Saturday, July 15, 2017

135. HUKUM

HUKUM AGAMA DAN HUKUM ALAM
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo

      Beberapa orang bertanya,”Apakah persamaan dan perbedaan Hukum Agama dengan Hukum Alam? Apakah hukuman dan ganjaran bagi orang yang melaksanakan Hukum Agama dan Hukum Alam? Profesor Quraish Shihab menjelaskannya.
     Takwa (menurut KBBI V) adalah terpeliharanya diri untuk tetap taat melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.  Takwa juga berarti keinsyafan diri yang diikuti dengan kepatuhan dan ketaatan dalam melaksanakan perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya.
      Kata “takwa” bermakna “memelihara” atau “menghindari”. Dalam konteks agama, “pemeliharaan” berkenaan dengan “diri dan keluarga”, sedangkan “penghindaran” berkaitan dengan “siksa Allah” di dunia dan akhirat kelak. Para ulama sering mendefinisikan “takwa” dengan “melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya”.
     Dalam Al-Quran ditemukan aneka ragam makhluk dan masalah yang diperintah Allah.  Terdapat perintah untuk manusia, binatang, dan alam raya. Terdapat perintah yang berkaitan dengan syariat agama, hukum alam, dan kemasyarakatan.
     Semua makhluk yang melaksanakan perintah Allah, pasti akan memperoleh pahala atau ganjaran. Sebaliknya, siapa pun yang melanggar larangan Allah pasti akan mendapatkan siksaan.
      Balasan pahala dan hukuman siksaan yang berkaitan dengan syariat agama, seperti salat, puasa, dan zakat ditunda sampai hari kiamat kelak. Apabila terdapat ganjaran nikmat atau hukuman siksaan yang dirasakan di dunia, itu hanya sekadar panjar, persekot, atau contoh sekelumit saja.  
     Balasan kebaikan dan hukuman siksaan terhadap hukum alam atau “sunnatullah” akan langsung diterima pelaku di dunia ini. Misalnya, siapa pun yang rajin belajar dan bekerja akan sukses dan kaya di dunia.
      Al-Quran surah Ali Imran. Surah ke-3 ayat 117. “Perumpamaan harta yang mereka nafkahkan dalam kehidupan dunia ini, seperti perumpamaan angin yang mengandung hawa sangat dingin, yang menimpa tanaman kaum yang menganiaya diri sendiri, lalu angin itu merusaknya. Allah tidak menganiaya mereka, akan tetapi mereka yang menganiaya diri mereka sendiri.”
      Allah tidak menganiaya makhluk-Nya , tetapi makhluk itu sendiri yang menganiaya diri mereka sendiri. Contohnya, kebodohan, kemiskinan, dan keterbelakangan kondisi manusia merupakan siksaan Allah, karena mereka tak bisa melaksanakan hukum alam dengan baik.
      Mengapa beberapa orang yang “tak peduli agama” bisa kaya raya, sedangkan beberapa orang Islam yang patuh dan taat beragama tetap miskin? Jawabannya, “Karena mereka hanya melaksanakan setengah perintah Allah”.
      Beberapa orang Islam hanya melaksanakan perintah Allah dalam urusan hukum syariat agama saja, tetapi tidak melaksanakan hukum alam dan kemasyarakatan dengan baik. Sehingga, mereka gagal dalam urusan dunia.    
      Balasan pahala dan hukuman siksaan yang berkaitan tentang perintah dan larangan dalam syariat agama akan diterima di akhirat, sedangkan balasan ganjaran dalam perintah hukum alam dan kemasyarakatan akan langsung diterima di dunia.
Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.

Related Posts:

  • 765. AZANSEJARAH AZAN Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M       Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang sejarah aza… Read More
  • 765. AZANSEJARAH AZAN Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M       Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang sejarah aza… Read More
  • 765. AZANSEJARAH AZAN Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M       Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang sejarah aza… Read More
  • 765. AZANSEJARAH AZAN Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M       Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang sejarah aza… Read More
  • 765. AZANSEJARAH AZAN Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M       Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang sejarah aza… Read More

0 comments:

Post a Comment