Saturday, November 18, 2017

494. BACA

PERINTAH MEMBACA,
PERINTAH YANG AMAT PENTING
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

      Beberapa orang bertanya,”Mengapa wahyu pertama Al-Quran yang berisi perintah “membaca” diturunkan kepada Nabi Muhammad yang tidak pandai membaca dan menulis?” Profesor Quraish Shihab menjelaskan tentang turunnya wahyu pertama.
      Bulan Ramadan disebut juga “bulan Iqra”, karena diturunkan wahyu pertama “iqra” atau “perintah membaca”, dan perintah membaca adalah perintah amat penting, sampai diulangi dua kali dalam rangkaian wahyu pertama.
      Al-Quran surah Al-Alaq. Surah ke-96 ayat 1-5.

اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ
     “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmu Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”
      Kata “iqra” diambil dari “qara’a” yang pada awalnya bermakna “menghimpun”, dan kata “Iqra” dapat diartikan “menyampaikan”, “menelaah”, “membaca”, “mendalami”, “meneliti”, dan “mengetahui ciri sesuatu”.
      Malaikat Jibril turun menjumpai Nabi Muhammad untuk menyampaikan wahyu dari Allah, kemudian malaikat Jibril berkata, ”Iqra” (Bacalah),  lalu Nabi menjawab,”Ma, aqra.” (Apakah yang harus saya baca?). 
      Tidak ada penjelasan tentang “objek” atau “sesuatu” yang dibaca dalam perintah tersebut, artinya perintah “membaca” tidak dikaitkan dengan “objek” tertentu, sehingga dapat disimpulkan bahwa objeknya bersifat umum, yaitu mencakup segala sesuatu yang dapat dibaca.
     Perintah “Iqra” bisa bermakna “membaca”, “menghimpun”, “menyampaikan”, “menelaah”, “meneliti”, “mendalami, dan “mengetahui ciri segala sesuatu”, maksudnya termasuk membaca kitab suci, koran ,majalah, alam emesta, masyarakat, dan membaca apa pun, tetapi, semuanya harus dikaitkan dengan “Bismi rabbika” (Demi nama Tuhanmu).
      Perintah “Iqra” (bacalah) yang kedua dirangkaikan dengan “Warabbuka al-akram” (Tuhanmu Yang Maha Pemurah), artinya iapa pun yang “membaca” karena Allah akan memperoleh anugerah kemurahan berupa pengetahuan, pemahaman, dan wawasan baru, meskipun objeknya tetap sama.
      Dengan membaca Al-Quran selalu terdapat penafsiran dan pengembangan baru, meskipun ayat Al-Quran yang dibaca tetap sama, termasuk “membaca” alam semesta akan selalu bermunculan ilmu dan penemuan terbaru.
    Perintah “membaca” adalah  perintah yang amat berharga yang pernah diterima umat manusia, sehingga membaca adalah syarat utama dalam membangun peradaban, dan suatu saat mungkin muncul istilah manusia adalah “makhluk membaca”, di samping “makhluk sosial” dan “makhluk berpikir”.
       Akhirnya, kembali kepada diri kita masing-masing, “Bagaimana minat baca dalam diri kita? Apakah sudah tersedia bacaan yang baik dan bermutu? Apakah kita masih sempat membaca?”
Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.   
2. Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3. Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online

Related Posts:

0 comments:

Post a Comment