Saturday, October 21, 2017

390. KITAB 1

MEMAHAMI MAKNA AHLI KITAB
(Seri ke-1)
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

 
       Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang “Makna Ahli Kitab menurut Al-Quran? Profesor Quraish Shihab menjelaskannya.
      Para ulama menjelaskan bahwa “Tafsir Tematik” atau “Tafsir Maudhui” adalah penafsiran Al-Quran dengan cara memilih tema tertentu atau topik tertentu, lalu menghimpun ayat Al-Quran yang berkaitan dengan tema, kemudian menyajikan kandungan dan pesan yang berkaitan dengan tema, tanpa terikat dengan urutan ayat dan surah seperti dalam mushaf Al-Quran, dan tanpa menjelaskan hal-hal yang tidak berkaitan dengan tema.
      Salah satu  keistimewaan Al-Quran  adalah  susunan redaksinya yang sangat teliti, karena redaksi Al-Quran bersumber langsung dari Allah.
    Al-Quran menggunakan beberapa istilah yang berbeda ketika menunjuk kepada orang Yahudi dan Nasrani,  yaitu dua kelompok masyarakat oleh para ulama disebut sebagai “Ahli Kitab”.
     Selain istilah “Ahli Kitab”, Al-Quran juga menggunakan istilah “Utul Kitab”, “Utu nashiban minal kitab”, “Al-Yahud”, “Al-Ladzina  Hadu”,  “Bani  Israil”,  “An  Nashara”,  dan  istilah lainnya. 
      Kata  “Ahli Kitab” terulang dalam Al-Quran sebanyak 31 kali,  “Utul Kitab” 18 kali,  “Utu nashiban  minal  kitab” 3 kali, “Al-Yahud” 8 kali, “Al-Ladzina Hadu” 10 kali, “An-Nashara” 14 kali, dan “Bani Isra'il” 41 kali.
     Kesan umum diperoleh bahwa apabila Al-Quran menggunakan kata “Al-Yahud”,  maka isinya adalah “kecaman” atau gambaran negatif tentang orang Yahudi.
      Al-Quran surah Al-Maidah, surah ke-5 ayat 82 tentang kebencian orang Yahudi terhadap kaum Muslim. 

۞ لَتَجِدَنَّ أَشَدَّ النَّاسِ عَدَاوَةً لِلَّذِينَ آمَنُوا الْيَهُودَ وَالَّذِينَ أَشْرَكُوا ۖ وَلَتَجِدَنَّ أَقْرَبَهُمْ مَوَدَّةً لِلَّذِينَ آمَنُوا الَّذِينَ قَالُوا إِنَّا نَصَارَىٰ ۚ ذَٰلِكَ بِأَنَّ مِنْهُمْ قِسِّيسِينَ وَرُهْبَانًا وَأَنَّهُمْ لَا يَسْتَكْبِرُونَ

      “Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman adalah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik. Dan sesungguhnya kamu dapati yang paling dekat persabahatannya dengan orang-orang yang beriman adalah orang-orang yang berkata, “Sesungguhnya kami ini orang Nasrani”. Yang demikian itu disebabkan karena di antara mereka itu (orang-orang Nasrani) terdapat pendeta-pendeta dan rahib-rahib, (juga) karena sesungguhnya mereka tidak menyombongkan diri”.
      Al-Quran surah Al-Baqarah, surah ke-2 ayat 120 tentang ketidakrelaan orang Yahudi dan Nasrani terhadap kaum Muslim sebelum umat Islam mengikuti mereka.

وَلَنْ تَرْضَىٰ عَنْكَ الْيَهُودُ وَلَا النَّصَارَىٰ حَتَّىٰ تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ ۗ قُلْ إِنَّ هُدَى اللَّهِ هُوَ الْهُدَىٰ ۗ وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ أَهْوَاءَهُمْ بَعْدَ الَّذِي جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ ۙ مَا لَكَ مِنَ اللَّهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلَا نَصِيرٍ

      “Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepadamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah,”Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu”.
      Al-Quran surah Al-Maidah, surah ke-5 ayat 18.

