Tuesday, October 17, 2017

375. QUBA

MASJID QUBA DAN BUKTI NABI TEPERCAYA.
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

      Madinah memiliki banyak masjid yang bernilai sejarah, salah satunya adalah Masjid Quba, yaitu masjid pertama dalam sejarah Islam, berlokasi 5 km di selatan Masjid Nabawi, dibangun ketika Nabi Muhammad hijrah, dari Mekah ke Madinah, Senin, 8 Rabiul Awal tahun pertama Hijrah, bertepatan dengan 23 September 622 Masehi.           
      Syeh Shafiyurrahman, penulis buku “Sirah Nabawi” menjelaskan sejarah Masjid Quba, ketika Nabi Muhammad berumur 51 tahun, sudah banyak kepala suku di Madinah atau Yatsrib yang memeluk agama Islam, dan mereka berjanji akan menyebarkan agama Islam di Madinah.
      Nabi Muhammad mengirimkan para juru dakwah,yaitu penyebar agama Islam ke Madinah untuk mengajarkan  syariat Islam dan pengetahuan agama Islam yang dipimpin oleh Mushab bin Umar Al-Abdary.
      Nabi berumur 53 tahun, umat Islam di Madinah berbaiat kepada Nabi untuk  melindungi dan  membantu kaum muslim Mekah, yang selalu dimusuhi, diusir, dan  dibunuh oleh kaum kafir.
            Para sahabat mulai berhijrah secara rahasia, dari Mekah ke Medinah, dan rombongan pertama dipimpin oleh Abu Salamah, yang beberapa bulan kemudian diikuti istri dan anaknya.
      Umat Islam berhijrah meninggalkan  rumah, tanah, dan harta kekayaan di Mekah dengan membawa bekal seadanya untuk menyelamatkan diri dari tekanan kaum kafir Quraisy, mereka tetap semangat, meskipun dilarang, dihalang-halangi dan disiksa oleh kaum kafir.
      Umar bin Khattab mengumumkan secara terbuka rencana hijrahnya dari Mekah ke Medinah dan tidak ada seorang pun yang berani menghentikannya.     
      Setelah banyak umat Islam meninggalkan Mekah menuju Medinah, maka kaum kafir mulai gelisah, karena mereka paham posisi Madinah adalah sangat strategis, karena jalur utama perdagangan, dan kaum Quraisy mengerti benar kemampuan Nabi dan para sahabat dalam memengaruhi orang lain.
     Maka kaum kafir mencoba mengatasinya dengan mereka membentuk pasukan pembunuh yang beranggotakan para jagoan Mekah dan berasal dari semua suku di Mekah. Pembunuhan direncanakan dengan rinci, diatur strategi agar keluarga Nabi, yaitu Bani Hasyim, tidak akan mampu untuk membalasnya, sehingga Abu Jahal sangat yakin pasukannya mampu membunuh Nabi Muhammad.
        Allah berkehendak lain, Al-Quran surah Al-Anfal, surah ke-8 ayat 30.

وَإِذْ يَمْكُرُ بِكَ الَّذِينَ كَفَرُوا لِيُثْبِتُوكَ أَوْ يَقْتُلُوكَ أَوْ يُخْرِجُوكَ ۚ وَيَمْكُرُونَ وَيَمْكُرُ اللَّهُ ۖ وَاللَّهُ خَيْرُ الْمَاكِرِينَ

     “Dan ingatlah, ketika orang-orang kafir Quraisy memikirkan tipu daya terhadapmu. Untuk menangkap dan memenjarakanmu, atau membunuhmu, atau mengusirmu. Mereka memikirkan tipu muslihat, Allah menggagalkan tipu daya itu. Allah Sebaik-baik pembalas tipu muslihat”.
      Pasukan pembunuh siap mengepung rumah Nabi pada malam hari, sebelum pengepungan, pada siang harinya, Nabi Muhammad memakai penutup wajah sambil mengendap-sendap mendatangi rumah Abu Bakar untuk mengatur rencana hijrah.
      Pada tengah malam, rumah Nabi dikepung pasukan algojo Mekah yang bersenjata lengkap, kemudian Nabi Muhammad keluar rumah berjalan kaki mengendap-endap, membungkuk, sambil berjinjit melewati kepungan regu pembunuh yang tertidur, lalu Nabi menaburkan pasir ke arah mereka.
      Al-Quran surah Yasin, surah ke 36 ayat 9.

