LEGENDA
SAYUR LODEH DAN WABAH
Oleh:
Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

1. TEMPO.CO, Jakarta - Menurut
legenda, ketika wabah penyakit datang ke kota Yogyakarta, Sultan memerintahkan
warganya untuk:
1) Masak sayur lodeh.
2) Tinggal
di rumah selama 49 hari.
3) Dan
wabah itu berakhir.
2. Hingga
kini sebagian masyarakat Jawa, terutama Jawa-Mataraman meyakini sayur
lodeh memiliki khasiat menangkal penyakit.
3. Dinukil
dari BBC, sayur lodeh
adalah sayur kari sederhana terbuat dari 7 bahan utama dan bumbu santan
pedas.
4. Ahli
gizi yang telah mempelajari makanan, menunjukkan manfaat kesehatan dalam bumbu
sayur lodeh.
5. Lengkuas
misalnya, dianggap memiliki kualitas anti-inflamasi.
6. Bumbu
dalam sayur lodeh tak mengenal musim, mudah didapat, dan menjadikannya sempurna
untuk karantina.
7. Tetapi
yang paling penting tentang perintah Sultan untuk memasak sayur lodeh, adalah
wujud dari solidaritas dalam melawan wabah.
8. Seluruh
kota memasak 1 jenis makanan dalam waktu bersamaan, menciptakan rasa
kebersamaan yang kuat.
9. “Seperti
banyak aspek kepercayaan orang Jawa, tujuannya untuk menghindari kemalangan,”
kata Revianto Budi Santoso, seorang arsitek, guru, dan siswa budaya Jawa.
10. Makanan
Jawa secara keseluruhan kaya dengan simbolisme.
11. Misalnya,
nasi tumpeng adalah campuran daging dan sayuran yang dimahkotai oleh menara
nasi kuning berbentuk kerucut.
12. Presentasi
hidangan seharusnya mencerminkan tatanan dunia di bawah Tuhan.
13. Nasi
kuning adalah hidangan nasi aromatik yang dianggap membawa berkah bagi rumah
dan bisnis baru.
14. Keraton Yogyakarta masih menjadi destinasi wisata paling
diminati wisatawan.
15. Sayur
lodeh memperluas simbolisme ini secara linguistik dan numerologis.
16. Masing-masing
7 bahan utama yang ditambahkan ke dalam santan, berupa melinjo, daun melinjo,
labu siam, kacang panjang, terong, nangka dan tempe -- semuanya memiliki makna
simbolis.
17. Dalam
bahasa Jawa, terong wungu berarti ungu, tetapi juga sesuatu seperti
“bangun”.
18. Lanjar
dari kacang lanjar sama dengan “berkah”.
19. Kumpulkan
7 item memiliki sesuatu yang hampir menyerupai mantra.
20. Ritual
memasak sayur lodeh adalah contoh slametan, sejenis ritual komunal yang
diidentifikasi oleh antropolog Clifford Geertz sebagai ciri utama budaya Jawa.
21. Salah
satu ciri khas slametan adalah adanya sayur lodeh sebagai simbol tak
berharap banyak, kecuali berhasil.
22. "Sangat
menarik bahwa sayur lodeh bukan hal individual," kata Santoso.
23. Ini respons
terhadap kemalangan yang akan mengalahkan semua orang.
24. Ini
upaya mengurangi dan menghindari sesuatu yang mungkin tak terhindarkan.
25. Beberapa
sarjana percaya, tradisi ini merentang kembali ke masa kejayaan peradaban Jawa
Tengah pada abad ke-10, di mana lodeh memungkinkan penduduk untuk berlindung
dengan aman selama letusan besar-besaran Gunung Merapi pada tahun 1006.
26. Sejarawan
makanan seperti Fadly Rahman telah meneliti sayur lodeh abad ke-16 dan
setelahnya.
27. Menurut
Fadly, Spanyol dan Portugis memperkenalkan kacang panjang ke Jawa.
28. Yang
lain berpendapat itu "tradisi kuno" yang diciptakan pada abad ke-19.
29. Pada
pergantian abad ke-20, para intelektual Yogyakarta berada di jantung
Kebangkitan Nasional Indonesia -- sebuah periode ketika banyak mitos nasional
ditemukan dengan berbagai cara, dirayakan dan diciptakan.
30. Legenda
sayur lodeh diperkuat di awal abad ke-20.
31. Contoh
paling terkenal tahun 1931, pada masa pemerintahan Sultan HB VIII, Jawa menderita
wabah pes berturut-turut selama lebih dari 2 dekade.
32. Tetapi
catatan juga menunjukkan sayur lodeh dimasak untuk merespons krisis pada tahun
1876, 1892, 1946, 1948, dan 1951.
33. Jadi,
saat ada hoax Sultan
Hamengkubuwono X memerintahkan membuat sayur lodeh untuk mengusir wabah
virus corona, para warga senior Yogyakarta tak merisaukannya.
34. Mereka
tetap memasak sayur lodeh dan menunggu 49 hari di dalam rumah, hingga wabah
lewat.
(Sumber: internet)
0 comments:
Post a Comment