ALI
BIN ABI THALIB LELAKI PERTAMA MASUK ISLAM
Oleh:
Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala
SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo

Ali bin Abi Thalib lahir 13 Rajab 23 tahun
Pra-Hijriah di Mekah. Bertepatan dengan 599 Masehi. Wafat 21 Ramadan 40 Hijriah
di Najaf, Irak. Bertepatan 26 Januari 661 Masehi. Abi Thalib, ayah Ali bin Abi
Thalib. Ibu Ali bin Abi Thalib bernama Fatimah bin Asad.
Nabi berumur 30 tahun, Ali bin Thalib
lahir. Dikisahkan Nabi sempat memindahkan air liurnya. Langsung ke dalam mulut
Ali bin Abi Thalib, yang masih bayi.
Abi Thalib mengalami kesulitan ekonomi.
Nabi Muhammad membawa Ali bin Abi Thalib “bergabung” dalam keluarga Nabi. Ali
bin Abi Thalib sejak kecil berkumpul dan
berinteraksi dengan Nabi.
Nabi tidak memiliki anak laki-laki remaja.
Semua anak laki-laki meninggal waktu kecil. Ali bin Abi Thalib dijadikan anak
angkat dan hiburan bagi Nabi. Juga, untuk membalas jasa Abu Thalib yang mengasuh
Nabi sejak umur 8 tahun.
Ali bin Abi Thalib tinggal di rumah Nabi.
Mengikuti kegiatan Nabi sejak kecil. Ali bin Abi Thalib mendapatkan “ilmu
spiritual” yang tidak dipunyai orang lain. Memiliki “ilmu kebatinan” yang
langsung diperoleh dari Nabi.
Nabi berumur 40 tahun. Wahyu pertama
turun. Melalui malaikat Jibril. Di gua Hira. Di tebing tertinggi gunung Jabal
Nur Mekah.
Nabi mulai berdakwah secara tertutup. Dalam
lingkungan keluarganya sendiri. Khadijah, istri Nabi, pemeluk Islam pertama. Ali
bin Abi Thalib lelaki pertama yang masuk Islam. Ketika masih berumur 10 tahun.
Nabi dan Ali bin Abi Thalib sering
melakukan “salat” di tempat tersembunyi. Perintah salat lima waktu belum ada.
Peristiwa Isra Mikraj belum terjadi.
Alquran surah Almukmin. Surah ke-40 ayat
55. “Maka bersabarlah kamu. Sesungguhnya janji Allah itu benar. Mohonlah ampunan
untuk dosamu dan bertasbih memuji Tuhanmu pada waktu petang dan pagi.”
Muqatil bin Sulaiman berkata,”Pada awal
Islam. Allah mewajibkan salat dua rakaat pagi hari, dan dua rakaat petang hari.
Berdasarkan ayat Al-Quran di atas.
Ada pendapat yang berbeda. Waktu salat
pada waktu itu sebelum terbit matahari, dan sebelum terbenam matahari.
Abi Thalib memergoki Nabi dan Ali bin Abi
Thalib sedang salat. Abi Thalib bertanya,”Wahai keponakanku, agama apakah yang
kau peluk itu?” Nabi menjelaskan,” Wahai, Paman. Ini adalah agama Allah. Agama
Nabi Ibrahim. Marilah Paman mengikutinya.”
Abi Thalib menjawab,”Sungguh, aku tidak
bisa meninggalkan agama dan tradisi leluhurku. Demi Allah, aku akan
melindungimu dari orang yang berbuat jahat.”
Ali bin Abi Thalib mendapatkan gelar di
belakang, “Radhiyallahu Anhu”. Yang bermakna “Semoga Allah rida padanya”. Tambahan
ini juga diberikan kepada sahabat Nabi yang lain. Ali bin Abi Thalib diberi titel
“Karramallahu Wajhah”. Yang berarti “Semoga Allah memuliakan wajahnya”. Karena
Ali bin Abi Thalib tidak pernah melihat aurat siapa pun.
Ali bin Abi Thalib amat dekat dengan Nabi.