وَقَالَتِ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَىٰ نَحْنُ أَبْنَاءُ اللَّهِ وَأَحِبَّاؤُهُ ۚ قُلْ فَلِمَ يُعَذِّبُكُمْ بِذُنُوبِكُمْ ۖ بَلْ أَنْتُمْ بَشَرٌ مِمَّنْ خَلَقَ ۚ يَغْفِرُ لِمَنْ يَشَاءُ وَيُعَذِّبُ مَنْ يَشَاءُ ۚ وَلِلَّهِ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا ۖ وَإِلَيْهِ الْمَصِيرُ

       “Orang-orang Yahudi dan Nasrani mengatakan,”Kami ini adalah anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya”. Katakanlah,”Maka mengapa Allah menyiksamu karena dosa-dosamu?" (Kamu bukanlah anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya), tetapi kamu adalah manusia (biasa) di antara orang-orang yang diciptakan-Nya. Dia mengampuni bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Kepunyaan Allah kerajaan langit dan bumi serta apa yang ada antara keduanya. Dan kepada Allah-lah kembali (segala sesuatu)”.
      Al-Quran surah Al-Maidah, surah ke-5 ayat 64.

وَقَالَتِ الْيَهُودُ يَدُ اللَّهِ مَغْلُولَةٌ ۚ غُلَّتْ أَيْدِيهِمْ وَلُعِنُوا بِمَا قَالُوا ۘ بَلْ يَدَاهُ مَبْسُوطَتَانِ يُنْفِقُ كَيْفَ يَشَاءُ ۚ وَلَيَزِيدَنَّ كَثِيرًا مِنْهُمْ مَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ طُغْيَانًا وَكُفْرًا ۚ وَأَلْقَيْنَا بَيْنَهُمُ الْعَدَاوَةَ وَالْبَغْضَاءَ إِلَىٰ يَوْمِ الْقِيَامَةِ ۚ كُلَّمَا أَوْقَدُوا نَارًا لِلْحَرْبِ أَطْفَأَهَا اللَّهُ ۚ وَيَسْعَوْنَ فِي الْأَرْضِ فَسَادًا ۚ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ

      “Orang-orang Yahudi berkata,”Tangan Allah terbelenggu”, sebenarnya tangan merekalah yang dibelenggu dan merekalah yang dilaknat disebabkan apa yang telah mereka katakan itu. (Tidak demikian), tetapi kedua-dua tangan Allah terbuka; Dia menafkahkan sebagaimana Dia kehendaki. Dan Al-Quran yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu sungguh-sungguh akan menambah kedurhakaan dan kekafiran bagi kebanyakan di antara mereka. Dan Kami telah timbulkan permusuhan dan kebencian di antara mereka sampai hari kiamat. Setiap mereka menyalakan api peperangan, Allah memadamkannya dan mereka berbuat kerusakan di muka bumi dan Allah tidak menyukai orang-orang yang membuat kerusakan”.
      Apabila Al-Quran menggunakan “Al-Ladzina Hadu”, maka kandungannya ada  yang  berupa kecaman, misalnya  terhadap mereka yang mengubah arti kata-kata atau  mengubah dan menguranginya.
      Al-Quran surah An-Nisa, surah ke-4 ayat 46.

مِنَ الَّذِينَ هَادُوا يُحَرِّفُونَ الْكَلِمَ عَنْ مَوَاضِعِهِ وَيَقُولُونَ سَمِعْنَا وَعَصَيْنَا وَاسْمَعْ غَيْرَ مُسْمَعٍ وَرَاعِنَا لَيًّا بِأَلْسِنَتِهِمْ وَطَعْنًا فِي الدِّينِ ۚ وَلَوْ أَنَّهُمْ قَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا وَاسْمَعْ وَانْظُرْنَا لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ وَأَقْوَمَ وَلَٰكِنْ لَعَنَهُمُ اللَّهُ بِكُفْرِهِمْ فَلَا يُؤْمِنُونَ إِلَّا قَلِيلًا
     
      “Yaitu orang-orang Yahudi, mereka merubah perkataan dari tempat-tempatnya. Mereka berkata,”Kami mendengar”, tetapi kami tidak mau menurutinya. Dan (mereka mengatakan pula),”Dengarlah” sedang kamu sebenarnya tidak mendengar apa-apa. Dan (mereka mengatakan),”Raa`ina”, dengan memutar-mutar lidahnya dan mencela agama. Sekiranya mereka mengatakan,”Kami mendengar dan patuh, dan dengarlah, dan perhatikanlah kami”, tentulah itu lebih baik bagi mereka dan lebih tepat, akan tetapi Allah mengutuk mereka, karena kekafiran mereka. Mereka tidak beriman kecuali iman yang sangat tipis”.
      Al-Quran surah Al-Maidah, surah ke-5 ayat 41, kaum Yahudi tekun mendengarkan  berita kaum Muslim untuk menyebarluaskan kebohongan.

