KEMAMPUAN
BERSYUKUR
Oleh:
Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan
tentang kemampuan manusia untuk bersyukur?” Profesor Quraish Shihab
menjelaskannya
1. Para
ulama bependapat bahwa pada hakikatnya manusia tidak mampu bersyukur dalam hatinya, dengan ucapannya
yang berupa kalimat pujian, maupun dalam bentuk perbuatan, atas semua nikmat
dan karunia Allah secara sempurna.
2. Al-Quran menunjukkan betapa orang-orang yang
dekat kepada Allah, tetap bermohon agar dibimbing, diilhami, dan diberikan kemampuan untuk dapat
mensyukuri nikmat Allah.
3. Al-Quran surah An-Naml (surah ke-27) ayat 19.
فَتَبَسَّمَ ضَاحِكًا مِنْ
قَوْلِهَا وَقَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ
عَلَيَّ وَعَلَىٰ وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَدْخِلْنِي
بِرَحْمَتِكَ فِي عِبَادِكَ الصَّالِحِينَ
Maka Sulaiman tersenyum dengan tertawa
karena (mendengarkan) perkataan semut itu, dan dia berdoa, “Ya Tuhanku, berilah
aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan
kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang
Engkau ridai, dan masukkan aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan
hamba-hamba-Mu yang saleh”.
4. Al-Quran
surah Al-Ahqaf (surah ke-46) ayat 15.
وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ
بِوَالِدَيْهِ إِحْسَانًا ۖ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ كُرْهًا وَوَضَعَتْهُ كُرْهًا ۖ
وَحَمْلُهُ وَفِصَالُهُ ثَلَاثُونَ شَهْرًا ۚ حَتَّىٰ إِذَا بَلَغَ أَشُدَّهُ
وَبَلَغَ أَرْبَعِينَ سَنَةً قَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي
أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَىٰ وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ
وَأَصْلِحْ لِي فِي ذُرِّيَّتِي ۖ إِنِّي تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّي مِنَ
الْمُسْلِمِينَ
Kami
perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya,
ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah
(pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga
apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun dia berdoa, “Ya
Tuhanku, tunjuki aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan
kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang shaleh
yang Engkau ridai, berilah kebaikan kepadaku dengan (memberikan kebaikan)
kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertobat kepada Engkau dan sesungguhnya
aku termasuk orang-orang yang berserah diri”.
5. Nabi Muhammad berdoa dan
mengajarkan kepada umatnya untuk menirukan doa beliau,”Wahai Allah,
bantulah aku untuk mengingat-Mu, bersyukur kepada-Mu, dan beribadah dengan baik
untuk-Mu”.
6. Para
ulama menjelaskan bahwa manusia disarankan selalu berdoa memohon kepada Allah,
agar selalu mendapatkan bimbingan, sehingga dapat mensyukuri nikmat Allah karena
dua hal:
1) Ke-1:
Manusia tidak mengetahui cara yang sebaik-baiknya untuk memuji Allah, sehingga Allah
mewahyukan kepada manusia pilihan kalimat yang sewajarnya untuk diucapkan.
2) Ke-2:
Setan selalu mengganggu dan menggoda manusia yang targetnya adalah mengalihkan mereka dari bersyukur kepada
Allah.
7. Kalimat
“Alhamdulillah” ditemukan 5 kali dalam
Al-Quran dengan perintah Allah yang berbunyi, “Wa qul, Alhamdulillah” (Katakan:
Alhamdulillah).
8. Mengapa
manusia tidak mengethaui cara memuji Allah?
9. Jawabnya,
“Karena suatu pujian yang benar, pasti menuntut pengetahuan yang benar tentang
siapa yang dipuji”.
10. Pengetahuan manusia tidak
mungkin menjangkau hakikat
Allah, maka manusia tidak mungkin mampu memuja dan memuji Allah dengan
benar sesuai dengan kebesaran dan keagungan Allah.
11. Al-Quran surah Asy-Syura (surah ke-42) ayat
5.
تَكَادُ السَّمَاوَاتُ
يَتَفَطَّرْنَ مِنْ فَوْقِهِنَّ ۚ وَالْمَلَائِكَةُ يُسَبِّحُونَ بِحَمْدِ
رَبِّهِمْ وَيَسْتَغْفِرُونَ لِمَنْ فِي الْأَرْضِ ۗ أَلَا إِنَّ اللَّهَ هُوَ
الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
Hampir
saja langit itu pecah dari sebelah atasnya (karena kebesaran Tuhan) dan
malaikat-malaikat bertasbih serta memuji Tuhannya dan memohonkan ampun bagi
orang-orang yang ada di bumi. Ingatlah, bahwa sesungguhnya Allah, Dia Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.
