MENGAPA UMAT ISLAM TERPECAH BELAH?
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

Beberapa orang bertanya,”Semua umat Islam mengikuti Al-Quran yang sama, dan
Nabi yang sama, tetapi mengapa terdapat aliran dan beberapa pemikiran yang
berbeda? Dr. Zakir Naik mencoba menjelaskannya.
Pertama, Al-Quran memerintahkan semua umat Islam bersatu, dan jangan
bercerai berai, tetapi ternyata saat ini umat Islam “terpecah-belah” menjadi
beberapa kelompok.
Kejadian ini bukan disebabkan ajaran Islam, karena ajaran Islam mengajak
dan ingin menyatukan semua para pengikutnya, dan ajaran Islam melarang umatnya berpecah
belah.
Al-Quran surah Ali Imran, surah ke-3
ayat 103.
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا
تَفَرَّقُوا ۚ وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً
فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنْتُمْ
عَلَىٰ شَفَا حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا ۗ كَذَٰلِكَ
يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ
“Berpeganglah kamu semuanya kepada tali
(agama) Allah, dan jangan kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah
kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliah) bermusuhan, Allah mempersatukan
hatimu, karena nikmat Allah kamu menjadi orang-orang yang bersaudara. Kamu
berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu. Allah menerangkan ayat-Nya
kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.”
Ayat Al-Quran ini memerintahkan seluruh umat Islam bersatu di jalan
Allah dan melarang berpecah belah, dan barangsiapa yang melepaskan diri atau
mengambil jalan lain selain jalan Allah, maka dia yang memisahkan diri dari
jamaah umat Islam dan berarti dia yang menyebabkan terjadinya perpecahan.
Al-Quran surah An-Nisa, surah ke-4 ayat 59.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا
اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ ۖ فَإِنْ
تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ
تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ۚ ذَٰلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ
تَأْوِيلًا
“Wahai orang-orang yang beriman, taatilah
Allah dan taatilah Rasul-Nya, dan ulil amri di antaramu. Jika kamu berbeda
pendapat tentang sesuatu, maka kembalikan kepada Allah (Al-Quran) dan Rasul
(sunah), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang
demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.”
Allah menyerukan kepada orang beriman untuk menaati Allah, Rasul, dan ulil
amri, karena “ulil amri” adalah pemegang kekuasaan atau pemimpin yang sah, sebagai
perwujudan keimanan kepada Allah dan hari akhir.
Al-Quran surah Al-An’am, surah ke-6 ayat 159.
إِنَّ الَّذِينَ فَرَّقُوا دِينَهُمْ وَكَانُوا
شِيَعًا لَسْتَ مِنْهُمْ فِي شَيْءٍ ۚ إِنَّمَا أَمْرُهُمْ إِلَى اللَّهِ ثُمَّ
يُنَبِّئُهُمْ بِمَا كَانُوا يَفْعَلُونَ
“Sesungguhnya
orang-orang yang memecah belah agamanya dan mereka (terpecah) menjadi beberapa
golongan, tidak ada sedikit pun tanggungjawabmu terhadap mereka. Sesungguhnya
urusan mereka hanyalah (terserah) kepada Allah, kemudian Allah akan
memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka perbuat.”
Ketika ada orang bertanya kepada seorang Islam,“Siapakah Anda?” Jawaban
yang umum adalah “Saya seorang Suni,” atau “Saya seorang Syiah”, dan beberapa orang
menyebut diri sendiri sebagai pengikut 4 mazhab terbesar,“Saya Hanafi, Maliki, Syafii, atau Hambali”.
Nabi Muhammad adalah seorang Muslim, karena “Muslim” bermakna “orang
yang berserah diri kepada Allah”, dan ketika ada yang bertanya,”Siapakah Nabi
Muhammad? Apakah beliau seorang Hanafi, Maliki, Syafii, atau Hambali?” Jawabnya,
“Nabi Muhammad adalah seorang Muslim”, sebagaimana
semua Nabi dan Rasul Allah sebelumnya adalah seorang Muslim.
