Sunday, May 17, 2020

4462, LEGENDA SAYUR LODEH DAN WABAH


LEGENDA SAYUR LODEH DAN WABAH
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

1.    TEMPO.CO, Jakarta - Menurut legenda, ketika wabah penyakit datang ke kota Yogyakarta, Sultan memerintahkan warganya untuk:
1)    Masak sayur lodeh.
2)    Tinggal di rumah selama 49 hari.
3)    Dan wabah itu berakhir.
2.    Hingga kini sebagian masyarakat Jawa, terutama Jawa-Mataraman meyakini sayur lodeh memiliki khasiat menangkal penyakit.
3.    Dinukil dari BBC, sayur lodeh adalah sayur kari sederhana terbuat dari 7 bahan utama dan bumbu santan pedas.
4.    Ahli gizi yang telah mempelajari makanan, menunjukkan manfaat kesehatan dalam bumbu sayur lodeh.
5.    Lengkuas misalnya, dianggap memiliki kualitas anti-inflamasi.
6.    Bumbu dalam sayur lodeh tak mengenal musim, mudah didapat, dan menjadikannya sempurna untuk karantina.
7.    Tetapi yang paling penting tentang perintah Sultan untuk memasak sayur lodeh, adalah wujud dari solidaritas dalam melawan wabah.
8.    Seluruh kota memasak 1 jenis makanan dalam waktu bersamaan, menciptakan rasa kebersamaan yang kuat.
9.    “Seperti banyak aspek kepercayaan orang Jawa, tujuannya untuk menghindari kemalangan,” kata Revianto Budi Santoso, seorang arsitek, guru, dan siswa budaya Jawa. 
10. Makanan Jawa secara keseluruhan kaya dengan simbolisme.
11. Misalnya, nasi tumpeng adalah campuran daging dan sayuran yang dimahkotai oleh menara nasi kuning berbentuk kerucut.
12. Presentasi hidangan seharusnya mencerminkan tatanan dunia di bawah Tuhan.
13. Nasi kuning adalah hidangan nasi aromatik yang dianggap membawa berkah bagi rumah dan bisnis baru.
14. Keraton Yogyakarta masih menjadi destinasi wisata paling diminati wisatawan.
15. Sayur lodeh memperluas simbolisme ini secara linguistik dan numerologis.
16. Masing-masing 7 bahan utama yang ditambahkan ke dalam santan, berupa melinjo, daun melinjo, labu siam, kacang panjang, terong, nangka dan tempe -- semuanya memiliki makna simbolis. 
17. Dalam bahasa Jawa, terong wungu berarti ungu, tetapi juga sesuatu seperti “bangun”.
18. Lanjar dari kacang lanjar sama dengan “berkah”.
19. Kumpulkan 7 item memiliki sesuatu yang hampir menyerupai mantra.
20. Ritual memasak sayur lodeh adalah contoh slametan, sejenis ritual komunal yang diidentifikasi oleh antropolog Clifford Geertz sebagai ciri utama budaya Jawa.
21. Salah satu ciri khas slametan adalah adanya sayur lodeh sebagai simbol tak berharap banyak, kecuali berhasil.
22. "Sangat menarik bahwa sayur lodeh bukan hal individual," kata Santoso.
23. Ini respons terhadap kemalangan yang akan mengalahkan semua orang.
24. Ini upaya mengurangi dan menghindari sesuatu yang mungkin tak terhindarkan.
25. Beberapa sarjana percaya, tradisi ini merentang kembali ke masa kejayaan peradaban Jawa Tengah pada abad ke-10, di mana lodeh memungkinkan penduduk untuk berlindung dengan aman selama letusan besar-besaran Gunung Merapi pada tahun 1006.
26. Sejarawan makanan seperti Fadly Rahman telah meneliti sayur lodeh abad ke-16 dan setelahnya.
27. Menurut Fadly, Spanyol dan Portugis memperkenalkan kacang panjang ke Jawa.
28. Yang lain berpendapat itu "tradisi kuno" yang diciptakan pada abad ke-19.
29. Pada pergantian abad ke-20, para intelektual Yogyakarta berada di jantung Kebangkitan Nasional Indonesia -- sebuah periode ketika banyak mitos nasional ditemukan dengan berbagai cara, dirayakan dan diciptakan.
30. Legenda sayur lodeh diperkuat di awal abad ke-20.
31. Contoh paling terkenal tahun 1931, pada masa pemerintahan Sultan HB VIII, Jawa menderita wabah pes berturut-turut selama lebih dari 2 dekade.
32. Tetapi catatan juga menunjukkan sayur lodeh dimasak untuk merespons krisis pada tahun 1876, 1892, 1946, 1948, dan 1951.
33. Jadi, saat ada hoax Sultan Hamengkubuwono X memerintahkan membuat sayur lodeh untuk mengusir wabah virus corona, para warga senior Yogyakarta tak merisaukannya.
34. Mereka tetap memasak sayur lodeh dan menunggu 49 hari di dalam rumah, hingga wabah lewat.
(Sumber: internet)


Related Posts:

0 comments:

Post a Comment