MEMAHAMI MAKNA AHLI KITAB
(Seri ke-2)
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.
Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang “Makna Ahli Kitab menurut Al-Quran? Profesor Quraish Shihab menjelaskannya.
Para ulama menjelaskan bahwa “Tafsir Tematik” atau “Tafsir Maudhui” adalah penafsiran Al-Quran dengan cara memilih tema atau topik tertentu, lalu menghimpun ayat Al-Quran yang berkaitan dengan topik, kemudian menyajikan kandungan dan pesan yang berkaitan dengan topik, tanpa terikat dengan urutan ayat dan surah seperti dalam mushaf Al-Quran,dan tanpa menjelaskan hal-hal yang tidak berkaitan dengan topik.
Salah satu keistimewaan Al-Quran adalah susunan redaksinya yang sangat teliti, karena redaksi Al-Quran bersumber langsung dari Allah.
Al-Quran menggunakan beberapa istilah yang berbeda ketika menunjuk kepada orang Yahudi dan Nasrani, dua kelompok masyarakat oleh para ulama dinamakan sebagai “Ahli Kitab”.
Selain istilah “Ahli Kitab”, Al-Quran juga menggunakan istilah “Utul Kitab”, “Utu nashiban minal kitab”, “Al-Yahud”, “Al-Ladzina Hadu”, “Bani Israil”, “An Nashara”, dan istilah lainnya.
Kata “Ahli Kitab” terulang dalam Al-Quran sebanyak 31 kali, “Utul Kitab” 18 kali, “Utu nashiban minal kitab” 3 kali, “Al-Yahud” 8 kali, “Al-Ladzina Hadu” 10 kali, “An-Nashara” 14 kali, dan “Bani Isra'il” 41 kali.
Kesan umum diperoleh bahwa apabila Al-Quran menggunakan kata “Al-Yahud”, maka isinya adalah “kecaman” atau gambaran negatif tentang mereka.
Kata “Nashara” sama penggunaannya dengan “Al-Ladzina Hadu”, terkadang digunakan dalam konteks positif dan pujian.
Al-Quran surah Al-Maidah, surah ke-5 ayat 82 yang menjelaskan orang Kristen paling akrab persahabatannya dengan orang Islam.
۞ لَتَجِدَنَّ أَشَدَّ النَّاسِ عَدَاوَةً لِلَّذِينَ آمَنُوا الْيَهُودَ وَالَّذِينَ أَشْرَكُوا ۖ وَلَتَجِدَنَّ أَقْرَبَهُمْ مَوَدَّةً لِلَّذِينَ آمَنُوا الَّذِينَ قَالُوا إِنَّا نَصَارَىٰ ۚ ذَٰلِكَ بِأَنَّ مِنْهُمْ قِسِّيسِينَ وَرُهْبَانًا وَأَنَّهُمْ لَا يَسْتَكْبِرُونَ
“Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik. Dan sesungguhnya kamu dapati yang paling dekat persabahatannya dengan orang-orang yang beriman ialah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya kami ini orang Nasrani". Yang demikian itu disebabkan karena di antara mereka itu (orang-orang Nasrani) terdapat pendeta-pendeta dan rahib-rahib, (juga) karena sesungguhnya mereka tidak menyombongkan diri”.
Al-Quran surah Al-Baqarah, surah ke-2 ayat 120 berisi ketidakrelaan orang Kristen terhadap orang Islam, sampai kaum Muslim mengikuti mereka.
وَلَنْ تَرْضَىٰ عَنْكَ الْيَهُودُ وَلَا النَّصَارَىٰ حَتَّىٰ تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ ۗ قُلْ إِنَّ هُدَى اللَّهِ هُوَ الْهُدَىٰ ۗ وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ أَهْوَاءَهُمْ بَعْدَ الَّذِي جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ ۙ مَا لَكَ مِنَ اللَّهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلَا نَصِيرٍ
“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah,”Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)”. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu”.
Al-Quran surah Al-Haj, surah ke-22 ayat 17 yang membicarakan tentang keputusan Allah yang adil terhadap mereka.