۞ يَا أَيُّهَا الرَّسُولُ لَا يَحْزُنْكَ الَّذِينَ يُسَارِعُونَ فِي الْكُفْرِ مِنَ الَّذِينَ قَالُوا آمَنَّا بِأَفْوَاهِهِمْ وَلَمْ تُؤْمِنْ قُلُوبُهُمْ ۛ وَمِنَ الَّذِينَ هَادُوا ۛ سَمَّاعُونَ لِلْكَذِبِ سَمَّاعُونَ لِقَوْمٍ آخَرِينَ لَمْ يَأْتُوكَ ۖ يُحَرِّفُونَ الْكَلِمَ مِنْ بَعْدِ مَوَاضِعِهِ ۖ يَقُولُونَ إِنْ أُوتِيتُمْ هَٰذَا فَخُذُوهُ وَإِنْ لَمْ تُؤْتَوْهُ فَاحْذَرُوا ۚ وَمَنْ يُرِدِ اللَّهُ فِتْنَتَهُ فَلَنْ تَمْلِكَ لَهُ مِنَ اللَّهِ شَيْئًا ۚ أُولَٰئِكَ الَّذِينَ لَمْ يُرِدِ اللَّهُ أَنْ يُطَهِّرَ قُلُوبَهُمْ ۚ لَهُمْ فِي الدُّنْيَا خِزْيٌ ۖ وَلَهُمْ فِي الْآخِرَةِ عَذَابٌ عَظِيمٌ
    
     “Hai Rasul, janganlah hendaknya kamu disedihkan oleh orang-orang yang bersegera (memperlihatkan) kekafirannya, yaitu di antara orang-orang yang mengatakan dengan mulut mereka,”Kami telah beriman”, padahal hati mereka belum beriman; dan (juga) di antara orang-orang Yahudi. (Orang-orang Yahudi itu) amat suka mendengar (berita-berita) bohong dan amat suka mendengar perkataan-perkataan orang lain yang belum pernah datang kepadamu; mereka mengubah perkataan-perkataan (Taurat) dari tempat-tempatnya. Mereka mengatakan,”Jika diberikan ini (yang sudah diubah oleh mereka) kepadamu, maka terimalah, dan jika kamu diberi yang bukan ini, maka hati-hatilah”. Barangsiapa yang Allah menghendaki kesesatannya, maka sekali-kali kamu tidak akan mampu menolak sesuatu pun (yang datang) daripada Allah. Mereka itu adalah orang-orang yang Allah tidak hendak menyucikan hati mereka. Mereka beroleh kehinaan di dunia dan di akhirat mereka beroleh siksaan yang besar”.
      Al-Quran surah Al-Baqarah, surah ke-2 ayat 62, bersifat  netral mereka yang beriman dengan benar tidak  akan  mengalami rasa takut atau sedih.

إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَالَّذِينَ هَادُوا وَالنَّصَارَىٰ وَالصَّابِئِينَ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَعَمِلَ صَالِحًا فَلَهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ

      “Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa saja di antara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati”.
     Al-Quran surah Al-Haj, surah ke-22 ayat 17 yang membicarakan tentang keputusan    Allah yang adil terhadap mereka.
 
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَالَّذِينَ هَادُوا وَالصَّابِئِينَ وَالنَّصَارَىٰ وَالْمَجُوسَ وَالَّذِينَ أَشْرَكُوا إِنَّ اللَّهَ يَفْصِلُ بَيْنَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ
    
