Saturday, October 7, 2017

339. WAKTU

MEMAHAMI WAKTU DAN TEMPAT BERSYUKUR
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

      Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang “Waktu dan tempat untuk bersyukur terhadap nikmat Allah?” Profesor Quraish Shihab menjelaskannya.
    Kata “waktu” (menurut KBBI V) bisa diartikan “seluruh rangkaian saat ketika proses, perbuatan, atau keadaan berada atau berlangsung”, “lamanya saat yang tertentu”, “saat yang tertentu untuk melakukan sesuatu”, “kesempatan”, “tempo”, “peluang”, “ketika”, dan “saat”.
     Kata “tempat” (menurut KBBI V) bisa diartikan “sesuatu yang dipakai untuk menaruh (menyimpan, meletakkan dan sebagainya)”, “wadah”, “bekas”, “ruang (bidang, rumah, dan sebagainya yang tersedia untuk melakukan sesuatu”, serta “ruang (bidang dan sebagainya yang dipakai untuk menaruh (menyimpan, mengumpulkan, dan sebagainya)”.  
      Al-Quran surah Saba, surah ke-34 ayat 1.

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَلَهُ الْحَمْدُ فِي الْآخِرَةِ ۚ وَهُوَ الْحَكِيمُ الْخَبِيرُ
    
“Segala puji bagi Allah yang memiliki apa yang di langit dan apa yang di bumi dan bagi-Nya (pula) segala puji di akhirat. Dan Dia Yang Maha Bijaksana dan Maha Mengetahui”.
      Para ulama menjelaskan bahwa ayat Al-Quran ini menunjukkan bahwa Allah harus  dipuji dalam kehidupan di dunia dan akhirat kelak, dan salah satu ucapan syukur orang yang masuk surga adalah “Segala puji bagi Allah yang telah menunjuki kami kepada (surga) ini”, seperti dalam Al-Quran surah Al-A’raf, surah ke-7 ayat 43.

وَنَزَعْنَا مَا فِي صُدُورِهِمْ مِنْ غِلٍّ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهِمُ الْأَنْهَارُ ۖ وَقَالُوا الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَٰذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ ۖ لَقَدْ جَاءَتْ رُسُلُ رَبِّنَا بِالْحَقِّ ۖ وَنُودُوا أَنْ تِلْكُمُ الْجَنَّةُ أُورِثْتُمُوهَا بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
     
      “Dan Kami cabut segala macam dendam yang berada di dalam dada mereka; mengalir di bawah mereka sungai-sungai dan mereka berkata,”Segala puji bagi Allah yang telah menunjuki kami kepada (surga) ini. Dan kami sekali-kali tidak akan mendapatkan petunjuk kalau Allah tidak memberikan kami petunjuk. Sesungguhnya telah datang rasul-rasul Tuhan kami, membawa kebenaran”. Dan diserukan kepada mereka, “Itulah surga yang diwariskan kepadamu, disebabkan apa yang dahulu kamu kerjakan.”
      Para ulama menjelaskan bahwa bersyukur dilakukan  oleh manusia kapan pun dan di mana pun selama hidup di dunia dan akhirat kelak.  
     Al-Quran menegaskan bahwa Allah menjadikan silih bergantinya malam dengan siang   agar  manusia dapat menggunakan waktunya untuk merenung dan bersyukur kepada Allah.
      Al-Quran surah Al-Furqan, surah ke-25 ayat 62.

وَهُوَ الَّذِي جَعَلَ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ خِلْفَةً لِمَنْ أَرَادَ أَنْ يَذَّكَّرَ أَوْ أَرَادَ شُكُورًا
   
  “Dan Dia (pula) yang menjadikan malam dan siang silih berganti bagi orang yang ingin memgambil pelajaran atau orang yang ingin bersyukur”.
      Al-Quran surah Ar-Rum, surah ke-30 ayat 17-18.

فَسُبْحَانَ اللَّهِ حِينَ تُمْسُونَ وَحِينَ تُصْبِحُونَ وَلَهُ الْحَمْدُ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَعَشِيًّا وَحِينَ تُظْهِرُونَ

      “Maka bertasbihlah kepada Allah waktu kamu berada pada petang hari dan waktu  subuh, dan bagi-Nya segala puji di langit dan bumi dan pada waktu kamu berada pada petang hari dan waktu Zuhur”.
            Para ulama menjelaskan bahwa semua kegiatan manusia  sejak pagi sampai malam hendaknya merupakan  perwujudan dari rasa syukurnya kepada Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang. 
    Ucapan syukur  dengan lisan dituntut ketika seseorang merasakan  adanya  nikmat dan karunia dari Allah. Oleh karena itu Nabi selalu mengucapkan,”Alhamdulillah” dalam segala situasi dan kondisi. 
     Pada saat akan tidur, Nabi berdoa,

بِسْمِكَ اللّهُمَّ اَحْيَا وَ بِسْمِكَ اَمُوْتُ

     “Dengan nama-Mu, Ya Allah, aku hidup dan dengan nama-Mu aku mati”
           Ketika bangun tidur, Nabi berdoa,
اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِى أَحْيَانَا بَعْدَمَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُورُ

      “Segala puji bagi Allah yang menghidupkan (membangunkan) kami, setelah mematikan (menidurkan) kami dan kepada Allah akan dibangkitkan”.
    Sebelum makan, Nabi berdoa,
اَللهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْمَا رَزَقْتَنَا وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

      “Ya Allah, berkahi kami dalam rezeki yang telah Engkau berikan kepada kami dan jauhkan kami dari siksa api neraka”.
    Setelah makan, Nabi berdoa,

اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِىْ اَطْعَمَنَا وَسَقَانَا وَجَعَلَنَا مُسْلِمِيْنَ

      “Segala puji bagi Allah yang telah memberikan makanan dan minuman kepada kami, serta menjadikan kami sebagai orang Islam”.
    Para ulama menjelaskan bahwa apabila seseorang sering mengucapkan “Alhamdulillah” yang artinya “Segala puji bagi Allah”, maka setiap saat dia akan selalu merasa berada dalam curahan rahmat dan kasih sayang Allah, dan dia merasakan  bahwa  Allah  tidak akan membiarkannya.

Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.   
2. Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3. Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online.

Related Posts:

  • 555. SOGOKMASALAH SOGOK MENYOGOK Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M      Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang sogok meny… Read More
  • 555. SOGOKMASALAH SOGOK MENYOGOK Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M      Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang sogok meny… Read More
  • 555. SOGOKMASALAH SOGOK MENYOGOK Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M      Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang sogok meny… Read More
  • 555. SOGOKMASALAH SOGOK MENYOGOK Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M      Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang sogok meny… Read More
  • 555. SOGOKMASALAH SOGOK MENYOGOK Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M      Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang sogok meny… Read More

0 comments:

Post a Comment