BUKTI AL-QURAN BENAR
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.
Adakah mushaf Al-Quran di setiap rumah keluarga Muslim? Apakah anggota keluarga Muslim yang memiliki mushaf telah mampu membaca Al-Quran? Apakah setiap Muslim yang mampu membaca Al-Quran mengetahui garis besar kandungannya serta fungsi kehadirannya di tengah-tengah umat? Silakan masing-masing orang menjawabnya.
Kitab Suci yang diturunkan kepada Nabi Muhammad dari Allah melalui malaikat Jibril antara lain dinamakan Al-Kitab dan Al-Quran (bacaan yang sempurna), meskipun penerima dan masyarakat pertama yang ditemuinya tidak mengenal membaca dan menulis.
Hal itu dimaksudkan, agar mereka dan generasi berikutnya membacanya, karena fungsi utama Al-Quran adalah memberikan petunjuk kepda umat manusia dan itu tidak dapat terlaksana tanpa membaca dan memahaminya.
Dari celah-celah redaksi Al-Quran ditemukan tiga bukti kebenaran Al-Quran.
Pertama, keindahan, keserasian dan keseimbangan kata-katanya. Kata “yaum” yang berarti "hari" dalam bentuk tunggalnya terulang sebanyak 365 kali (sama dengan satu tahun), dalam bentuk jamak diulangi sebanyak 30 kali (sama dengan satu bulan).
Sedangkan kata “yaum” yang berarti "bulan" hanya terdapat 12 kali, dan kata “panas” dan “dingin” masing-masing diulangi sebanyak 4 kali, kata “dunia” dan “akhirat”, kata “hidup” dan “mati”, kata “setan” dan “malaikat”, dan masih banyak lainnya, semuanya seimbang dalam jumlah yang serasi dengan tujuannya dan indah kedengarannya.
Kedua, pemberitaan gaib yang diungkapkan oleh Al-Quran terbukti benar, misalnya pada awal surah Ar-Rum menegaskan kekalahan Romawi oleh Persia pada tahun 614 Masehi, setelah kekalahan itu, maka Romawi akan menang dalam masa 9 tahun, ketika umat Islam akan bergembira.
Dan itu benar adanya, tepat pada saat kegembiraan kaum Muslim memenangkan Perang Badar pada 622 Masehi, bangsa Romawi memperoleh kemenangan melawan Persia.
Al-Quran surah Ar-Rum, surah ke-30 ayat 1-4
الم غُلِبَتِ الرُّومُ فِي أَدْنَى الْأَرْضِ وَهُمْ مِنْ بَعْدِ غَلَبِهِمْ سَيَغْلِبُونَ فِي بِضْعِ سِنِينَ ۗ لِلَّهِ الْأَمْرُ مِنْ قَبْلُ وَمِنْ بَعْدُ ۚ وَيَوْمَئِذٍ يَفْرَحُ الْمُؤْمِنُونَ
"Alif, Lam, Mim. Telah dikalahkan bangsa Romawi, di negeri yang terdekat dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menang, dalam beberapa tahun (lagi). Bagi Allah urusan sebelum dan sesudah (mereka menang).”
Pemberitaannya tentang keselamatan badan Fir'aun yang tenggelam di Laut Merah 3.200 tahun yang lalu, baru terbukti setelah muminya (badannya yang diawetkan) ditemukan oleh Loret di Wadi Al-Muluk Thaba, Mesir, pada 1896 Masehi, dan dibuka pembalutnya oleh Eliot Smith 8 Juli 1907 Masehi.
Al-Quran surah Yunus, surah Ar-Rum, surah ke-10 ayat 92.
فَالْيَوْمَ نُنَجِّيكَ بِبَدَنِكَ لِتَكُونَ لِمَنْ خَلْفَكَ آيَةً ۚ وَإِنَّ كَثِيرًا مِنَ النَّاسِ عَنْ آيَاتِنَا لَغَافِلُونَ
“Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu (Firaun) supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami”.
Ketiga, isyarat-isyarat ilmiah dalam Al-Quran sungguh mengagumkan ilmuwan masa kini, apa lagi yang menyampaikannya adalah seorang “umi” yang tidak pandai membaca dan menulis serta hidup di lingkungan masyarakat terbelakang.
