PENGERTIAN JAMRAH
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang pengertian jamrah
menurut agama Islam?” Berikut ini penjelasannya.
1. Kata “jamrah” (menurut KBBI V) dapat
diartikan “batu kecil”, “kerikil”, “kumpulan batu kecil”, atau “tugu di Mina yang
menjadi sasaran lemparan batu (dalam ibadah haji) sebagai simbol tempat
melempar setan yang menggoda Nabi Ibrahim, Nabi Ismail dan Siti Hajar ketika Nabi
Ibrahim melaksanakan perintah Allah untuk menyembelih Nabi Ismail sebagai ujian
ketaatan kepada Allah”.
2. Melontar jamrah adalah melontar marma
(tempat melontar) dengan batu kerikil pada hari Idul Adha (hari Nahr/hari raya
Kurban) 10 Zulhijah dan tiga hari Tasyrik yaitu 11, 12, dan 13 Zulhijah.
3. Jamrah Ula (jamrah sugra) adalah jamrah
yang pertama (pada bekas tempat godaan setan yang terkecil).
4. Jamrah Wusta adalah jamrah pertengahan
(yang kedua) di antara jamrah ula dan aqabah.
5. Jamrah Aqabah adalah jamrah yang ketiga
(pada bekas tempat godaan setan yang terbesar).
6. Pada hari raya Idul Adha (hari Nahr/hari
raya Kurban) tanggal 10 Zulhijah.
a. jemaah haji hanya langsung melontar
jamrah Aqabah (tugu ke-3) saja, tanpa melontar jamrah Ula (tugu ke-1) dan tanpa
jamrah Wusta (tugu ke-2).
b. Pukul 24.00 sampai 05.00 WAS (Waktu Arab Saudi)
melontar jamrah Aqabah yang dianjurkan untuk jemaah haji Indonesia.
c. Pukul 05.00 sampai 12.00 WAS adalah melontar
jamrah Aqabah yang afdal (terbaik), tetapi jemaah haji Indonesia tidak
disarankan melontar pada jam ini karena sangat padat dan berisiko tinggi.
d. Pukul 12.00 sampai 18.00 WAS (Waktu Arab
Saudi) melontar jamrah Aqabah yang dianjurkan untuk jemaah haji Indonesia.
e. Setelah pukul 24.00 WAS pada 10 Zulhijah
sampai Subuh 14 Zulhijah adalah waktu yang dibolehkan untuk melontar jamrah Aqabah.
7. Melontar jamrah pada hari tasyrik 11, 12,
dan 13 Zulhijah.
a. Tanggal 11 Zulhijah.
1) melontar secara berurutan jamrah Ula
(tugu ke-1), Wusta (tugu ke-2), dan Aqabah (tugu ke-3) dengan melontarkan batu
kerikil masing-masing sebanyak 7 kali dilontarkan satu persatu.
b. Tanggal 12 Zulhijah.
1) melontar secara berurutan jamrah Ula
(tugu ke-1), Wusta (tugu ke-2), dan Aqabah (tugu ke-3) dengan melontarkan batu
kerikil masing-masing sebanyak 7 kali dilontarkan satu persatu.
2) Bagi jemaah yang nafar awal, sebelum
Magrib berpindah dari Mina ke Mekah.
c. Tanggal 13 Zulhijah.
1) melontar secara berurutan jamrah ula
(tugu ke-1), wusta (tugu ke-2), dan aqabah (tugu ke-3) dengan melontarkan batu
kerikil masing-masing sebanyak 7 kali dilontarkan satu persatu.
2) Bagi jemaah yang nafar sani, sebelum
Magrib berpindah dari Mina ke Mekah.
8. Jika 7 batu kerikil dilontarkan
sekaligus, maka dianggap 1 kali lontaran.
9. Melontar jamrah harus tertib, yaitu
jamrah Ula, Wusta, dan Aqabah, jika tidak berurutan harus diulang mulai awal.
10. Melontar jamrah harus dengan batu kerikil
sebesar kelereng, dilarang melontar jamrah dengan yang lain misalnya sandal, botol,
kayu, atau lainnya.
11. Melontar jamarah harus dikerjakan
sendiri, kecuali sakit atau kesulitan yang berat boleh diwakilkan kepada orang
lain.
12. Cara mewakili melontar jamrah untuk orang
lain adalah dengan melontar jamrah untuk dirinya sendiri, baru melontar jamrah untuk
orang yang diwakili di lokasi yang sama.
13. Melontar jamrah boleh ditunda dengan
alasan yang dapat dibenarkan, misalnya sebagai petugas, sakit, atau alasan sah
lainnya.
14. Cara melontar jamrah yang tertunda.
a. melontar jamrah Ula (tugu ke-1), Wusta
(tugu ke-2), dan Aqabah (tugu ke-3) pada hari pertama.
b. melontar jamrah Ula (tugu ke-1), Wusta
(tugu ke-2), dan Aqabah (tugu ke-3) pada hari kedua.
c. melontar jamrah Ula (tugu ke-2), Wusta
(tugu ke-2), dan Aqabah (tugu ke-3) pada hari ketiga.
15. Jika karena sesuatu hal, jemaah haji tidak
dapat melontar jamrah Aqabah pada 10 Zulhijah, maka jemaah haji harus langsung
melontar jamrah ketika telah tiba di Mina.
16. Sanksi denda hukuman (dam) bagi jemaah
yang tidak melontar jamrah.
a. Tidak melontar jamrah Aqabah 10 Zulhijah,
terkena denda menyembelih seekor kambing.
b. Tidak melontar jamrah pada hari Tasyrik
11, 12, dan 13 Zulhijah.
1) Tidak melontar jamrah 1 kali lontaran (1 hari/1
jamrah/1 batu), terkena denda memberikan makanan pokok sebesar 1 mud (3/4 kg)
2) Tidak melontar jamrah 2 kali lontaran,
terkena denda memberikan makanan pokok sebesar 2 mud (1,5 kg)
3) Tidak melontar jamrah 3 kali lontaran lebih,
terkena denda terkena menyembelih seekor
kambing.
4) Tidak melontar jamrah pada semua hari
Tasyrik, terkena denda menyembelih seekor kambing.
Daftar Pustaka
1. Rasjid, Sulaiman. Fikih Islam (Hukum
Fikih Lengkap). Penerbit Sinar Baru
Algensindo, cetakan ke-80, Bandung, 2017.
2. Tuntunan Manasik Haji dan Umrah, 2018,
Departemen Agama RI
3. Doa an Zikir Manasik Haji dan Umrah,
2018, Departemen Agama RI
4. Doa-Doa Pilihan Manasik Haji dan Umrah,
2018, Departemen Agama RI
5. Haji, Umrah, dan Ziarah, 1425 H, Dicetak
dan diterbitkan oleh Kerajaan Arab Saudi.
6. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital
Qur’an Ver 3.
7. Tafsirq.com online Daftar Pustaka
Keterangan gambar
1. Jamarat






















0 comments:
Post a Comment