Sunday, July 30, 2017

157. GLOBAL

TAFSIR AL-QURAN DALAM ERA GLOBAL
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo

      Beberapa orang bertanya,”Tolong dijelaskan perkembangan Tafsir Al-Quran dalam Era Globalisasi? Profesor Quraish Shihab menjelaskan perkembangan Tafsir Al-Quran dalam Era Globalisasi.
      Tafsir merupakan keterangan atau penjelasan tentang ayat Al-Quran agar maksudnya lebih mudah dipahami. Globalisasi merupakan proses masuknya ke seluruh dunia. Mengglobal berarti meluas ke seluruh dunia.
     Para ulama berpendapat dalam setiap wilayah, kawasan, atau lokasi terdapat  corak dan bentuk yang berbeda. Hal ini disebabkan perbedaan agama dan peradaban yang pernah hidup dan dianut penduduk kawasan tersebut.
    Sehingga pemahaman penduduk suatu daerah terhadap Islam pasti dipengaruhi budaya masyarakat setempat. Kalau pendapat ini diterima, berarti Islam di Indonesia dapat berbeda dengan Islam di negara lain, karena perbedaan budaya dan peradaban.
      Dari satu sisi, kondisi di atas ada benarnya diperkuat dengan kenyataan yang berkaitan dengan Al-Quran yang diyakini berdialog dengan seluruh umat manusia sepanjang masa.
     Pemahaman manusia, termasuk terhadap Al-Quran, akan dipengaruhi oleh budaya dan perkembangan masyarakatnya. Dalam Al-Quran sendiri terdapat perbedaan, karena perbedaan masyarakat yang dijumpainya.
      Hal ini dibuktikan dengan adanya “Al-Ahruf Al-Sab'ah” atau “tujuh macam bacaan huruf” Al-Quran. Sebagian ulama membolehkan adanya perbedaan bahasa atau dialek yang dibenarkan karena kesulitan suku masyarakat tertentu dalam membacanya.
       Demikian juga terdapat perbedaan “qiraat” yang dikenal luas saat ini. Tetapi, jangan menonjolkan perbedaannya. Akhirnya, bisa memunculkan “Tafsir Al-Quran  Indonesia”, “Tafsir Al-Quran Mesir”, dan kawasan lainnya.
      Masih banyak persamaan dalam pandangan hidup sesama umat Islam, misalnya persamaan dalam  akidah, syariah, dan akhlak, yang tentunya harus memengaruhi pemikiran umat Islam sehingga dapat melahirkan persamaan pandangan dalam banyak bidang.
       Sekarang ini, semua umat manusia hidup dalam era informasi dan globalisasi, yang menjadikan dunia kita semakin menyempit dan penduduknya saling memengaruhi.
      Memang benar, setiap masyarakat memiliki ciri khusus. Sebagian ulama berpendapat ciri khusus masyarakat Indonesia adalah masyarakat plural. Plural berarti masyarakat jamak, lebih dari satu suku dan agama.
      Tetapi, hal ini bukan merupakan ciri khas Indonesia. Masyarakat Mesir, Syria, India dan negara lainnya, juga merupakan masyarakat plural. Manusia dari berbagai suku, etnis, dan agama hidup berdampingan dengan segala suka-dukanya.
       Semua umat Islam wajib “membumikan” Al-Quran. Berusaha  menjadikan Al-Quran menyentuh realitas kehidupan.
     Semua umat Islam wajib menjaga dan memelihara Al-Quran. Salah satu bentuknya dengan memfungsikan Al-Quran dalam kehidupan masa kini.
      Yakni dengan memberikan tafsiran dan interpretasi Al-Quran sesuai kondisi dan situasi. Tanpa mengorbankan teks Al-Quran dan tanpa mengorbankan kepribadian, budaya bangsa, dan perkembangan positif masyarakat. 
Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.  
2. Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.

0 comments:

Post a Comment