وَجَعَلْنَا مِنْ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ سَدًّا وَمِنْ خَلْفِهِمْ سَدًّا فَأَغْشَيْنَاهُمْ فَهُمْ لَا يُبْصِرُونَ

      “Kami adakan di hadapan mereka dinding, di belakang mereka dinding, Kami tutup mata mereka, sehingga mereka tidak dapat melihat.”
      Nabi menghampiri rumah Abu Bakar, terus berjalan kaki berjinjit agar tidak meninggalkan jejak, lalu Nabi berjalan ke selatan, sekitar 6 km menuju gunung “Jabal Tsur” yang jalannya sangat sulit dan berat. 
     Nabi menyadari kaum kafir pasti mengejarnya ke arah utara, yaitu jalur ke arah Madinah, maka Nabi berjalan ke arah selatan. Nabi dan Abu Bakar berada di gua Tsur di atas gunung Jabal Tsur selama tiga malam.
      Pada malam hari, di gua Tsur, Nabi dan Abu Bakar ditemani Abdullah bin Abu Bakar, yang bertidak sebagai intel dan Amir bin Furaihah (pembantu Abu Bakar) yang menggembalakan dombanya di sekitar untuk diminum air susunya.
        Pada siang hari, Abdullah bin Abu Bakar, si pengintai, sudah kembali di rumahnya, dan  Amir bin Furaihah, si penggembala, menggiring semua dombanya mengikuti jalur Abdullah untuk menghapus jejaknya. 
      Masuk malam ketiga di Gua Tsur, maka Nabi dan Abu Bakar melanjutkan perjalanan, Abdullah bin Uraiqah sebagai penunjuk jalan, diberi hadiah dua ekor unta yang bagus, serta Asma bin Abu Bakar yang menyiapkan bekal makanan untuk perjalanan jauh, dan Nabi menunggang unta “Al-Qoswa”.
      Rombongan Nabi Mulai berhijrah, menempuh jalur yang jarang dilewati, yaitu berjalan ke arah selatan, menjauh dari arah Madinah, kemudian berbelok ke arah barat lewat pesisir, mendekati Lautan Merah, lalu berbelok ke arah utara, menuju ke arah Madinah.
     Rombongan Nabi  berjalan tanpa berhenti selama 18 jam, dan pada tengah hari sangat panas Nabi dan rombongan berteduh, berlindung dalam bayangan batu besar, lalu Nabi tertidur.
      Para pemimpin kaum kafir sangat marah mendengar Nabi bisa lolos dari pembunuhan, maka mereka mengumumkan hadiah 100 ekor unta bagi siapa saja yang berhasil membawa Nabi Muhammad hidup atau mati, kemudian Suraqah bin Malik membawa senjata lengkap, memacu  kudanya  dengan kencang, dan berhasil mengejar Nabi.
      Suraqah bin Malik bersiap memanah Nabi, tetapi setiap akan memanah kudanya terjungkal jatuh, dan Suraqah bin Malik terjungkal, debu bertebaran di udara. Ketika Suraqah akan memanah lagi, kudanya terjungkal lagi, sampai tiga kali. Akhirnya, Suraqah menyerah dan minta maaf dan Nabi Muhammad memaafkan. Lalu Suraqah bin Malik kembali ke Mekah, seolah-olah tidak terjadi apa pun. 
     Tujuh hari perjalanan yang sangat melelahkan, mengarungi lautan pasir yang sangat luas dengan udara yang panas menyengat. Senin, 8 Rabiul Awal tahun pertama Hijrah, Nabi Muhammad dan Abu Bakar tiba di Quba, lalu Nabi Muhammad bermukim selama empat hari di rumah Kalsum bin Hadam.
      Di lokasi inilah Masjid Quba dibangun, dilakukan bergotong-royong, saling membantu antara kaum Muhajirin dari Mekah dengan kaum Ansar dari Madinah. Nabi Muhammad terlibat langsung dalam pembangunan Masjid Quba, sehingga badan Nabi penuh debu dan pasir.
      Masjid Quba adalah masjid pertama yang dibangun oleh Nabi, pada tahun pertama Hijriah yang bertepatan 622 Masehi, lokasinya 5 km di selatan Masjid Nabawi. Masjid Quba berada di kawasan Quba dan nama sebuah telaga di tempat tersebut. 
      Ali bin Abi Thalib masih di rumah Nabi, lalu mengembalikan semua harta dan barang yang dititipkan kepada Nabi Muhammad, kepada orang yang berhak. Hal ini, menunjukkan bukti yang sangat meyakinkan bahwa Nabi Muhammad adalah orang sangat tepercaya, meskipun kaum Quraisy masih kafir dan tidak beriman kepada Allah dan rasul-Nya, tetapi mereka tetap menitipkan harta kekayaannya kepada Nabi.
      Karena penduduk Mekah sangat yakin harta dan barangnya aman berada dalam pengawasan “Al-Amin”, yaitu orang yang jujur dan dapat dipercaya.  Kaum kafir tetap yakin Nabi tidak pernah berbohong, lurus hati, dan tidak pernah curang. Kemudian Ali bin Abi Thalib menyusul ikut ber hijrah dan bertemu Nabi di Quba.
      Pembangunan Masjid Quba selesai, Bilal mengumandangkan azan, Nabi Muhammad mengimami salat berjamaah menghadap kiblat ke arah utara, yaitu ke arah ke Masjidil-Aqsa di Palestina, kiblat pertama umat Islam, bukan menghadap ke arah selatan, ke arah Masjidil-Haram di Mekah.
      Masjid Quba adalah contoh baku “prototipe” masjid berikutnya, dan contoh model bangunan fisik masjid pertama, bangunan masjid bersahaja yang memenuhi syarat pendirian masjid, yaitu ruangan berbentuk persegi panjang yang dikelilingi tembok, kebersihan masjid terjaga, sinar matahari lancar, ventilasi udara bagus, dan perputaran udara dapat keluar masuk dengan bebas.
      Di sebelah utara terdapat serambi, bertiang pohon kurma, beratap datar yang terbuat dari pelepah dan daun kurma, bercampurkan tanah liat. Di tengah masjid terdapat ruangan terbuka, yang disebut “Sahn”, dan terdapat sebuah sumur untuk bersuci.
      Al-Quran surah At-Taubah, surat ke-9 ayat 108.

