HORMATI BEDA PENDAPAT
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

1. JAKARTA - Gejala radikalisasi menyasar generasi muda atau milenial sering karena pemahaman
dangkal terhadap ajaran agama.
2. Penanaman dan pengembangan
Islam wasathiyah di
kalangan generasi muda sangat penting agar mereka memiliki cara pandang luas
tentang agama.
3. Presiden Lajnah Tanfidziyah (LT)
dari Syarikat Islam Indonesia, KH Muflich Chalif Ibrahim mengakui menerapkan moderasi
beragama sangat perlu bagi generasi muda.
4. Hal itu dikatakannya sebagai upaya
untuk mengajarkan agama.
5. Bukan hanya untuk membentuk individu
yang saleh secara personal.
6. Tetapi juga mampu menjadikan agamanya
sebagai instrumen menghargai umat agama lain.
7. “Yang pas moderasi beragama menerapkan wasathiyah.
8. Artinya kita dapat menerima perbedaan
yang ada.
9. Tapi masalah utama yang saya
sampaikan di Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) adalah:
1) Kemiskinan.
2) Kebodohan.
3) Ketidakadilan.
10. Hal ini juga harus diselesaikan,”
ujar KH Muflich di Jakarta, Selasa 30 Juni 2020.
11. Kemiskinan, kebodohan, dan ketidakadilan harus diselesaian.
12. Moderasi beragama harus digalakkan,
terutama di kalangan generasi milenial.
13. Tujuannya agar milenial juga dapat menerima perbedaan.
14. Termasuk bisa menerima perbedaan pendapat
di internal Islam sendiri.
15. “Sekarang ada orang berbeda
pandangan politik dan berbeda pendapat dianggap lawan, padahal harusnya tidak
seperti itu.
16. Kita tahu dan kita alami tokoh-tokoh
di masa peralihan Orde Baru, perbedaan pendapat betul-betul dihargai.
17. Tidak dianggap lawan orang-orang
yang berbeda pendapat itu,” katanya.
18. Muflich juga mengungkapkan
keprihatinannya masih adanya perbedaan pandangan politik dan ideologi bangsa
ini.
19. “Saya prihatin ada orang berbeda
pendapat dan pandangan politik justru dikatakan:
1) Anti-Pancasila.
2) Pengkhianat Pancasila.
3) Dan sebagainya.
20. Padahal sudah menjadi kebiasaan masyarakat
kita bahwa berdemokrasi dan bermusyawarah dengan berdasar kemanusiaan. Itu lumrah,”
ucap Muflich.
21. Dalam menyampaikan untuk mewujudkan
moderasi beragama kepada generasi muda, maka penyelenggara negara harus memberi
contoh dan teladan kepada mereka.
22. “Butuh teladan dan contoh nyata dari
para pejabat Negara, eksekutif, legislatif dan yudikatifnya dari tingkat pusat
sampai ke daerah.
23. Jika pejabat negaranya sudah memberi
teladan, maka masyarakat lebih mudah mengikutinya apalagi generasi mudanya,”
tuturnya.
24. Muflich menilai, orang yang terpapar
paham radikal terorisme adalah golongan sumbu pendek mudah dihasut karena tidak
memahami agama Islam secara mendalam.
25. Dia mengingatkan agar umat Islam
mempelajari Islam secara mendalam agar tidak mudah terhasut dan terpapar paham
radikal terorisme.
26. “Jangan sampai kita dihasut oleh
pihak yang ingin membenturkan:
1) Agama dengan Negara.
2) Islam dan Pancasila.
3) Dan seterusnya.
27. Jadi moderasi beragama ini
sebenarnya bentuk tanggung jawab kita kepada agama kita, yang Islam ya kepada
Islam, yang Kristen kepada Kristen dan sebagainya termasuk kepada generasi
setelah kita, yaitu para generasi muda,” tuturnya.
(Sumber:
internet)
0 comments:
Post a Comment