      “Sesungguhnya orang-orang beriman, orang-orang Yahudi, orang-orang Shaabi-iin, orang-orang Nasrani, orang-orang Majusi dan orang-orang musyrik, Allah akan memberikan keputusan di antara mereka pada hari kiamat. Sesungguhnya Allah menyaksikan segala sesuatu”.
      Para ulama menjelaskan bahwa apabila Al-Quran menggunakan kata “Al-Yahud”,  pasti ayat tersebut berisi kecaman terhadap sikap buruk orang Yahudi, sedangkan apabila memakai kata “Al-Ladzina Hadu” dan “Nashara”, maka isinya belum tentu  bersikap  kecaman.
      Al-Quran surah Al-Baqarah, surah ke-2 ayat 120 yang berbunyi “Lan  tardha  'ankal-Yahud wa lan Nashara hatta tattabi'a millatahum” yang artinya “Orang Yahudi dan Nasrani tidak akan rela kepadamu (Muhammad) sampai engkau mengikuti agama dan tatacara  mereka.
      Para ulama menjelaskan bahwa Al-Quran menggunaan kata “Lan” untuk orang Yahudi, dan kata “La” terhadap orang Nasrani, sedangkan kata “Lan“ dan “La”  bersifat menolak dan menafikan sesuatu  di masa lampau, sekarang, dan di masa depan, tetapi kata “Lan” lebih kuat penolakannya daripada kata “lan”.
        Para ulama berpendapat bahwa orang Yahudi dan Kristen pasti selamanya tidak akan rela terhadap umat Islam sebelum umat Islam mengikuti agama, sikap, dan tata cara mereka.
      Al-Quran surah Al-A'raf, surah ke-7 ayat 40 menyatakan orang yang menolak Al-Quran tidak akan masuk surga dan mustahil bisa masuk surga, bagaikan unta yang masuk ke lubang jarum.

إِنَّ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا وَاسْتَكْبَرُوا عَنْهَا لَا تُفَتَّحُ لَهُمْ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَلَا يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّىٰ يَلِجَ الْجَمَلُ فِي سَمِّ الْخِيَاطِ ۚ وَكَذَٰلِكَ نَجْزِي الْمُجْرِمِينَ

      “Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya, sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan tidak (pula) mereka masuk surga, hingga unta masuk ke lubang jarum. Demikianlah Kami memberi pembalasan kepada orang-orang yang berbuat kejahatan”
      Al-Quran surah Al-Kafirun, surah ke-109 ayat 2-3. 

لَا أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ وَلَا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ

      “Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah, dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah”.
      Para ulama menjelaskan bahwa dalam ayat itu ditemukan kalimat “ketika itu”, artinya kaum Yahudi dan Kristen “ketika itu” yang menolak ajaran Islam, bukan terhadap mereka  semua,  karena  kenyataannya setelah  turunnya ayat Al-Quran terdapat beberapa Ahli Kitab yang memeluk agama Islam. 
      Al-Quran surah Yasin, surah ke-36 ayat 10.

وَسَوَاءٌ عَلَيْهِمْ أَأَنْذَرْتَهُمْ أَمْ لَمْ تُنْذِرْهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ

      “Sama saja bagi mereka apakah kamu memberi peringatan kepada mereka ataukah kamu tidak memberi peringatan kepada mereka, mereka tidak akan beriman”.
     Para ulama menjelaskan bahwa yang dimaksudkan adalah orang kafir tertentu pada zaman Nabi yang tidak akan beriman, karena ternyata sebagian besar orang kafir pada zaman Nabi akhirnya masuk Islam.
     Para ulama menjelaskan bahwa agama Yahudi bukanlah agama dakwah, sehingga orang Yahudi cenderung bersifat “eksklusif’ dalam bidang agama atau khusus yang terpisah dari yang lain, dan orang lain enggan menganut agama Yahudi.
      Kesimpulannya, ayat Al-Quran yang membicarakan tentang Ahli Kitab berkisar pada uraian tentang sikap dan sifat Ahli Kitab yang positif dan negatif, serta sikap yang hendaknya diambil oleh umat Islam terhadap Ahli Kitab.

  Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.   
2. Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3. Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online.

Related Posts:

  • 375. QUBAMASJID QUBA DAN BUKTI NABI TEPERCAYA. Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.       Madinah memiliki banyak masjid yang bernilai… Read More
  • 375. QUBAMASJID QUBA DAN BUKTI NABI TEPERCAYA. Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.       Madinah memiliki banyak masjid yang bernilai… Read More
  • 375. QUBAMASJID QUBA DAN BUKTI NABI TEPERCAYA. Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.       Madinah memiliki banyak masjid yang bernilai… Read More
  • 375. QUBAMASJID QUBA DAN BUKTI NABI TEPERCAYA. Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.       Madinah memiliki banyak masjid yang bernilai… Read More
  • 375. QUBAMASJID QUBA DAN BUKTI NABI TEPERCAYA. Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.       Madinah memiliki banyak masjid yang bernilai… Read More

0 comments:

Post a Comment