12. Al-Qran
surah Ar-Ra'd (surah ke-13) ayat 13.
وَيُسَبِّحُ الرَّعْدُ
بِحَمْدِهِ وَالْمَلَائِكَةُ مِنْ خِيفَتِهِ وَيُرْسِلُ الصَّوَاعِقَ فَيُصِيبُ
بِهَا مَنْ يَشَاءُ وَهُمْ يُجَادِلُونَ فِي اللَّهِ وَهُوَ شَدِيدُ الْمِحَالِ
Dan guruh itu bertasbih dengan memuji
Allah, (demikian pula) para malaikat karena takut kepada-Nya, dan Allah
melepaskan halilintar, lalu menimpakannya kepada siapa yang Dia kehendaki, dan
mereka berbantah-bantahan tentang Allah, dan Dia Tuhan Yang Maha keras
siksa-Nya”.
13. Para
ulama menjelaskan bahwa sering kali pujian kepada Allah diawali dengan kata
“Subhana” (Maha Suci) atau yang seakar dengan itu.
14. Ketika
umat Islam melaksanakan salat, maka mereka:
1) Mendahulukan
ucapan “tasbih” yang artinya “pensucian Allah dari segala kekurangan”.
2) Diikuti
ucapan “hamd” (pujian), karena khawatir bahwa
pujian yang diucapkan tidak sesuai dengan keagungan Allah.
3) Yaitu
“Subhana rabbiyal 'azhim wa bi hamdihi”, ketika
rukuk.
4) Dan “Subhana rabbiyal
'ala wa bi hamdihi”, ketika sujud.
15. Al-Quran
surat Al-A'raf (surah ke-7) ayat 17 menjelaskan setan akan mengganggu manusia.
ثُمَّ لَآتِيَنَّهُمْ مِنْ
بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَانِهِمْ وَعَنْ شَمَائِلِهِمْ
ۖ وَلَا تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَاكِرِينَ
Kemudian
saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan
dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur
(taat).
16. Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat
243 menjelaskan manusia sedikit yag bersyukur.
۞ أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ خَرَجُوا مِنْ دِيَارِهِمْ وَهُمْ
أُلُوفٌ حَذَرَ الْمَوْتِ فَقَالَ لَهُمُ اللَّهُ مُوتُوا ثُمَّ أَحْيَاهُمْ ۚ
إِنَّ اللَّهَ لَذُو فَضْلٍ عَلَى النَّاسِ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا
يَشْكُرُونَ
Apakah
kamu tidak memperhatikan orang-orang yang keluar dari kampung halaman mereka,
sedangkan mereka beribu-ribu (jumlahnya) karena takut mati, maka Allah
berfirman kepada mereka, “Matilah kamu”, kemudian Allah menghidupkan mereka.
Sesungguhnya Allah mempunyai karunia terhadap manusia, tetapi kebanyakan
manusia tidak bersyukur.
17. Al-Quran surah Saba (surah ke-34) ayat 13
menerangkan manusia sedikit yang berterima kasih.
يَعْمَلُونَ لَهُ مَا يَشَاءُ
مِنْ مَحَارِيبَ وَتَمَاثِيلَ وَجِفَانٍ كَالْجَوَابِ وَقُدُورٍ رَاسِيَاتٍ ۚ
اعْمَلُوا آلَ دَاوُودَ شُكْرًا ۚ وَقَلِيلٌ مِنْ عِبَادِيَ الشَّكُورُ
Para jin itu membuat untuk Sulaiman apa
yang dikehendakinya dari gedung-gedung yang tinggi dan patung-patung dan
piring-piring yang (besarnya) seperti kolam dan periuk yang tetap (berada di
atas tungku). Bekerjalah hai keluarga Daud untuk bersyukur (kepada Allah). Dan
sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang berterima kasih.
18. Al-Quran surah Yusuf (surah ke-12) ayat 38
menjelaskan manusia kebanyakan tidak bersyukur.