Al-Quran menyatakan Nabi Isa adalah seorang Muslim, karena “Muslim”
artinya seorang yang berserah diri kepada Allah.
Al-Quran surah Ali Imran, surah ke-3 ayat 52-53.
۞ فَلَمَّا أَحَسَّ عِيسَىٰ مِنْهُمُ الْكُفْرَ قَالَ مَنْ
أَنْصَارِي إِلَى اللَّهِ ۖ قَالَ الْحَوَارِيُّونَ نَحْنُ أَنْصَارُ اللَّهِ
آمَنَّا بِاللَّهِ وَاشْهَدْ بِأَنَّا مُسْلِمُونَ
رَبَّنَا آمَنَّا بِمَا أَنْزَلْتَ
وَاتَّبَعْنَا الرَّسُولَ فَاكْتُبْنَا مَعَ الشَّاهِدِينَ
“Maka tatkala Isa mengetahui
keingkaran mereka (Bani Israel) berkatalah dia,”Siapakah yang akan menjadi
penolong-penolongku untuk (menegakkan agama) Allah?” Para hawariyyin
(sahabat-sahabat setia) menjawab,”Kami penolong-penolong (agama) Allah. Kami
beriman kepada Allah, dan saksikan sesungguhnya kami orang-orang yang berserah
diri (muslim).”
“Ya Tuhan kami, kami telah beriman kepada apa yang telah Engkau turunkan
dan kami telah mengikuti Rasul, Masukkan kami ke dalam golongan orang-orang
yang menjadi saksi (tentang keesaan Allah)”.
Al-Quran menjelaskan Nabi Ibrahim adalah seorang Muslim, karena Muslim artinya
seorang yang berserah diri kepada Allah, dan Nabi Ibrahim bukan orang Yahudi
atau Nasrani.
Al-Quran surah Ali Imran, surah ke-3 ayat 67.
مَا كَانَ إِبْرَاهِيمُ يَهُودِيًّا وَلَا
نَصْرَانِيًّا وَلَٰكِنْ كَانَ حَنِيفًا مُسْلِمًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ
“Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan
tetapi dia seorang yang lurus lagi berserah diri (kepada Allah) dan sekali-kali
bukanlah dia termasuk golongan orang-orang musyrik.”
Apabila seseorang bertanya kepada orang Islam, maka sebaiknya dia menjawab
“Saya orang Islam” atau “Saya seorang Muslim”, dan bukan menjawab, “Saya Hanafi, Maliki, Syafii, atau Hambali”.
Al-Quran surat Fusilat, surah ke-41 ayat 33.
وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلًا مِمَّنْ دَعَا إِلَى
اللَّهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ الْمُسْلِمِينَ
“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru
kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh dan berkata,”Sesungguhnya aku
termasuk orang Muslim, yaitu orang yang berserah diri?"
Para ulama menjelaskan bahwa ketika Nabi Muhammad mengirimkan surat
kepada para raja non-Islam dan para penguasa mengajak mereka masuk Islam, maka
dalam surat tersebut, Nabi menyebutkan Al-Quran surah Ali Imran, surah ke-3 ayat 64.
قُلْ يَا أَهْلَ الْكِتَابِ تَعَالَوْا إِلَىٰ
كَلِمَةٍ سَوَاءٍ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ أَلَّا نَعْبُدَ إِلَّا اللَّهَ وَلَا
نُشْرِكَ بِهِ شَيْئًا وَلَا يَتَّخِذَ بَعْضُنَا بَعْضًا أَرْبَابًا مِنْ دُونِ
اللَّهِ ۚ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَقُولُوا اشْهَدُوا بِأَنَّا مُسْلِمُونَ
“Katakan, Wahai Ahli Kitab, mari (berpegang) kepada suatu kalimat
(ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita
sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatu pun dan
tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain
Allah. Jika mereka berpaling maka katakan kepada mereka, “Saksikan, kami adalah
orang muslim, yaitu orang yang berserah diri (kepada Allah)”.