Dianggap kaum sufi sebagai “Imam” alias “Pemimpin”. Dalam ilmu “hikmah” atau
“spiritual”. Hampir semua cabang
“tarekat” berasal dari keturunan Ali bin Abi Thalib. Misalnya, Tarekat Qadiriyah.
Yang didirikan Syekh Abdul Qadir Jaelani. Merupakan keturunan Hasan bin Ali.
Ali bin Abi Thalib berusia remaja. Wahyu turun
dari langit. Ali banyak belajar langsung dari Nabi. Berkesempatan selalu dekat
dengan Nabi. Berlanjut sebagai menantu Nabi.
Membuktikan Ali bin Abi Thalib menerima
“ilmu tertentu” langsung dari Nabi. Yang tidak diberikan kepada orang lain. Menerima “ilmu kanuragan” yang tak diberikan
kepada sahabat yang lain. Nabi mendidik langsung. Sehingga Ali bin Abi Thalib
menjadi pemuda tangguh, cerdas, berani, dan bijak.
Rumah Nabi dikepung pasukan pembunuh
Quraisy. Ali bin Abi Thalib tidur di kamar Nabi. Mengesankan Nabi masih tertidur.
Padahal Nabi sudah meloloskan diri ke gua Tsur di puncak gunung Jabal Tsur.
Nabi hijrah ke Madinah. Ali bin Abi
Thalib mengembalikan semua barang titipan kepada yang berhak. Ali menyusul
hijrah berjumpa Nabi di Quba.
Nabi berumur 55 tahun. Ali bin Abi
Thalib, 25, menikah dengan Fatimah Zahra, 18. Fatimah, keturunan Nabi Muhammad
dengan Khadijah. Ali bin Abi Thalib, tidak menikah dengan wanita lain ketika
Fatimah masih hidup.
Ali masih pengantin baru. Terjadi Perang
Badar. Perang pertama dalam sejarah Islam. Ali bin Abi Thalib dan Hamzah bin
Abdul Muththalib, paman Nabi menjadi “Pahlawan Perang”. Banyak musuh yang tewas di tangan mereka.
Perang Khandaq, atau “Perang Parit”. Ali
bin Abi Thalib dengan pedang ”Zulfikar”nya, berhasil mengalahkan Amar bin Abdi
Wud, seorang jagoan Quraisy.
Kaum Yahudi mengkhianati Perjanjian
Hudaibiyah. Perjanjian perdamaian kaum Muslimin dengan kaum Yahudi. Terjadi
Perang Khaibar. Para sahabat tidak mampu membuka benteng Khaibar.
Nabi bersabda. “Bendera perang aku
serahkan kepada orang yang tidak akan melarikan diri. Dia akan menyerang
berulang-ulang. Allah akan memberikan kemenangan baginya. Allah dan rasul-Nya
mencintainya. Dia mencintai Allah dan Rasul-Nya".
Semua sahabat berangan-angan mendapatkan
kemuliaan tersebut. Ternyata, Ali bin Abi Thalib yang mendapat kehormatan. Mampu
menghancurkan benteng Khaibar. Berhasil membunuh seorang komandan prajurit
musuh.
Ali bin Abi Thalib mengikuti semua
perang. Kecuali perang Tabuk. Karena diserahi menjaga kota Madinah.
Nabi wafat umur 63 tahun. Ali bin Abi
Thalib berumur 33 tahun. Abu Bakar menjadi Khalifah selama 2 tahun. Mulai tahun
632 sampai 634 Masehi. Abu Bakar meninggal karena sakit.
Umar bin Khattab menjadi Khalifah 10
tahun. Sejak 634 sampai 644 Masehi. Umar bin Khattab mati dibunuh Abu Luluk.
Seorang budak berasal dari Persia.
Usman bin Affan menjadi khalifah 12 tahun.
Mulai 644 sampai 656 Masehi. Usman bin Affan mati dibunuh pemberontak.
Ali bin Abi Thalib menjadi khalifah selama
5 tahun. Mulai tahun 656 sampai 661 Masehi.
