Friday, November 30, 2018

1584. MUTASYABIHAT


MUTASYABIHAT
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

      Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang ayat Al-Quran dan hadis Nabi yang mutasyabihat?” Ustad Abdul Somad, Lc. M.A.  menjelaskannya.     
1.    Ayat Al-Quran dan hadis Nabi yang “mutasyabihat” (maknanya masih samar-samar), tidak dapat dipahami secara tekstual.
2.    Jika difahami secara tekstual, maka akan terjerumus kepada “tasybih” (menyerupakan Allah dengan makhluk) dan “tajsim” (menjasmanikan wujud Allah).
3.    Al-Quran surah Thaha (surah ke-20) ayat 5.

الرَّحْمَٰنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَىٰ

      (Yaitu) Tuhan Yang Maha Pemurah, Yang bersemayam di atas `Arsy.
4.    Jika kita memahami ayat ini secara tekstual, maka kita akan menyamakan Allah dengan seorang manusia yang duduk di atas kursi.
5.    Maha Suci Allah dari sifat seperti itu, karena Allah berfirman dalam Al-Quran surah Asy-Syura (surah ke-42) ayat 11.

فَاطِرُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۚ جَعَلَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا وَمِنَ الْأَنْعَامِ أَزْوَاجًا ۖ يَذْرَؤُكُمْ فِيهِ ۚ لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ ۖ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ

      (Dia) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagimu dari jenismu sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan-pasangan (pula), dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.

ۚ لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ ۖ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ

     Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Allah, dan Allah Yang  Maha Mendengar  dan Melihat. (Qs. Asy-Syura [42]: 11).
6.    Para ulama sejak zaman para sahabat, tabi’in, tabi’at tabi’in, hingga sampai saat ini dalam memahami ayat mutasyabihat (yang artinya samar-samar) memakai dua metode.
7.    Metode Pertama, dengan cara tafwidh (menyerahkan maknanya kepada Allah).
8.    Al-Quran surah Ali Imran (surah ke-3) ayat 7.

هُوَ الَّذِي أَنْزَلَ عَلَيْكَ الْكِتَابَ مِنْهُ آيَاتٌ مُحْكَمَاتٌ هُنَّ أُمُّ الْكِتَابِ وَأُخَرُ مُتَشَابِهَاتٌ ۖ فَأَمَّا الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ زَيْغٌ فَيَتَّبِعُونَ مَا تَشَابَهَ مِنْهُ ابْتِغَاءَ الْفِتْنَةِ وَابْتِغَاءَ تَأْوِيلِهِ ۗ وَمَا يَعْلَمُ تَأْوِيلَهُ إِلَّا اللَّهُ ۗ وَالرَّاسِخُونَ فِي الْعِلْمِ يَقُولُونَ آمَنَّا بِهِ كُلٌّ مِنْ عِنْدِ رَبِّنَا ۗ وَمَا يَذَّكَّرُ إِلَّا أُولُو الْأَلْبَابِ
  
      Dia, Allah yang menurunkan Al-Quran kepadamu. Di antara isinya ada ayat-ayat yang muhkamat itulah pokok-pokok isi Al-Quran dan yang lain (ayat-ayat) mutasyabihaat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebagian ayat-ayat yang mutasyabihat untuk menimbulkan fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya melainkan Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: "Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyabihat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami." Dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal.
9.    Metode Kedua, dengan cara menakwilkan ayat mutasyabihat.
10. Al-Quran surah Al-A’raf (surah ke-7) ayat 51.

الَّذِينَ اتَّخَذُوا دِينَهُمْ لَهْوًا وَلَعِبًا وَغَرَّتْهُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا ۚ فَالْيَوْمَ نَنْسَاهُمْ كَمَا نَسُوا لِقَاءَ يَوْمِهِمْ هَٰذَا وَمَا كَانُوا بِآيَاتِنَا يَجْحَدُونَ
      (Yaitu) orang-orang yang menjadikan agama mereka sebagai main-main dan senda gurau, dan kehidupan dunia telah menipu mereka. Maka pada hari (kiamat) ini, Kami melupakan mereka sebagaimana mereka melupakan pertemuan mereka dengan hari ini, dan (sebagaimana) mereka selalu mengingkari ayat-ayat Kami.
11. Kalimat “Maka pada hari (kiamat) ini, Kami melupakan mereka sebagaimana mereka melupakan pertemuan mereka dengan hari ini”. (Qs. Al-A’raf [7]: 51).
12. Ayat ini tidak dapat dipahami secara tekstual, karena tidak mungkin Allah memiliki sifat lupa, sedangkan dalam Al-Quran surah Maryam (ayat ke-19) ayat 64 menyatakan Allah tidak akan lupa.

