PENYAKIT
MENTAL
Oleh: Drs. H.
M. Yusron Hadi, M.M.

Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan
tentang penyakit mental menurut ajaran Islam?” Profesor Quraish Shihab
menjelaskannya.
1.
Mental (dalam KBBI V) adalah yang bersangkutan dengan batin dan
watak manusia bukan bersifat badan atau tenaga.
2.
Nabi Muhammad mengisyaratkan bahwa ada keluhan fisik yang terjadi karena gangguan mental.
3.
Seseorang datang mengeluhkan penyakit perut yang diderita oleh saudaranya
setelah diberikan obat berkali-kali, tetapi tidak kunjung sembuh.
4.
Nabi Muhammad bersabda,”Bahwa perut saudaramu telah berbohong”.
5.
Al-Quran memang banyak berbicara
tentang penyakit jiwa.
6.
Orang-orang yang lemah iman dinilai
oleh Al-Quran sebagai orang yang memiliki penyakit dalam dadanya.
7.
Hadis Nabi memberikan petunjuk bahwa sebagian penyakit kompleks kejiwaan dapat tercipta pada:
1)
Hubungan suami dan istri,
yaitu saat pertemuan sperma dan ovum.
2)
Saat janin berada dalam perut ibu.
3)
Ketika bayi dalam buaian.
8.
Ajaran Islam memerintahkan para ibu dan bapak agar menciptakan suasana
tenang, dan mengamalkan ajaran agama pada saat bayi berada dalam kandungan, sebagaimana memerintahkan para orang-tua
untuk memperlakukan anak-anak mereka
secara wajar.
9.
Anak kecil sedang digendong ibunya, dan anak itu pipis membasahi pakaian
Rasulullah, dengan cepat Ibunya merenggut bayi tersebut dengan kasar.
10. Nabi Muhammad menegur
ibunya dengan bersabda,”Jangan hentikan pipisnya, dan jangan renggut dia dengan
kasar, karena pakaian ini dapat dibersihkan dengan air, tetapi apa yang dapat
menjernihkan hati anak yang engkau renggut dengan kasar?”
11. Para ahli ilmu
jiwa berpendapat sebagian penyakit kompleks kejiwaan yang diderita orang
dewasa, dapat diketahui penyebab utamanya dalam perlakuan yang diterimanya sebelum
dewasa.
12. Dapat disimpulkan
bahwa pandangan Islam tentang penyakit mental mencakup banyak hal, yang mungkin
tidak dijangkau oleh ilmu kesehatan modern.
13. Dalam Al-Quran
ditemukan 11 kali istilah “fi qulubihim maradh”.
14. Kata “qalb”
atau “qulub” bisa dipahami dalam dua makna, yaitu “akal” dan “hati”.
15. Kata “maradh”
dapat diartikan sebagai “penyakit”.
16. Para ahli
bahasa mengartikan “fi qulubihim maradh” sebagai “segala sesuatu yang
mengakibatkan manusia melewati batas keseimbangan dan kewajaran yang mengantarkan
kepada terganggunya fisik, mental, serta tidak sempurnanya amal seseorang”.
17. Yang
dimasudkan “terlampauinya batas kesimbangan” dapat berbentuk gerak ke arah “kelebihan”
atau “kekurangan”.
18. Dapat dikatakan
Al-Quran memperkenalkan adanya penyakit yang menimpa hati dan akal.
19. Penyakit
akal karena “berlebihan” adalah “kelicikan”.
20. Penyakit hati karena
“kekurangan” adalah “ketidaktahuan” dan “kebodohan”.
21. Penyakit “ketidaktahuan”
dapat bersifat “tunggal” dan “ganda”.
22. Misalnya, seseorang
yang “tidak tahu” dan “tidak menyadari ketidaktahuannya” pada hakikatnya orang
itu menderita “penyakit akal berganda”.
23. Penyakit akal
berupa “ketidaktahuan” mengantarkan penderitanya kepada sikap “keraguan dan
kebimbangan”.
24. Penyakit
kejiwaan beraneka ragam dan bertingkat-tingkat.
25. Penyakit kejiwaan
karena “kelebihan”, misalnya:
1)
Sikap angkuh.
2)
Membenci.
3)
Dendam.
4)
Fanatisme.
5)
Loba.
6)
Kikir.
7)
Dan sejenisnya.
26. Penyakit kejiwaan karena “kekurangan”,
misalnya:
1)
Takut.
2)
Cemas.
3)
Pesimis.
4)
Rendah diri.
5)
Dan semacamnya.
27. Orang-orang yang
akan memperoleh keberuntungan di akhirat adalah orang-orang yang terbebas dari
penyakit akal dan jiwa (berupa “kelebihan” dan “kekurangan”) tersebut.
28. Al-Quran surah
Asy-Syu'ara (surah ke-26) ayat 88-89.
يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَإِلَّا
مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ
Yaitu
pada hari harta dan anak-anak tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap
Allah dengan hati yang bersih dan sehat.
29. Ajaran Islam
mendorong manusia agar memiliki kalbu yang sehat dan bebas dari segala macam penyakit.
30. Yaitu dengan cara
bertobat dan mendekatkan diri kepada Allah Yang Maha Kuasa.
31. Hanya dengan
mengingat Allah jiwa akan memperoleh ketenangan.
32. Al-Quran surah
Al-Ra'd (surah ke-13) ayat 28.
الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ
بِذِكْرِ اللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
Yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka
menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat
Allah, hati menjadi tenteram.
Daftar Pustaka
1. Shihab,
M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
2. Shihab, M.
Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat.
Penerbit Mizan, 2009.
3. Shihab,
M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4. Al-Quran
Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5.
Tafsirq.com online.
0 comments:
Post a Comment