Saturday, September 30, 2017

308. PAHAM

MEMAHAMI PAKAIAN MENURUT AL-QURAN
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.


      Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang Pakaian Menurut Al-Quran?” Profesor Quraish Shihab menjelaskannya.
      Al-Quran sedikitnya menggunakan tiga istilah untuk pakaian, yaitu “libas”, “tsiyab”, dan “sarabil”. Kata “libas” ditemukan sebanyak 10 kali, dan kata “tsiyab” ditemukan sebanyak 8 kali, sedangkan kata “sarabil” ditemukan sebanyak 3 kali dalam 2 ayat.
      Kata “Libas”  pada mulanya berarti “penutup”, artinya apa pun yang ditutup disebut “libas”, sedangkan fungsi pakaian adalah sebagai penutup, tetapi bukan  berarti harus “menutup aurat”. Sebuah cincin yang menutup sebagian jari tangan juga disebut “libas”, dan pemakainya ditunjuk dengan menggunakan akar katanya.
Al-Quran surat Al-Nahl, surah ke-16 ayat 14.

وَهُوَ الَّذِي سَخَّرَ الْبَحْرَ لِتَأْكُلُوا مِنْهُ لَحْمًا طَرِيًّا وَتَسْتَخْرِجُوا مِنْهُ حِلْيَةً تَلْبَسُونَهَا وَتَرَى الْفُلْكَ مَوَاخِرَ فِيهِ وَلِتَبْتَغُوا مِنْ فَضْلِهِ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

      “Dan Dia Allah yang menundukkan lautan (untukmu) agar kamu dapat memakan daripadanya daging yang segar (ikan), dan kamu mengeluarkan dari lautan itu perhiasan yang kamu pakai, dan kamu melihat bahtera berlayar padanya, dan supaya kamu mencari (keuntungan) dari karunia-Nya, dan supaya kamu bersyukur”.
      Kata “libas” digunakan oleh Al-Quran untuk menunjukkan “pakaian lahir dan  batin”, sedangkan kata “tsiyab” dipakai untuk menunjukkan “pakaian lahir”. Kata “tsiyab” terambil dari kata “tsaub” yang berarti “kembali”, yaitu “kembalinya sesuatu pada keadaan semula”, atau “kepada keadaan yang seharusnya sesuai dengan ide pertamanya”.
     Ungkapan yang menyatakan bahwa “awalnya adalah sebuah ide dan akhirnya adalah kenyataan”, mungkin dapat membantu untuk memahami pengertian kebahasaan tersebut. Arti ungkapan itu adalah kenyataan harus dikembalikan kepada ide asalnya, karena kenyataan adalah cerminan dari ide asal.
     Para ulama berpendapat bahwa Al-Quran menyebutkan “pakaian” dengan nama “tsiyab” atau “tsaub”, karena ide dasar adanya bahan pakaian adalah untuk digunakan sebagai pakaian.
      Al-Quran surat Al-A’raf, surah ke-7 ayat 20.

فَوَسْوَسَ لَهُمَا الشَّيْطَانُ لِيُبْدِيَ لَهُمَا مَا وُورِيَ عَنْهُمَا مِنْ سَوْآتِهِمَا وَقَالَ مَا نَهَاكُمَا رَبُّكُمَا عَنْ هَٰذِهِ الشَّجَرَةِ إِلَّا أَنْ تَكُونَا مَلَكَيْنِ أَوْ تَكُونَا مِنَ الْخَالِدِينَ

      “Maka setan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk menampakkan kepada keduanya apa yang tertutup dari mereka yaitu auratnya dan setan berkata, “Tuhanmu tidak melarangmu mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang yang kekal (dalam surga)”.
      Al-Quran surat Al-A’raf, surah ke-7 ayat 22.

فَدَلَّاهُمَا بِغُرُورٍ ۚ فَلَمَّا ذَاقَا الشَّجَرَةَ بَدَتْ لَهُمَا سَوْآتُهُمَا وَطَفِقَا يَخْصِفَانِ عَلَيْهِمَا مِنْ وَرَقِ الْجَنَّةِ ۖ وَنَادَاهُمَا رَبُّهُمَا أَلَمْ أَنْهَكُمَا عَنْ تِلْكُمَا الشَّجَرَةِ وَأَقُلْ لَكُمَا إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمَا عَدُوٌّ مُبِينٌ
   