Para ulama mengajak agar semua umat Islam menghormati semua ulama besar
Islam, dan umat Islam harus menghormati
semua kiai dan ulama besar Islam lainnya, termasuk empat Imam Mazhab, yaitu Imam
Hanafi, Imam Maliki, Imam Syafii, atau Imam Hambali, dan mendoakan mereka, “Semoga
Allah memberikan rahmat kepada mereka semua”.
Para ulama menjelaskan bahwa mereka semuanya ulama besar, dan semoga
Allah membalas segala amal kebaikan dan kerja keras terhadap penelitian mereka,
serta kita boleh mengikuti pendapat dan riset yang dilakukan oleh Imam Hanafi,
Maliki, Syafii, atau Hambali.
Tetapi, jika umat Islam di seluruh penjuru dunia, dihadapkan dengan
pertanyaan,“Siapakah Anda?” Jawaban yang sebaiknya adalah, “Saya seorang Muslim”
atau, “Saya orang Islam”.
Nabi bersabda,”Umatku akan terpecah belah menjadi 73 golongan”, hal ini
menunjukkan bahwa Nabi memprediksi terpecahnya umat Islam menjadi 73 golongan,
tetapi Nabi tidak menyebutkan umat Islam harus membagi dirinya menjadi 73
golongan.
Nabi bersabda, “Umatku akan terbagi menjadi 73 golongan, kesemuanya akan
masuk neraka kecuali satu golongan”. Sahabat bertanya, “Golongan manakah yang
masuk surga?” Nabi menjawab, “Golongan yang mematuhi Allah dan Rasul-Nya”.
Para ulama berpendapat bahwa perpecahan dalam suatu agama umumnya dimulai
dari masalah politik, karena para pemimpin politik ingin memperebutkan jumlah
pemilih, artinya para tokoh politik ingin menambah jumlah anggotanya, yang
sangat diperlukan untuk kepentingan pemilihan umum.
Para ulama menjelaskan bahwa para pemimpin politik ingin merebut “harta,
tahta, dan wanita” dengan menggunakan aneka cara, dan kadang kala mereka
“menghalalkan” segala cara untuk mencapai tujuannya, yaitu merebut “harta,
tahta, dan wanita”.
Sebaiknya para pemimpin kelompok umat Islam pada tingkatan apa pun, di
mana pun, dan pada zaman kapan pun, mereka harus saling melengkapi untuk
menyebarkan kemuliaan ajaran Islam ke seluruh penjuru dunia.
Sebaiknya sesama umat Islam jangan saling menyindir, menghina,
mengolok-olok, dan merendahkan, serta jangan
saling “mengafirkan”, dan jangan “membid’ahkan” sesama umat Islam, artinya umat
Islam jangan gampang diadu domba oleh siapa pun dan di mana pun, diharapkan
umat Islam di seluruh dunia bisa rukun dan saling bekerja sama.
Para
ulama menjelaskan bahwa tidak ada manusia sempurna, tidak ada kelompok yang
sempurna, dan tidak ada golongan yang sempurna, sehingga mereka harus saling bekerja
sama untuk saling melengkapi.
Semua umat Islam harus saling “menyempurnakan” dan menutupi “kekurangan”
lainnya, guna menyebarkan kemuliaan ajaran Islam ke seluruh penjuru dunia, serta
semoga kita semua bisa mendapatkan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
Amin.
Daftar
Pustaka.
1. Naik, Zakir Abdul Karim. “Answer to
non-muslim common question about Islam”. Jawaban Berbagai Pertanyaan Mengenai
Islam.
2. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital
Qur’an Ver 3.2
3. Tafsirq.com online.
0 comments:
Post a Comment