وَاتَّبَعْتُ مِلَّةَ آبَائِي
إِبْرَاهِيمَ وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ ۚ مَا كَانَ لَنَا أَنْ نُشْرِكَ بِاللَّهِ
مِنْ شَيْءٍ ۚ ذَٰلِكَ مِنْ فَضْلِ اللَّهِ عَلَيْنَا وَعَلَى النَّاسِ وَلَٰكِنَّ
أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَشْكُرُونَ
Dan
aku mengikut agama bapak-bapakku yaitu Ibrahim, Ishak dan Yakub. Tiadalah patut
bagi kami (para Nabi) mempersekutukan sesuatu apa pun dengan Allah. Yang
demikian itu adalah dari karunia Allah kepada kami dan kepada manusia
(seluruhnya), tetapi kebanyakan manusia tidak mensyukuri
(Nya).
19. Para ulama menjelaskan bahwa hanya dua orang
yang disebut dalam Al-Quran sebagai hamba
Allah yang telah membudaya dalam dirinya sifat syukur (Nabi
Nuh dan Nabi Ibrahim).
20. Al-Quran
surah Al-Isra (surah ke-17) ayat 3.
ذُرِّيَّةَ مَنْ حَمَلْنَا
مَعَ نُوحٍ ۚ إِنَّهُ كَانَ عَبْدًا شَكُورًا
Yaitu anak cucu dari orang-orang yang
Kami bawa bersama Nuh. Sesungguhnya dia adalah hamba (Allah) yang banyak
bersyukur.
21. Al-Quran surah An-Nahl (surah ke-16) ayat
120-121.
إِنَّ إِبْرَاهِيمَ كَانَ
أُمَّةً قَانِتًا لِلَّهِ حَنِيفًا وَلَمْ يَكُ مِنَ الْمُشْرِكِينَشَاكِرًا
لِأَنْعُمِهِ ۚ اجْتَبَاهُ وَهَدَاهُ إِلَىٰ صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
Sesungguhnya
Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada
Allah dan hanif. Dan sekali-kali bukanlah dia termasuk orang-orang yang
mempersekutukan (Tuhan),(lagi) yang mensyukuri nikmat-nikmat Allah, Allah telah
memilihnya dan menunjukinya kepada jalan yang lurus.
22. Al-Quran
menjelaskan biasanya manusia hanya berjanji untuk bersyukur ketika menghadapi
kesulitan.
23. Al-Quran
surah Yunus (surah ke-10) ayat 22.
هُوَ الَّذِي يُسَيِّرُكُمْ
فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ ۖ حَتَّىٰ إِذَا كُنْتُمْ فِي الْفُلْكِ وَجَرَيْنَ
بِهِمْ بِرِيحٍ طَيِّبَةٍ وَفَرِحُوا بِهَا جَاءَتْهَا رِيحٌ عَاصِفٌ وَجَاءَهُمُ
الْمَوْجُ مِنْ كُلِّ مَكَانٍ وَظَنُّوا أَنَّهُمْ أُحِيطَ بِهِمْ ۙ دَعَوُا
اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ لَئِنْ أَنْجَيْتَنَا مِنْ هَٰذِهِ
لَنَكُونَنَّ مِنَ الشَّاكِرِينَ
Dia
Tuhan yang menjadikanmu dapat berjalan di daratan, (berlayar) di lautan.
Sehingga apabila kamu berada di dalam bahtera, dan meluncur bahtera itu membawa
orang-orang yang ada di dalamnya dengan tiupan angin yang baik, dan mereka
bergembira karenanya, datang angin badai, dan (apabila) gelombang dari segenap
penjuru menimpanya, dan mereka yakin bahwa mereka telah terkepung (bahaya),
maka mereka berdoa kepada Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya
semata-mata. (Mereka berkata),”Sesungguhnya jika engkau menyelamatkan kami dari
bahaya ini, pasti kami akan termasuk orang-orang yang bersyukur”.
24. Al-Quran surah Al-An'am (surah ke-6) ayat
63.
قُلْ مَنْ يُنَجِّيكُمْ مِنْ
ظُلُمَاتِ الْبَرِّ وَالْبَحْرِ تَدْعُونَهُ تَضَرُّعًا وَخُفْيَةً لَئِنْ
أَنْجَانَا مِنْ هَٰذِهِ لَنَكُونَنَّ مِنَ الشَّاكِرِينَ
Katakan, “Siapakah yang dapat menyelamatkan
kamu dari bencana di darat dan di laut, yang kamu berdoa kepada-Nya dengan
berendah diri dan dengan suara yang lembut (dengan mengatakan):
"Sesungguhnya jika Dia menyelamatkan kami dari (bencana) ini, tentulah
kami menjadi orang-orang yang bersyukur”.
Daftar Pustaka
1.
Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan
Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
2.
Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran.
Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3.
Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan
Al-Quran.
4.
Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an
Ver 3.2
5. Tafsirq.com
online.
0 comments:
Post a Comment