Khalifah Usman bin Affan terbunuh. Dunia Islam
genting. Yang sudah membentang sampai ke Persia dan Afrika Utara. Pemberontak memaksa
Ali bin Abi Thalib menjadi khalifah. Para sahabat juga memaksa. Akhirnya, Ali
bin Abi Thalib menerimanya.
Ali bin Abi Thalib mewarisi kekacauan.
Terjadi perang saudara. Pasukan Ali bin
Abi Thalib menghadapi pasukan Aisyah, istri Nabi. Penyebabnya, Ali bin Abi
Thalib tidak menghukum pembunuh Usman bin Affan.
Ali bin Abi Thalib mahir dalam
berperang. Tetapi kesulitan mengatasi konflik intern yang berkepanjangan.
Fitnah dan hasutan telanjur meluas. Sesuatu yang sudah diisyaratkan terjadi
oleh Nabi Muhammad semasa masih hidup.
Bulan Ramadan tahun 40 Hijriah.
Bertepatan dengan 27 Januari 661 Masehi. Ali bin Abi Thalib salat di masjid
Kufah, Irak. Pemberontak datang menyerang. Ali bin Abi Thalib terkena pedang
beracun. Ali bin Abi Thalib melarang membalasnya.
Ali bin Abi Thalib berkata, “Jika saya
selamat. Pemberontak akan kuampuni. Jika saya meninggal akan dihukum dengan satu
pukulan.” Dua hari kemudian Ali bin Abi Thalib wafat. Pemberontak dihukum mati.
Setelah Fatimah wafat. Ali menikah 8 kali.
Banyak keturunan Ali yang tewas terbunuh di Karbala. Yang ada sampai sekarang
berasal dari Hasan bin Ali dan Husein bin Ali, keturunan Ali bin Abi Thalib dengan
Fatimah. Muhammad Hanafiyah bin Ali, anak Ali dengan Haulah. Abbas bin Ali,
keturunan Ali dengan Umul Banin. Umar bin Ali, putra Ali bin Abi Thalib dengan Sahba.
Keturunan Ali dengan Fatimah disebut “Syarif”
atau “Sayyid”. Gelar kehormatan dalam bahasa Arab. Syarif berarti “Bangsawan”,
dan Sayyid bermakna “Tuan”.
Keturunan Ali keseluruhan dari semua
istrinya dikenal dengan “Alawiyin” atau “Alawiyah”.
ISTRI
DAN ANAK ALI BIN ABI THALIB
Pertama, Fatimah Zahra, puteri Nabi
dengan Khadijah. Memperoleh 5 anak. Hasan bin Ali. Husein bin Ali. Muhsin bin Ali, meninggal waktu kecil. Umi Kulsum binti Ali. dan Zainab binti Ali. Fatimah meninggal umur 26 tahun. Enam bulan
setelah Nabi wafat.
Kedua, Umu Banin binti Haram. Mempunyai 4
anak. Jakfar, Abbas, Abdullah, dan Usman. Ketiga, Laila binti Masud.
Mendapatkan 2 anak. Ubaidullah, dan Abu Bakar.
Keempat, Asma binti Umais. Mendapatkan 2
anak. Yahya, dan Muhammad Ashgar. Kelima, Sahba binti Rabia. Memperoleh 2 anak.
Umar, dan Rukiyah. Keenam, Umamah binti Abil Ash. Memperoleh 1 anak. Muhammad
Awsad.
Ketujuh, Haulah binti Jakfar. Mendapatkan
1 anak. Muhammad Hanafiyah. Kedelapan, Umu Said binti Urwah. Mendapatkan 2
anak. Ummul Hasan, dan Ramlah Kubra. Kesembilan, Mahabba binti Imrul Qais.
Mendapatkan seorang anak putri. Meninggal masih kecil.
Daftar
Pustaka
1. Al-Mubarakfury,
Syaikh Shafiyurrahman. Sirah Nabawiyah. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta. 2006.
2. Ghani,
Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Masjid Nabawi. Madinah 2004.
3. Ghani,
Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Mekah. Mekah 2004
4. Al-Kandahlawi,
Maulana Muhammad Zakaria. Himpunan Fadhilah Amal. Penerbit Ash-Shaff.
Yogyakarta. 2000.
0 comments:
Post a Comment