Al-Quran surah Yunus, surah ke-10 ayat 5 menyatakan bahwa cahaya matahari bersumber dari dirinya sendiri, sedangkan sinar bulan adalah pantulan dari cahaya matahari.
هُوَ الَّذِي جَعَلَ الشَّمْسَ ضِيَاءً وَالْقَمَرَ نُورًا وَقَدَّرَهُ مَنَازِلَ لِتَعْلَمُوا عَدَدَ السِّنِينَ وَالْحِسَابَ ۚ مَا خَلَقَ اللَّهُ ذَٰلِكَ إِلَّا بِالْحَقِّ ۚ يُفَصِّلُ الْآيَاتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ
“Dia Allah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui”.
Al-Quran surah Al-Baqarah, surah ke-2 ayat 223 menyatakan bahwa jenis kelamin bayi ditentukan oleh sperma pria, sedangkan wanita sekadar mengandungnya, karena wanita hanya bagaikan “ladang”.
نِسَاؤُكُمْ حَرْثٌ لَكُمْ فَأْتُوا حَرْثَكُمْ أَنَّىٰ شِئْتُمْ ۖ وَقَدِّمُوا لِأَنْفُسِكُمْ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ وَاعْلَمُوا أَنَّكُمْ مُلَاقُوهُ ۗ وَبَشِّرِ الْمُؤْمِنِينَ
“Istri-istrimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok-tanam, maka datangilah tanah tempat bercocok-tanammu itu bagaimana saja kamu kehendaki. Dan kerjakanlah (amal yang baik) untuk dirimu, dan bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu kelak akan menemui-Nya. Dan berilah kabar gembira orang-orang yang beriman”.
Dan masih banyak lagi lainnya yang semuanya baru diketahui belakangan ini, maka dari manakah Nabi Muhammad mengetahuinya kalau bukan dari Allah Yang Maha Mengetahui?
Semua aspek tersebut memberikan bukti bahwa petunjuk dan pedoman yang disampaikan oleh Al-Quran adalah pasti benar, sehingga dengan demikian manusia yakin dan secara tulus ikhlas mengamalkan petunjuk dalam Al-Quran.
Bukti kebenaran (mukjizat) rasul-rasul Allah terdahulu bersilat suprarasional, hanya Nabi Muhammad yang datang membawa bukti rasional, ketika masyarakatnya meminta bukti yang lain, Allah berpesan agar mereka mempelajari Al-Quran.
Al-Quran surah Al-Ankabut, surah ke-29 ayat 50.
وَقَالُوا لَوْلَا أُنْزِلَ عَلَيْهِ آيَاتٌ مِنْ رَبِّهِ ۖ قُلْ إِنَّمَا الْآيَاتُ عِنْدَ اللَّهِ وَإِنَّمَا أَنَا نَذِيرٌ مُبِينٌ
“Dan orang-orang kafir Mekah berkata,”Mengapa tidak diturunkan kepadanya mukjizat-mukjizat dari Tuhannya?" Katakanlah,”Sesungguhnya mukjizat-mukjizat itu terserah kepada Allah. Dan sesungguhnya aku hanya seorang pemberi peringatan yang nyata".
Sungguh disayangkan apabila umat Islam sekarang tidak pandai membaca Al-Quran dan hanya memfungsikan sebagai penangkal bahaya dan pembawa manfaat dengan cara-cara yang irasional, rupanya umat generasi sekarang adalah umat yang tidak peduli terhadap Al-Quran.
Al-Quran surah Al-Furqan, surah ke-25 ayat 30.
وَقَالَ الرَّسُولُ يَا رَبِّ إِنَّ قَوْمِي اتَّخَذُوا هَٰذَا الْقُرْآنَ مَهْجُورًا
“Wahai Tuhan, sesungguhnya umatku telah menjadikan Al- Quran sesuatu yang tidak dipedulikan”.
Tahap pertama untuk mengatasi kekurangan dan kelemahan literasi umat Islam dalam kemampuan membaca dan menulis Al-Quran adalah memperbanyak kegiatan belajar dan mengajar Al-Quran yang formal dan non-formal.
Janganlah sampai anak-anak kita akan menuntut orang tuanya di akhirat kelak, seperti Nabi bersabda, ”Wahai Allah, aku menuntut keadilan terhadap perlakuan orang-tuaku yang aniaya ini.”
Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
2. Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3. Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online
0 comments:
Post a Comment