SINAR
ISLAM JANGAN DITUTUP SENDIRI
Oleh:
Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

1. SAYA
ANTI DEMOKRASI
2. Oleh:
Emha Ainun Nadjib
3. Kalau
ada bentrok antara Ustadz dengan Pastur, pihak Depag, Polsek, dan Danramil
harus menyalahkan Ustadz, sebab kalau tidak itu namanya diktator mayoritas.
4. Mentang-mentangUmmat
Islam mayoritas, asalkan yang mayoritas bukan yang selain Islam – harus
mengalah dan wajib kalah.
5. Kalau
mayoritas kalah, itu memang sudah seharusnya, asalkan mayoritasnya Islam dan
minoritasnya Kristen.
6. Tapi
kalau mayoritasnya Kristen dan minoritasnya Islam, Islam yang harus kalah.
7. Baru
wajar namanya.
8. Kalau
Khadhafi kurang ajar, yang salah adalah Islam.
9. Kalau
Palestina banyak teroris, yang salah adalah Islam.
10. Kalau
Saddam Hussein nranyak, yang salah adalah Islam.
11. Tapi
kalau Belanda menjajah Indonesia 350 tahun, yang salah bukan Kristen.
12. Kalau
amerika Serikat jumawa dan adigang adigung adiguna kepada rakyat Irak, yang
salah bukan Kristen.
13. Bahkan
sesudah ribuan bom dihujankan di seantero Bagdad, Amerika Serikatlah pemegang
sertifikat kebenaran, sementara yang salah pasti adalah Islam.
14. “Agama”
yang paling benar adalah demokrasi.
15. Anti
demokrasi sama dengan setan dan iblis.
16. Cara
mengukur siapa dan bagaiman yang pro dan yang kontra demokrasi, ditentukan
pasti bukan oleh orang Islam.
17. Golongan Islam mendapat jatah menjadi pihak
yang diplonco dan dites terus menerus oleh subyektivisme kaum non-Islam.
18. Kaum
Muslimin diwajibkan menjadi penganut demokrasi agar diakui oleh peradaban
dunia.
19. Dan
untuk mempelajari demokrasi, mereka dilarang membaca kelakuan kecurangan
informasi jaringan media massa Barat atas kesunyatan Islam.
20. Orang-orang
non-Muslim, terutama kaum Kristiani dunia, mendapatkan previlese dari Tuhan
untuk mempelajari Islam tidak dengan membaca Al-Quran dan menghayati Sunnah
Rasulullah Muhammad SAW, melainkan dengan menilai dari sudut pandang mereka.
21. Maka
kalau penghuni peradaban global dunia bersikap anti-Islam tanpa melalui
apresiasi terhadap Qur’an, saya juga akan siap menyatakan diri sebagai
anti-demokrasi karena saya jembek dan muak terhadap kelakuan Amerika Serikat di
berbagai belahan dunia.
22. Dan
dari sudut itulah demokrasi saya nilai, sebagaimana dari sudut yang semacam
juga menilai Islam.
23. Di
Yogya teman-teman musik Kiai Kanjeng membuat nomer-nomer musik, yang karena
bersentuhan dengan syair-syair saya, maka merekapun memasuki wilayah musikal
Ummi Kaltsum, penyanyi legendaris Mesir.
24. Musik
Kiai Kanjeng mengandung unsur Arab, campur Jawa, jazz Negro dan entah apa lagi.
25. Seorang
teman menyapa: “Banyak nuansa Arabnya ya? Mbok lain kali bikin yang etnis
‘gitu…”
26. Lho
kok Arab bukan etnis? Bukan.
27. Nada-nada
arab bukan etnis, melainkan nada Islam.
28. Nada
Arab tak diakui sebagai warga etno-musik, karena ia indikatif Islam.
29. Sama-sama
kolak, sama-sama sambal, sama-sama lalap, tapi kalau ia Islam-menjadi bukan
kolak, bukan sambal, dan bukan lalap.
30. Kalau
Sam Bimbo menyanyikan lagu puji-puji atas Rasul dengan mengambil nada
Espanyola, itu primordial namanya.
31. Kalau
Gipsy King mentransfer kasidah “Yarim Wadi-sakib…”, itu universal namanya.
32. Bahasa
jelasnya begini: apa saja, kalau menonjol Islamnya, pasti primordial, tidak
universal, bodoh, ketinggalan jaman, tidak memenuhi kualitas estetik dan tidak
bisa masuk jamaah peradaban dunia.
33. Itulah
matahari baru yang kini masih semburat.
34. Tetapi kegelapan yang ditimpakan oleh
peradapan yang fasiq dan penuh dhonn kepada Islam, telah terakumulasi
sedemikian parahnya.
35. Perlakuan-perlakuan
curang atas Islam telah mengendap c gumpalan rasa perih di kalbu jutaan ummat
Islam.
36. Kecurangan
atas Islam dan Kaum Muslimin itu bahkan diselenggarakan sendiri oleh kaum
Muslimin yang mau tidak mau terjerat menjadi bagian dan pelaku dari mekanisme
sistem peradaban yang dominan dan tak ada kompetitornya.
37. “Al-Islamu
mahjubun bil-muslimin“.
38. Cahaya
Islam ditutupi dan digelapkan oleh orang Islam sendiri.
(Sumber: internet)
0 comments:
Post a Comment