Tuesday, September 26, 2017

302. SOSIAL

MEMAHAMI KESEJAHTERAAN SOSIAL
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

      Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang Cara Memahami Keadilan Sosial?” Profesor Quraish Shihab menjelaskannya.
       Kata “sejahtera" menurut (KBBI V) artinya adalah “aman sentosa dan makmur, selamat atau terlepas dari segala macam gangguan”, sedangkan kata “sosial” adalah berkenaan dengan masyarakat. Jadi yang dimaksudkan “kesejahteraan sosial” adalah keadaan masyarakat yang sejahtera.
       Para ulama berpendapat bahwa kesejahteraan sosial yang didambakan oleh Al-Quran adalah seperti surga yang dihuni oleh Nabi Adam dan istrinya, Hawa, sebelum mereka turun untuk melaksanakan tugas kekhalifahan di bumi.
     Seperti telah diketahui, sebelum Nabi Adam dan istrinya, Hawa, diperintahkan turun ke bumi, mereka terlebih dahulu ditempatkan di surga.
     Surga diharapkan menjadi arah pengabdian Nabi Adam dan Hawa, sehingga bayang-bayang surga itu diwujudkannya di bumi, serta kelak dihuninya secara hakiki di akhirat.  
      Masyarakat yang mewujudkan bayang-bayang surga  adalah masyarakat yang berkesejahteraan lahir dan batin.
      Al-Quran surah Thaha, surah ke-20 ayat 117- 119.

فَقُلْنَا يَا آدَمُ إِنَّ هَٰذَا عَدُوٌّ لَكَ وَلِزَوْجِكَ فَلَا يُخْرِجَنَّكُمَا مِنَ الْجَنَّةِ فَتَشْقَىٰ
إِنَّ لَكَ أَلَّا تَجُوعَ فِيهَا وَلَا تَعْرَىٰ وَأَنَّكَ لَا تَظْمَأُ فِيهَا وَلَا تَضْحَىٰ

      “Maka Kami berkata, “Hai Adam, sesungguhnya ini (iblis) adalah musuh bagimu dan bagi istrimu, maka sekali-kali janganlah sampai dia mengeluarkanmu berdua dari surga, yang menyebabkan kamu menjadi celaka”.
      “Sesungguhnya kamu tidak akan kelaparan di dalamnya dan tidak akan telanjang, dan sesungguhnya kamu tidak akan merasa dahaga dan tidak (pula) akan ditimpa panas matahari di dalamnya”.
      Kesejahteraan surgawi dijelaskan dalam Al-Quran di atas bahwa terpenuhinya semua kebutuhan “pangan” atau makanan dan minuman, “sandang” atau pakaian, serta “papan” atau rumah tempat tinggal yang diistilahkan dengan tidak lapar, dahaga, telanjang, dan kepanasan semuanya telah terpenuhi di surga, dan terpenuhinya semua kebutuhan tersebut adalah dalam unsur pertama dan utama dalam “kesejahteraan sosial”.
      Ayat Al-Quran tersebut memberikan informasi bahwa masyarakat di surga hidup dalam suasana damai, harmonis, tidak terdapat suatu dosa, tidak ada sesuatu yang tidak wajar, tidak ada pengangguran, dan tidak ada sesuatu yang sia-sia.
     Di dalam lingkungan surga tidak terdengar perkataan yang sia-sia, dan tidak  (terdengar adanya) dosa, tetapi penuh dengan ucapan salam dan  sikap damai.
      Al-Quran surah Al-Waqiah, surah ke-56 ayat 25-26.

لَا يَسْمَعُونَ فِيهَا لَغْوًا وَلَا تَأْثِيمًا   إِلَّا قِيلًا سَلَامًا سَلَامًا

       “Mereka tidak mendengar di dalamnya perkataan yang sia-sia dan tidak pula perkataan yang menimbulkan dosa, akan tetapi mereka mendengar ucapan salam”.
      Al-Quran surah Ya sin, surah ke-36 ayat 55-58.

إِنَّ أَصْحَابَ الْجَنَّةِ الْيَوْمَ فِي شُغُلٍ فَاكِهُونَ هُمْ وَأَزْوَاجُهُمْ فِي ظِلَالٍ عَلَى الْأَرَائِكِ مُتَّكِئُونَ
لَهُمْ فِيهَا فَاكِهَةٌ وَلَهُمْ مَا يَدَّعُونَ سَلَامٌ قَوْلًا مِنْ رَبٍّ رَحِيمٍ
       
  “Sesungguhnya penghuni surga pada hari itu bersenang-senang dalam kesibukan (mereka). Mereka dan istri-istri mereka berada dalam tempat yang teduh, bertelekan di atas dipan-dipan. Di surga itu mereka memperoleh buah-buahan dan memperoleh apa yang mereka minta. (Kepada mereka dikatakan), “Salam”, sebagai ucapan selamat dari Tuhan Yang Maha Penyayang”.
      Nabi Adam dan istrinya diharapkan dapat mewujudkan bayang-bayang surga di permukaan bumi ini dengan usaha yang sungguh-sungguh, dan berpedoman kepada petunjuk Allah.
      Al-Quran surah Al-Baqarah, surah ke-2 ayat 38.

قُلْنَا اهْبِطُوا مِنْهَا جَمِيعًا ۖ فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ مِنِّي هُدًى فَمَنْ تَبِعَ هُدَايَ فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ

      “Kami berfirman, “Turunlah kamu semua dari surga itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati”.
     Hal itu adalah rumusan kesejahteraan yang ditampilkan oleh Al-Quran, dan rumusan ini dapat mencakup berbagai aspek kesejahteraan sosial yang dalam praktiknya bisa  menyempit atau meluas sesuai dengan kondisi pribadi, masyarakat, dan  perkembangan zaman.
     Pada zaman sekarang, maka kesejahteraan sosial telah tercapai apabila semua warga masyarakat terhindar dan terbebas dari perasaan takut dan khawatir terhadap penindasan, kelaparan, kehausan, penyakit, kebodohan, dan bisa berperan untuk menetukan masa depan dirinya, keluarga, dan lingkungannya.
      Sedangkan bantuan keuangan adalah hanya salah satu bentuk bantuan yang dianjurkan oleh ajaran Islam.
Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.  
2. Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3. Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online.

0 comments:

Post a Comment