NIKMAT
DICUKUPKAN
Oleh: Drs. H. M.
Yusron Hadi, M.M.

Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan
tentang istilah agama disempurnakan dan nikmat dicukupkan?” Profesor Quraish
Shihab menjelaskannya.
1.
Al-Quran surah Al-Maidah (surah ke-5) ayat 3.
حُرِّمَتْ عَلَيْكُمُ الْمَيْتَةُ وَالدَّمُ
وَلَحْمُ الْخِنْزِيرِ وَمَا أُهِلَّ لِغَيْرِ اللَّهِ بِهِ وَالْمُنْخَنِقَةُ
وَالْمَوْقُوذَةُ وَالْمُتَرَدِّيَةُ وَالنَّطِيحَةُ وَمَا أَكَلَ السَّبُعُ
إِلَّا مَا ذَكَّيْتُمْ وَمَا ذُبِحَ عَلَى النُّصُبِ وَأَنْ تَسْتَقْسِمُوا
بِالْأَزْلَامِ ۚ ذَٰلِكُمْ فِسْقٌ ۗ الْيَوْمَ يَئِسَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ
دِينِكُمْ فَلَا تَخْشَوْهُمْ وَاخْشَوْنِ ۚ الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ
دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا
ۚ فَمَنِ اضْطُرَّ فِي مَخْمَصَةٍ غَيْرَ مُتَجَانِفٍ لِإِثْمٍ ۙ فَإِنَّ اللَّهَ
غَفُورٌ رَحِيمٌ
Diharamkan
bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih
atas nama selain Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk,
dan yang diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan
(diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan juga)
mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah
kefasikan. Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan)
agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku.
Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan
kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridai Islam menjadi agama bagimu. Barangsiapa
terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.
2.
Hibban bin Abbas menjelaskan “asbabun nuzul” (penyebab turunnya) surah
Al-Maidah ayat 3, “Saya dan para sahabat berkumpul bersama Nabi Muhammad. Saya sedang
memasak daging bangkai, Allah menurunkan ayat Al-Quran yang mengharamkan
bangkai, saya segera menumpahkan periuk berisi daging bangkai itu.”
3.
Ibnu Abbas menuturkan bahwa pada hari Jumat tahun ke-10 Hijriah, setelah salat Asar, Nabi Muhammad mengerjakan
haji wada (haji perpisahan), lalu memberikan nasihat kepada para jamaah saat
wukuf di Arafah.
4.
Di sela-sela Rasulullah berkhotbah muncul malaikat Jibril
menyampaikan ayat ini, yang artinya,”Pada hari ini telah Kusempurnakan untukmu
agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridai Islam menjadi
agama bagimu.”
5.
Al-Quran surah Al-Maidah
(surah ke-5) ayat 3.
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ
عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا ۚ فَمَنِ اضْطُرَّ فِي
مَخْمَصَةٍ غَيْرَ مُتَجَانِفٍ لِإِثْمٍ ۙ فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Pada
hari ini telah Kusempurnakan untukmu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu
nikmat-Ku, dan telah Ku-ridai Islam menjadi agama bagimu.
6.
Menurut Tim Penerjemahan Kementerian Agama, kata “akmaltu” diterjemahkan
“Aku sempurnakan” dan “atmamtu” diterjemahkan ”Aku cukupkan”.
7.
Kata “sempurna” (menurut KBBI V) dapat diartikan “lengkap, komplet,
utuh dan lengkap segalanya, tidak bercacat dan bercela”.
8.
Kata “cukup” artinya “tidak kurang, sudah memadai, tidak perlu ditambah
lagi, dapat memenuhi kebutuhan atau memuaskan keinginan dan sebagainya”.
9.
Al-Quran menggunakan keduanya untuk makna yang sama, tetapi tidak
serupa.
1)
Kata “akmaltu” diartikan “menghimpun banyak hal yang semuanya
sempurna, dalam satu wadah yang utuh”.
2)
Kata “atmamtu” diartikan “menghimpun banyak hal yang belum
sempurna, sehingga menjadi sempurna.”
10. Yang dimaksudkan dengan agama disempurnakan adalah
semua petunjuk agama yang beraneka ragam itu masing-masing sudah sempurna.
11. Misalnya petunjuk
tentang salat, zakat, nikah, jual beli, dan sebagainya yang disampaikan
Al-Quran semuanya sudah sempurna yang dihimpun dalam satu wadah yang bernama
“din” (agama Islam).
12. Nikmat
dicukupkan artinya banyak nikmat Allah yang diberikan kepada manusia:
1)
Tetapi semua nikmat tersebut masih kurang, meskipun semua nikmat
tersebut digabungkan masih belum sempurna.
2)
Akan menjadi sempurna apabila semua nikmat tersebut digabungkan
dengan petunjuk Allah.
13. Apabila kita
memperoleh nikmat berupa harta kekayaan tanpa petunjuk agama, berapa pun besarnya
harta kekayaan kita, semuanya masih belum sempurna.
14. Begitupun
nikmat dan karunia yang lainnya, semuanya masih kurang sempurna apabila tanpa petunjuk agama.
15. Kata “din”
yang artinya “agama” dan kata “dain” artinya “utang”.
16. Kata “din” dan
“dain” keduanya berasal dari akar kata yang sama dan mempunyai kaitan makna
yang erat.
17. Orang beragama
adalah orang ynag berusaha mensyukuri nikmat Allah sekaligus berusaha membayar
utang dan balas budi.
18. Nikmat Allah
yang telah diberikan kepada manusia sangat banyak jumlahnya, sehingga manusia tidak
mampu menghitungnya.
19. Ketika datang
menghadap Allah, manusia berkata,”Ya Allah, saya tidak mampu membayar utang
saya. Oleh karena itu, saya datang
menyerahkan wajah kepada Engkau.”
20. Hal inilah yang
dimaksudkan dengan Islam yang artinya penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah.
Daftar Pustaka
1. Shihab,
M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
2. Shihab,
M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan
Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3. Shihab,
M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4. Al-Quran
Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com
online.
0 comments:
Post a Comment