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَالَّذِينَ هَادُوا وَالصَّابِئِينَ وَالنَّصَارَىٰ وَالْمَجُوسَ وَالَّذِينَ أَشْرَكُوا إِنَّ اللَّهَ يَفْصِلُ بَيْنَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ
“Sesungguhnya orang-orang beriman, orang-orang Yahudi, orang-orang Shaabi-iin, orang-orang Nasrani, orang-orang Majusi dan orang-orang musyrik, Allah akan memberikan keputusan di antara mereka pada hari kiamat. Sesungguhnya Allah menyaksikan segala sesuatu”.
Para ulama menjelaskan bahwa apabila Al-Quran menggunakan kata “Al-Yahud”, pasti ayat tersebut berisi kecaman terhadap sikap buruk orang Yahudi, sedangkan apabila memakai kata “Al-Ladzina Hadu” dan “Nashara”, maka isinya belum tentu bersikap kecaman.
Al-Quran surah Al-Baqarah, surah ke-2 ayat 120 yang berbunyi “Lan tardha 'ankal-Yahud wa lan Nashara hatta tattabi'a millatahum” yang artinya “Orang Yahudi dan Nasrani tidak akan rela kepadamu (Muhammad) sampai engkau mengikuti agama dan tatacara mereka.
Para ulama menjelaskan bahwa Al-Quran menggunaan kata “Lan” untuk orang Yahudi, dan kata “La” terhadap orang Nasrani, sedangkan kata “Lan“ dan “La” bersifat menolak dan menafikan sesuatu di masa lampau, sekarang, dan di masa depan, tetapi kata “Lan” lebih kuat penolakannya daripada kata “La”.
Para ulama berpendapat bahwa orang Yahudi dan Kristen pasti selamanya tidak akan rela terhadap umat Islam sebelum umat Islam mengikuti agama, sikap, dan tata cara mereka.
Al-Quran surah Al-A'raf, surah ke-7 ayat 40 menyatakan orang yang menolak Al-Quran tidak akan masuk surga dan mustahil bisa masuk surga, bagaikan unta yang masuk ke lubang jarum.
إِنَّ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا وَاسْتَكْبَرُوا عَنْهَا لَا تُفَتَّحُ لَهُمْ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَلَا يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّىٰ يَلِجَ الْجَمَلُ فِي سَمِّ الْخِيَاطِ ۚ وَكَذَٰلِكَ نَجْزِي الْمُجْرِمِينَ
“Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya, sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan tidak (pula) mereka masuk surga, hingga unta masuk ke lubang jarum. Demikianlah Kami memberi pembalasan kepada orang-orang yang berbuat kejahatan”
Al-Quran surah Al-Kafirun, surah ke-109 ayat 2-3.
لَا أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ وَلَا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ
“Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah, dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah”.
Para ulama menjelaskan bahwa dalam ayat itu ditemukan kalimat “ketika itu”, artinya kaum Yahudi dan Kristen “ketika itu” yang menolak ajaran Islam, bukan terhadap mereka semua, karena kenyataannya setelah turunnya ayat Al-Quran terdapat beberapa Ahli Kitab yang memeluk agama Islam.
Al-Quran surah Yasin, surah ke-36 ayat 10.
وَسَوَاءٌ عَلَيْهِمْ أَأَنْذَرْتَهُمْ أَمْ لَمْ تُنْذِرْهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ
“Sama saja bagi mereka apakah kamu memberi peringatan kepada mereka ataukah kamu tidak memberi peringatan kepada mereka, mereka tidak akan beriman”.
Para ulama menjelaskan bahwa yang dimaksudkan adalah orang kafir tertentu pada zaman Nabi yang tidak akan beriman, karena ternyata sebagian besar orang kafir pada zaman Nabi akhirnya masuk Islam.
Para ulama menjelaskan bahwa agama Yahudi bukanlah agama dakwah, sehingga orang Yahudi cenderung bersifat “eksklusif’ dalam bidang agama atau khusus yang terpisah dari yang lain, dan orang lain enggan menganut agama Yahudi.
Kesimpulannya, ayat Al-Quran yang membicarakan tentang ahli Kitab berkisar pada uraian tentang sikap dan sifat Ahli Kitab yang positif dan negatif, serta sikap yang hendaknya diambil oleh umat Islam terhadap Ahli Kitab.
Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
2. Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3. Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online.
0 comments:
Post a Comment