لَا تَقُمْ فِيهِ أَبَدًا ۚ لَمَسْجِدٌ أُسِّسَ عَلَى التَّقْوَىٰ مِنْ أَوَّلِ يَوْمٍ أَحَقُّ أَنْ تَقُومَ فِيهِ ۚ فِيهِ رِجَالٌ يُحِبُّونَ أَنْ يَتَطَهَّرُوا ۚ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُطَّهِّرِينَ

     “Janganlah kamu salat dalam masjid itu (Masjid Dhirar) selamanya. Sungguh, masjid yang didirikan berdasarkan takwa (Masjid Quba), sejak hari pertama lebih patut kamu bersalat di dalamnya. Di dalamnya ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Allah menyukai orang-orang yang bersih.”
      Rasul bersabda,  ”Barangsiapa keluar rumah, mendatangi Masjid Quba, salat  dua rakaat di dalamnya, sebanding dengan orang yang melakukan umrah.”
       Al-Quran surah Al-Ahzab, surat ke-33 ayat 56.

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

     “Sungguh, Allah dan malaikat-Nya berselawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, berselawatlah kamu kepada Nabi, ucapkan salam penghormatan kepadanya”.
       Allah berselawat kepada Nabi artinya Allah memberikan rahmat, dan malaikat berselawat kepada Nabi bermakna memintakan ampunan, sedangkan orang-orang mukmin berselawat artinya mendoakan agar Nabi diberi rahmat, misalnya, dengan ucapan, “Allahumma salli ala Muhammad.”
Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.   
2. Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3. Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online.

Related Posts:

0 comments:

Post a Comment