj belum terjadi.
      Alquran surah Almukmin. Surah ke-40 ayat 55. “Maka bersabarlah kamu. Sesungguhnya janji Allah itu benar. Mohonlah ampunan untuk dosamu dan bertasbih memuji Tuhanmu pada waktu petang dan pagi.”
      Muqatil bin Sulaiman berkata,”Pada awal Islam. Allah mewajibkan salat dua rakaat pagi hari, dan dua rakaat petang hari. Berdasarkan ayat Al-Quran di atas.  
      Ada pendapat yang berbeda. Waktu salat pada waktu itu sebelum terbit matahari, dan sebelum terbenam matahari.
      Abi Thalib memergoki Nabi dan Ali bin Abi Thalib sedang salat. Abi Thalib bertanya,”Wahai keponakanku, agama apakah yang kau peluk itu?” Nabi menjelaskan,” Wahai, Paman. Ini adalah agama Allah. Agama Nabi Ibrahim. Marilah Paman mengikutinya.”
      Abi Thalib menjawab,”Sungguh, aku tidak bisa meninggalkan agama dan tradisi leluhurku. Demi Allah, aku akan melindungimu dari orang yang berbuat jahat.”
      Ali bin Abi Thalib mendapatkan gelar di belakang, “Radhiyallahu Anhu”. Yang bermakna “Semoga Allah rida padanya”. Tambahan ini juga diberikan kepada sahabat Nabi yang lain. Ali bin Abi Thalib diberi titel “Karramallahu Wajhah”. Yang berarti “Semoga Allah memuliakan wajahnya”. Karena Ali bin Abi Thalib tidak pernah melihat aurat siapa pun. 
      Ali bin Abi Thalib amat dekat dengan Nabi. Dianggap kaum sufi sebagai “Imam” alias “Pemimpin”. Dalam ilmu “hikmah” atau “spiritual”.  Hampir semua cabang “tarekat” berasal dari keturunan Ali bin Abi Thalib. Misalnya, Tarekat Qadiriyah. Yang didirikan Syekh Abdul Qadir Jaelani. Merupakan keturunan Hasan bin Ali.  
      Ali bin Abi Thalib berusia remaja. Wahyu turun dari langit. Ali banyak belajar langsung dari Nabi. Berkesempatan selalu dekat dengan Nabi. Berlanjut sebagai menantu Nabi.
      Membuktikan Ali bin Abi Thalib menerima “ilmu tertentu” langsung dari Nabi. Yang tidak diberikan kepada orang lain.  Menerima “ilmu kanuragan” yang tak diberikan kepada sahabat yang lain. Nabi mendidik langsung. Sehingga Ali bin Abi Thalib menjadi pemuda tangguh, cerdas, berani, dan bijak.
      Rumah Nabi dikepung pasukan pembunuh Quraisy. Ali bin Abi Thalib tidur di kamar Nabi. Mengesankan Nabi masih tertidur. Padahal Nabi sudah meloloskan diri ke gua Tsur di puncak gunung Jabal Tsur.
       Nabi hijrah ke Madinah. Ali bin Abi Thalib mengembalikan semua barang titipan kepada yang berhak. Ali menyusul hijrah berjumpa Nabi di Quba.
        Nabi berumur 55 tahun. Ali bin Abi Thalib, 25, menikah dengan Fatimah Zahra, 18. Fatimah, keturunan Nabi Muhammad dengan Khadijah. Ali bin Abi Thalib, tidak menikah dengan wanita lain ketika Fatimah masih hidup.
      Ali masih pengantin baru. Terjadi Perang Badar. Perang pertama dalam sejarah Islam. Ali bin Abi Thalib dan Hamzah bin Abdul Muththalib, paman Nabi menjadi “Pahlawan Perang”. Banyak musuh  yang tewas di tangan mereka.
       Perang Khandaq, atau “Perang Parit”. Ali bin Abi Thalib dengan pedang ”Zulfikar”nya, berhasil mengalahkan Amar bin Abdi Wud, seorang jagoan Quraisy.
      Kaum Yahudi mengkhianati Perjanjian Hudaibiyah. Perjanjian perdamaian kaum Muslimin dengan kaum Yahudi. Terjadi Perang Khaibar. Para sahabat tidak mampu membuka benteng Khaibar.
     Nabi bersabda. “Bendera perang aku serahkan kepada orang yang tidak akan melarikan diri. Dia akan menyerang berulang-ulang. Allah akan memberikan kemenangan baginya. Allah dan rasul-Nya mencintainya. Dia mencintai Allah dan Rasul-Nya".
      Semua sahabat berangan-angan mendapatkan kemuliaan tersebut. Ternyata, Ali bin Abi Thalib yang mendapat kehormatan. Mampu menghancurkan benteng Khaibar. Berhasil membunuh seorang komandan prajurit musuh.
      Ali bin Abi Thalib mengikuti semua perang. Kecuali perang Tabuk. Karena diserahi menjaga kota Madinah.