     “Maka setan membujuk keduanya (untuk memakan buah itu) dengan tipu daya. Tatkala keduanya telah merasakan buah kayu itu, nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya, dan mulai keduanya menutupinya dengan daun-daun surga. Kemudian Tuhan mereka menyeru mereka, “Bukankah Aku telah melarangmu berdua dari pohon kayu itu dan Aku katakan kepadamu, “Sesungguhnya setan adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua?”
     Manusia pada dasarnya ingin berada dalam kondisi “tertutupnya aurat”, tetapi karena godaan setan, maka aurat manusia terbuka. Dengan demikian, aurat yang ditutup dengan pakaian akan dikembalikan kepada ide dasarnya, maka wajar apabila pakaian dinamakan “tsaub” atau “tsiyab” yang artinya “sesuatu yang mengembalikan aurat kepada ide dasarnya”, yaitu tertutup.
      Ayat Al-Quran di atas menunjukkan bahwa ide untuk “membuka aurat” adalah berasal dari setan, maka tanda adanya kehadiran setan adalah “keterbukaan aurat”.
      Terdapat riwayat yang menjelaskan bahwa Nabi Muhammad belum yakin bahwa orang yang mendatangi di Gua Hira adalah malaikat atau setan, kemudian Nabi  menyampaikan  hal itu kepada istrinya, Khadijah.
       Khadijah berkata, “Apabila engkau melihatnya lagi, tolong beritahu aku”. Kemudian pada waktu yang lain, Nabi melihat malaikat yang dilihatnya di Gua Hira, lalu diberitahukan kepada Khadijah, maka Khadijah mendatangi dan membuka pakaiannya sambil bertanya,”Sekarang, apakah engkau masih melihatnya?” Nabi menjawab,”Tidak ada, dia sudah  pergi”. Khadijah dengan penuh keyakinan berkata, “Yakinlah yang datang bukan setan, karena setan senang melihat aurat”.
      Al-Quran surah Al-A'raf, surah ke-7 ayat 27.

يَا بَنِي آدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطَانُ كَمَا أَخْرَجَ أَبَوَيْكُمْ مِنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْآتِهِمَا ۗ إِنَّهُ يَرَاكُمْ هُوَ وَقَبِيلُهُ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْ ۗ إِنَّا جَعَلْنَا الشَّيَاطِينَ أَوْلِيَاءَ لِلَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ

      “Hai anak Adam, jangan sekali-kali kamu dapat ditipu oleh setan sebagaimana dia telah mengeluarkan kedua ibu bapakmu dari surga, dia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya `auratnya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya melihatmu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan pemimpin-pemimpin bagi orang yang tidak beriman”.
     Kata “sarabil” dalam kamus bahasa diartikan “pakaian”, dan Al-Quran menggunakan kata “sarabil” untuk menjelaskan perihal pakaian,apa pun jenis bahannya.
      Dalam Al-Quran kata “arabil” muncul dalam dua ayat, yang satu ayat diartikan sebagai pakaian yang berfungsi menangkal sengatan panas, dingin, dan bahaya dalam peperangan.
      Al-Quran surah Al-Nahl, surah ke-16 ayat 81.

وَاللَّهُ جَعَلَ لَكُمْ مِمَّا خَلَقَ ظِلَالًا وَجَعَلَ لَكُمْ مِنَ الْجِبَالِ أَكْنَانًا وَجَعَلَ لَكُمْ سَرَابِيلَ تَقِيكُمُ الْحَرَّ وَسَرَابِيلَ تَقِيكُمْ بَأْسَكُمْ ۚ كَذَٰلِكَ يُتِمُّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تُسْلِمُونَ
    
“Dan Allah menjadikan bagimu tempat bernaung dari apa yang telah Dia ciptakan, dan Dia jadikan bagimu tempat tinggal di gunung-gunung, dan Dia jadikan bagimu pakaian yang memeliharamu dari panas dan pakaian (baju besi) yang menjagamu dalam peperangan. Demikian Allah menyempurnakan nikmat-Nya atasmu agar kamu berserah diri (kepada-Nya)”.
      Sedangkan satu ayat lagi menggunakan kata “sarabil” untuk menjelaskan pakaian untuk alat penyiksa yang akan dialami oleh orang-orang berdosa kelak pada hari kiamat.
      Al-Quran surat Ibrahim, surah ke-14 ayat 49-50.

وَتَرَى الْمُجْرِمِينَ يَوْمَئِذٍ مُقَرَّنِينَ فِي الْأَصْفَادِ سَرَابِيلُهُمْ مِنْ قَطِرَانٍ وَتَغْشَىٰ وُجُوهَهُمُ النَّارُ

      “Dan kamu akan melihat orang-orang yang berdosa pada hari itu diikat bersama dengan belenggu. Pakaian mereka adalah dari pelangkin (ter) dan muka mereka ditutup oleh api neraka”.
       Orang-orang yang disiksa pada hari kiamat kelak adalah mereka yang selama hidup di dunia bergelimang dengan dosa dan tidak mau menjalankan perintah Allah dan Rasul-Nya.
Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.  
2. Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3. Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online.

0 comments:

Post a Comment