Sunday, September 30, 2018

1064. JAMARAT


PENGERTIAN JAMRAH
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.


      Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang pengertian jamrah menurut agama Islam?” Berikut ini penjelasannya.
1.    Kata “jamrah” (menurut KBBI V) dapat diartikan “batu kecil”, “kerikil”, “kumpulan batu kecil”, atau “tugu di Mina yang menjadi sasaran lemparan batu (dalam ibadah haji) sebagai simbol tempat melempar setan yang menggoda Nabi Ibrahim, Nabi Ismail dan Siti Hajar ketika Nabi Ibrahim melaksanakan perintah Allah untuk menyembelih Nabi Ismail sebagai ujian ketaatan kepada Allah”.
2.    Melontar jamrah adalah melontar marma (tempat melontar) dengan batu kerikil pada hari Idul Adha (hari Nahr/hari raya Kurban) 10 Zulhijah dan tiga hari Tasyrik yaitu 11, 12, dan 13 Zulhijah.
3.    Jamrah Ula (jamrah sugra) adalah jamrah yang pertama (pada bekas tempat godaan setan yang terkecil).
4.    Jamrah Wusta adalah jamrah pertengahan (yang kedua) di antara jamrah ula dan aqabah.
5.    Jamrah Aqabah adalah jamrah yang ketiga (pada bekas tempat godaan setan yang terbesar).
6.    Pada hari raya Idul Adha (hari Nahr/hari raya Kurban) tanggal 10 Zulhijah.
a.    jemaah haji hanya langsung melontar jamrah Aqabah (tugu ke-3) saja, tanpa melontar jamrah Ula (tugu ke-1) dan tanpa jamrah Wusta (tugu ke-2).
b.    Pukul 24.00 sampai 05.00 WAS (Waktu Arab Saudi) melontar jamrah Aqabah yang dianjurkan untuk jemaah haji Indonesia.
c.    Pukul 05.00 sampai 12.00 WAS adalah melontar jamrah Aqabah yang afdal (terbaik), tetapi jemaah haji Indonesia tidak disarankan melontar pada jam ini karena sangat padat dan berisiko tinggi.
d.    Pukul 12.00 sampai 18.00 WAS (Waktu Arab Saudi) melontar jamrah Aqabah yang dianjurkan untuk jemaah haji Indonesia.
e.    Setelah pukul 24.00 WAS pada 10 Zulhijah sampai Subuh 14 Zulhijah adalah waktu yang dibolehkan untuk melontar jamrah Aqabah.

7.    Melontar jamrah pada hari tasyrik 11, 12, dan 13 Zulhijah.
a.    Tanggal 11 Zulhijah.
1)    melontar secara berurutan jamrah Ula (tugu ke-1), Wusta (tugu ke-2), dan Aqabah (tugu ke-3) dengan melontarkan batu kerikil masing-masing sebanyak 7 kali dilontarkan satu persatu.
b.    Tanggal 12 Zulhijah.
1)    melontar secara berurutan jamrah Ula (tugu ke-1), Wusta (tugu ke-2), dan Aqabah (tugu ke-3) dengan melontarkan batu kerikil masing-masing sebanyak 7 kali dilontarkan satu persatu.
2)    Bagi jemaah yang nafar awal, sebelum Magrib berpindah dari Mina ke Mekah.


c.    Tanggal 13 Zulhijah.
1)    melontar secara berurutan jamrah ula (tugu ke-1), wusta (tugu ke-2), dan aqabah (tugu ke-3) dengan melontarkan batu kerikil masing-masing sebanyak 7 kali dilontarkan satu persatu.
2)    Bagi jemaah yang nafar sani, sebelum Magrib berpindah dari Mina ke Mekah.
8.    Jika 7 batu kerikil dilontarkan sekaligus, maka dianggap 1 kali lontaran.
9.    Melontar jamrah harus tertib, yaitu jamrah Ula, Wusta, dan Aqabah, jika tidak berurutan harus diulang mulai awal.

10. Melontar jamrah harus dengan batu kerikil sebesar kelereng, dilarang melontar jamrah dengan yang lain misalnya sandal, botol, kayu, atau lainnya.

11. Melontar jamarah harus dikerjakan sendiri, kecuali sakit atau kesulitan yang berat boleh diwakilkan kepada orang lain.

12. Cara mewakili melontar jamrah untuk orang lain adalah dengan melontar jamrah untuk dirinya sendiri, baru melontar jamrah untuk orang yang diwakili di lokasi yang sama.

13. Melontar jamrah boleh ditunda dengan alasan yang dapat dibenarkan, misalnya sebagai petugas, sakit, atau alasan sah lainnya.

14. Cara melontar jamrah yang tertunda.
a.    melontar jamrah Ula (tugu ke-1), Wusta (tugu ke-2), dan Aqabah (tugu ke-3) pada hari pertama.
b.    melontar jamrah Ula (tugu ke-1), Wusta (tugu ke-2), dan Aqabah (tugu ke-3) pada hari kedua.
c.    melontar jamrah Ula (tugu ke-2), Wusta (tugu ke-2), dan Aqabah (tugu ke-3) pada hari ketiga.

15. Jika karena sesuatu hal, jemaah haji tidak dapat melontar jamrah Aqabah pada 10 Zulhijah, maka jemaah haji harus langsung melontar jamrah ketika telah tiba di Mina.
16. Sanksi denda hukuman (dam) bagi jemaah yang tidak melontar jamrah.
a.    Tidak melontar jamrah Aqabah 10 Zulhijah, terkena denda menyembelih seekor kambing.
b.    Tidak melontar jamrah pada hari Tasyrik 11, 12, dan 13 Zulhijah.
1)    Tidak melontar jamrah 1 kali lontaran (1 hari/1 jamrah/1 batu), terkena denda memberikan makanan pokok sebesar 1 mud (3/4 kg)
2)    Tidak melontar jamrah 2 kali lontaran, terkena denda memberikan makanan pokok sebesar 2 mud (1,5 kg)
3)    Tidak melontar jamrah 3 kali lontaran lebih, terkena denda terkena  menyembelih seekor kambing.
4)    Tidak melontar jamrah pada semua hari Tasyrik, terkena denda menyembelih seekor kambing.

Daftar Pustaka
1.    Rasjid, Sulaiman. Fikih Islam (Hukum Fikih Lengkap).  Penerbit Sinar Baru Algensindo, cetakan ke-80, Bandung, 2017.
2.    Tuntunan Manasik Haji dan Umrah, 2018, Departemen Agama RI
3.    Doa an Zikir Manasik Haji dan Umrah, 2018, Departemen Agama RI
4.    Doa-Doa Pilihan Manasik Haji dan Umrah, 2018, Departemen Agama RI
5.    Haji, Umrah, dan Ziarah, 1425 H, Dicetak dan diterbitkan oleh Kerajaan Arab Saudi.
6.    Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.
7.    Tafsirq.com online Daftar Pustaka
Keterangan gambar
1.    Jamarat



0 comments:

Post a Comment