MENDEKAT KEPADA ALLAH
Oleh:
Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan
tentang puasa adalah cara mendekatkan diri kepada Allah?” Profesor Quraish
Shihab menjelaskannya.
1. Ketika
Nabi Adam dan istrinya (Hawa) masih di surga, Allah memperingatkan kepada mereka
berdua,”Jangan mendekati pohon ini, karena apabila engkau mendekatinya, maka kalian
berdua termasuk orang-orang yang zalim”.
2. Al-Quran
surah Al-A’raf (surah ke-7) ayat 19.
وَيَا آدَمُ اسْكُنْ أَنْتَ وَزَوْجُكَ
الْجَنَّةَ فَكُلَا مِنْ حَيْثُ شِئْتُمَا وَلَا تَقْرَبَا هَٰذِهِ الشَّجَرَةَ
فَتَكُونَا مِنَ الظَّالِمِينَ
(Dan Allah berfirman),”Hai Adam
bertempat tinggallah kamu dan istrimu di surga serta makanlah olehmu berdua
(buah-buahan) di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu berdua mendekati
pohon ini, lalu menjadilah kamu berdua termasuk orang-orang yang zalim.
3. Al-Quran
surah Al-A’raf (surah ke-7) ayat 22.
فَدَلَّاهُمَا بِغُرُورٍ ۚ
فَلَمَّا ذَاقَا الشَّجَرَةَ بَدَتْ لَهُمَا سَوْآتُهُمَا وَطَفِقَا يَخْصِفَانِ
عَلَيْهِمَا مِنْ وَرَقِ الْجَنَّةِ ۖ وَنَادَاهُمَا رَبُّهُمَا أَلَمْ
أَنْهَكُمَا عَنْ تِلْكُمَا الشَّجَرَةِ وَأَقُلْ لَكُمَا إِنَّ الشَّيْطَانَ
لَكُمَا عَدُوٌّ مُبِينٌ
Maka
setan membujuk keduanya (untuk memakan buah itu) dengan tipu daya. Tatkala
keduanya telah merasakan buah kayu itu, nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya,
dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun surga. Kemudian Tuhan mereka
menyeru mereka,”Bukankah Aku telah melarangmu berdua dari pohon kayu itu dan
Aku katakan kepadamu,”Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi
kamu berdua?
4. Kalimat dalam Al-Quran surah Al-A’raf, surah ke-7
ayat 19.
a. Janganlah
kamu berdua mendekati POHON INI.
Memberikan kesan “kedekatan” Allah kepada
Adam dan istrinya ketika masih di surga.
b. Tetapi
begitu mereka berdua makan “pohon terlarang”.
Al-Quran surah Al-A’raf (surah ke-7) ayat
22 menceriterakan bahwa Allah “menyeru” (memberikan kesan berjauhan) keduanya
dan berfirman,”Bukankah Aku telah melarangmu berdua untuk mendekati POHON ITU?
5. Ayat
berikutnya yaitu Al-Quran surah Al-A’raf (surah ke-7) ayat 22.
a. Memberikan
isyarat bahwa posisi Nabi Adam dan istrinya “berjauhan” dengan Allah.
b. Sehingga
Allah harus menyerunya, dalam arti memanggil dengan suara nyaring dan harus
pula menunjuk ke pohon dengan kata “ITU”.
6. Orang
yang beragama adalah upaya mendekatkan diri sebagai manusia kembali (taqarrub)
kepada Allah.
7. Betapapun
sikap manusia selama hidup di dunia, manusia pasti akan menghadap kepada Allah
untuk mempertanggungjawabkan segala perbuatannya.
8. Al-Quran
surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 186.
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي
عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ ۖ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ ۖ
فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
Dan
apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah),
bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa
apabila dia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala
perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada
dalam kebenaran.
9. Al-Quran
menegaskan di celah-celah penjelasan tentang puasa.
a. Apabila
hamba Allah bertanya tentang Allah, maka (jawablah) bahwasanya Allah adalah dekat.
b. Yang
memberikan isyarat bahwa berpuasa, dalam arti mengendalikan nafsu, adalah cara
mendekatkan diri kepada Allah.
10. Para
ulama menjelaskan bahwa bawa nafsu bagaikan sebuah gunung yang tinggi dan besar
yang merintangi perjalanan menuju Allah yang harus dilewati, dan terdapat beberapa lereng yang curam, belukar yang
lebat, banyak duri dan perampok yang menghambat para musafir.
11. Di
balik belukar terdapat iblis yang selalu merayu atau menakut-nakuti agar si musafir
kembali dan tidak meneruskan perjalanannya, bertambah tinggi gunung yang didaki,
semakin hebat rayuan dan ancaman.
12. Diperlukan
tekad dan semangat yang bulat dalam menghadapi segala macam gangguan dan godaan.
13. Jika
perjalanan tetap dilanjutkan, maka sebentar lagi akan nampak cahaya benderang.
Daftar
Pustaka
1. Shihab,
M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
2. Shihab,
M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan
Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3. Shihab,
M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4. Al-Quran
Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com
online
0 comments:
Post a Comment