وَمَا نَتَنَزَّلُ إِلَّا بِأَمْرِ رَبِّكَ ۖ لَهُ مَا بَيْنَ أَيْدِينَا وَمَا خَلْفَنَا وَمَا بَيْنَ ذَٰلِكَ ۚ وَمَا كَانَ رَبُّكَ نَسِيًّا

       Dan tidaklah kami (Jibril) turun, kecuali dengan perintah Tuhanmu. Kepunyaan-Nya-lah apa-apa yang ada di hadapan kita, apa-apa yang ada di belakang kita dan apa-apa yang ada di antara keduanya, dan tidaklah Tuhanmu lupa.
13. Abdullah bin Abbas melakukan takwil terhadap ayat mutasyabihat, “Maka pada hari (kiamat) ini, Kami melupakan mereka sebagaimana mereka melupakan pertemuan mereka dengan hari ini”.
14. Takwilnya adalah, “Kami tinggalkan mereka dari rahmat, sebagaimana mereka meninggalkan amal untuk pertemuan pada hari ini.”
15. Takwil yang lain,”Allah akan melupakan mereka dari kebaikan, tetapi tidak melupakan mereka dari kejahatan.”
16. Ayat mutasyabihat dalam Al-Quran surah Al-Qalam (surah ke-68) ayat 42.

يَوْمَ يُكْشَفُ عَنْ سَاقٍ وَيُدْعَوْنَ إِلَى السُّجُودِ فَلَا يَسْتَطِيعُونَ

       Pada hari betis disingkapkan dan mereka dipanggil untuk bersujud; maka mereka tidak kuasa.
17. Ayat ini tidak dapat dipahami secara tekstual, bagaimana mungkin betis Allah  disingkapkan, lalu manusia diperintahkan untuk bersujud.
18. Abdullah bin Abbas menakwilkan ayat mutasyabihat ini maksudnya adalah,”Perkara yang berat dan sangat keras karena ketakutan huru-hara pada hari kiamat.”
19.  Ayat mutasyabihat dalam Al-Quran surah Adz-Dzariyat (surah ke-51) ayat 47.

وَالسَّمَاءَ بَنَيْنَاهَا بِأَيْدٍ وَإِنَّا لَمُوسِعُونَ
      Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya.
20. Secara tekstual, terjemah ayat ini adalah, “Dan langit itu Kami bangun dengan tangan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa.”
21. Ibnu Abbas menakwilkan ayat mutasyabihat ini, “Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (kami).” Kata “tangan” ditakwilkan dengan “kekuasaan”.
22. Imam Malik bin Anas menakwilkan hadis mutasyabihat, Rasulullah bersabda,”Sesungguhnya Allah turun pada waktu malam ke langit dunia.”
23. Pengertian,”Allah turun” ditakwilkan dengan “Urusan perkara dari Allah yang turun.”
24. Ayat Mutasyabihat seperti dalam Al-Qurab surah Al-Fajr (surah ke-89) ayat 22.

وَجَاءَ رَبُّكَ وَالْمَلَكُ صَفًّا صَفًّا

   Dan datanglah Tuhanmu; sedangkan malaikat berbaris-baris.
25. Imam Ahmad bin Hambal menakwilkan ayat mutasyabihat, “Dan datanglah Tuhanmu.” Maksudnya adalah “Dan datanglah balasan pahala dari Allah.”
26. Ayat mutasyabihat dalam Al-Quran surah A-Qashash (surah ke-28) ayat 88.

وَلَا تَدْعُ مَعَ اللَّهِ إِلَٰهًا آخَرَ ۘ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۚ كُلُّ شَيْءٍ هَالِكٌ إِلَّا وَجْهَهُ ۚ لَهُ الْحُكْمُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ

       Janganlah kamu sembah di samping (menyembah) Allah, tuhan apapun yang lain. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. Bagi-Nya lah segala penentuan, dan hanya kepada-Nya kamu dikembalikan.  

كُلُّ شَيْءٍ هَالِكٌ إِلَّا وَجْهَهُ
     
      Secara tekstual, terjemah ayat ini adalah, “Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali wajah Allah”. (Qs. Al-Qashash [28]: 88).
27. Imam Bukhari menakwilkan pengertian “Wajah Allah” maksudnya adalah “Kekuasaan Allah.”
28. Hadis mutasyabihat, Rasulullah bersabda,”Allah tertawa tadi malam.”
29. Takwilnya adalah.”Allah memberikan kasih sayang tadi malam.”
30. Kesimpulannya.
a.    Ayat Al-Quran dan hadis Nabi yang “mutasyabihat” (maknanya masih samar-samar), tidak dapat dipahami secara tekstual.
b.    Jika dipahami secara tekstual, maka akan terjerumus kepada “tasybih” (menyerupakan Allah dengan makhluk) dan “tajsim” (menjasmanian wujud Allah).

Daftar Pustaka
1.    Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 77 Tanya-Jawab Seputar Salat, 2017.
2.    Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 99 Tanya-Jawab Seputar Salat, 2017.
3.    Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 37 Tanya-Jawab Masalah Populer, 2017.
4.    Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5.    Tafsirq.com online




0 comments:

Post a Comment