      Nabi wafat umur 63 tahun. Ali bin Abi Thalib berumur 33 tahun. Abu Bakar menjadi Khalifah selama 2 tahun. Mulai tahun 632 sampai 634 Masehi. Abu Bakar meninggal karena sakit.
       Umar bin Khattab menjadi Khalifah 10 tahun. Sejak 634 sampai 644 Masehi. Umar bin Khattab mati dibunuh Abu Luluk. Seorang budak berasal dari Persia. 
      Usman bin Affan menjadi khalifah 12 tahun. Mulai 644 sampai 656 Masehi. Usman bin Affan mati dibunuh pemberontak.
      Ali bin Abi Thalib menjadi khalifah selama 5 tahun.  Mulai tahun 656 sampai 661 Masehi.
      Khalifah Usman bin Affan terbunuh. Dunia Islam genting. Yang sudah membentang sampai ke Persia dan Afrika Utara. Pemberontak memaksa Ali bin Abi Thalib menjadi khalifah. Para sahabat juga memaksa. Akhirnya, Ali bin Abi Thalib menerimanya.
        Ali bin Abi Thalib mewarisi kekacauan. Terjadi perang saudara.  Pasukan Ali bin Abi Thalib menghadapi pasukan Aisyah, istri Nabi. Penyebabnya, Ali bin Abi Thalib tidak menghukum pembunuh Usman bin Affan.  
       Ali bin Abi Thalib mahir dalam berperang. Tetapi kesulitan mengatasi konflik intern yang berkepanjangan. Fitnah dan hasutan telanjur meluas. Sesuatu yang sudah diisyaratkan terjadi oleh Nabi Muhammad semasa masih hidup.
      Bulan Ramadan tahun 40 Hijriah. Bertepatan dengan 27 Januari 661 Masehi. Ali bin Abi Thalib salat di masjid Kufah, Irak. Pemberontak datang menyerang. Ali bin Abi Thalib terkena pedang beracun. Ali bin Abi Thalib melarang membalasnya.
      Ali bin Abi Thalib berkata, “Jika saya selamat. Pemberontak akan kuampuni. Jika saya meninggal akan dihukum dengan satu pukulan.” Dua hari kemudian Ali bin Abi Thalib wafat. Pemberontak dihukum mati.
       Setelah Fatimah wafat. Ali menikah 8 kali. Banyak keturunan Ali yang tewas terbunuh di Karbala. Yang ada sampai sekarang berasal dari Hasan bin Ali dan Husein bin Ali, keturunan Ali bin Abi Thalib dengan Fatimah. Muhammad Hanafiyah bin Ali, anak Ali dengan Haulah. Abbas bin Ali, keturunan Ali dengan Umul Banin. Umar bin Ali, putra Ali bin Abi Thalib dengan Sahba.
      Keturunan Ali dengan Fatimah disebut “Syarif” atau “Sayyid”. Gelar kehormatan dalam bahasa Arab. Syarif berarti “Bangsawan”, dan Sayyid bermakna “Tuan”.
      Keturunan Ali keseluruhan dari semua istrinya dikenal dengan “Alawiyin” atau “Alawiyah”.
ISTRI DAN ANAK ALI BIN ABI THALIB
      Pertama, Fatimah Zahra, puteri Nabi dengan Khadijah.  Memperoleh  5 anak. Hasan bin Ali.  Husein bin Ali.  Muhsin bin Ali, meninggal waktu kecil.  Umi Kulsum binti Ali. dan  Zainab binti Ali.  Fatimah meninggal umur 26 tahun. Enam bulan setelah Nabi wafat.
      Kedua, Umu Banin binti Haram. Mempunyai 4 anak. Jakfar, Abbas, Abdullah, dan Usman. Ketiga, Laila binti Masud. Mendapatkan 2 anak. Ubaidullah, dan Abu Bakar.
      Keempat, Asma binti Umais. Mendapatkan 2 anak. Yahya, dan Muhammad Ashgar. Kelima, Sahba binti Rabia. Memperoleh 2 anak. Umar, dan Rukiyah. Keenam, Umamah binti Abil Ash. Memperoleh 1 anak. Muhammad Awsad.
      Ketujuh, Haulah binti Jakfar. Mendapatkan 1 anak. Muhammad Hanafiyah. Kedelapan, Umu Said binti Urwah. Mendapatkan 2 anak. Ummul Hasan, dan Ramlah Kubra. Kesembilan, Mahabba binti Imrul Qais. Mendapatkan seorang anak putri. Meninggal masih kecil.
Daftar Pustaka
1.    Al-Mubarakfury, Syaikh Shafiyurrahman. Sirah Nabawiyah. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta. 2006.
2.    Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Masjid Nabawi. Madinah 2004.
3.    Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Mekah. Mekah 2004
4.    Al-Kandahlawi, Maulana Muhammad Zakaria. Himpunan Fadhilah Amal. Penerbit Ash-Shaff. Yogyakarta. 2000.


0 comments:

Post a Comment