Friday, November 30, 2018

1580. BID'AH TAK SELALU SESAT


BID’AH TIDAK SELALU SESAT
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

      Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang pendapat bahwa bid’ah tidak selalu sesat?” Ustad Abdul Somad, Lc. M.A.  menjelaskannya.                      
1.     Terdapat hadis Nabi Muhammad yang menjelaskan bahwa semua bid’ah adalah sesat, apakah maksudnya?
2.    Imam Nawawi menjelaskan tentang sabda Rasulullah, “Semua  bid’ah  adalah  sesat.”.
3.    Kalimat ini bersifat umum, apabila dikhususkan, maka maksudnya adalah,“Pada umumnya bid’ah adalah sesat.”
4.    Imam Izz bin Abdissalam membagi bid’ah menjadi lima bagian, karena bid’ah adalah perbuatan yang tidak pernah dilakukan pada zaman Rasulullah.
a.    Bid’ah wajib,
b.    Bid;ah haram.
c.    Bid’ah mandub (anjuran).
d.    Bid’ah makruh.
e.    Bid’ah mubah (pilihan bebas).
5.    Cara mengetahuinya dengan menimbang bid’ah tersebut dengan kaidah syariat Islam.
a.    Jika bid’ah tersebut masuk dalam kaidah wajib, maka termasuk bid’ah wajib.
b.    Jika termasuk dalam kaidah haram, maka termasuk bid’ah haram.
c.    Begitu seterusnya.
6.     Apabila termasuk dalam kaidah mubah, maka masuk bid’ah mubah.
a.    Contoh bid’ah wajib adalah mempelajari ilmu nahwu ( tata bahasa Arab) untuk memahami Al-Quran dan sabda Nabi.
7.    Dikatakan sebagai bid’ah wajib karena belajar memahami ilmu nahwu adalah wajib untuk menjaga syariat Islam.
8.    Syariat Islam harus selalu dijaga dengan memahami bahasa Al-Quran, dengan cara memahami bahasa Arab.
9.    Contoh bid’ah lainnya adalah berikut ini.
a.    Menghafal “gharib” (kata-kata asing) yang terdapat dalam Al-Quran dan hadis Nabi.
b.    Menyusun ilmu Ushul Fiqh.
c.    Pembahasan “Jarh wa Ta’dil” untuk membedakan sahih dan “saqim” (mengandung penyakit).
10. Menjaga syariat Islam adalah “fardu kifayah” (harus ada yang melakukan).
11. Harus terdapat orang atau beberapa orang yang berusaha menjaga syariat Islam agar tetap  berlangsung selamanya.
12. Menurut Imam Izz bin Abdissalam, contoh bid’ah haram adalah berikut ini.
a.    Mazhab “qadariyah” (tidak percaya kepada takdir).
b.    Mazhab “jabariyah” (berserah kepada takdir).
c.    Mazhab “mujassimah” (menyamakan Allah dengan makhluk).       
13. Contoh bid’ah mandub (anjuran) menurut Imam Izz bin Abdissalam adalah berikut ini.
a.    Membangun sarana prasarana agama Islam.
b.    Membangun sekolah dan pondok pesantren.
c.    Perbuatan baik lainnya yang belum belum pernah ada pada zaman Nabi, sahabat, dan generasi terdahulu.
14. Contoh bid’ah makruh menurut Imam Izz bin Abdissalam.
a.    Memberikan hiasan dan asesoris yang indah pada tempat ibadah, musolla, masjid, mushaf Al-Quran
b.    Tetapi melantunkan ayat-ayat Al-Quran, sehingga lafaznya berubah dari kaidah bahasa Arab, termasuk bid’ah haram.
15.  Contoh bid’ah mubah (boleh) menurut Imam Izz Abdisslam.
a.    Bersalaman dengan sesama jamaah setelah selesai melaksanakan salat.
b.    Jemaah laki-laki bersalaman dengan laki-laki, dan jemaah wanita bersalaman dengan wanita.
16. Imam Nawawi menyetujui pembagian bid’ah menjadi lima bagian yaitu wajib, mandub, haram, makruh, dan mubah.
17. Contoh bid’ah wajib menurut Imam Nawawi adalah menyusun dalil dari Al-Quran dan hadis Nabi untuk menjawab dan menolak argumentasi orang kafir, ateis, LGBT, pelaku bid’ah dan sejenisnya.
18. Contoh bid’ah mandub (anjuran) menurut Imam Nawawi adalah menyusun kitab-kitab ilmu, membangun sekolah, pesantren, sarana prasarana agama Islam, membuat website Islam di internet, dan lainnya.
19.    Contoh bid’ah mubah (boleh) menurut Imam Nawawi adalah menikmati berbagai jenis makanan, minuman, dan lainnya yang menyenangkan.

Daftar Pustaka
1.    Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 77 Tanya-Jawab Seputar Salat, 2017.
2.    Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 99 Tanya-Jawab Seputar Salat, 2017.
3.    Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 37 Tanya-Jawab Masalah Populer, 2017.
4.    Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5.    Tafsirq.com online

0 comments:

Post a Comment